NovelToon NovelToon
Suatu Hari Di Tahun 2018

Suatu Hari Di Tahun 2018

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:756
Nilai: 5
Nama Author: Gregorius Tono Handoyo

Alisa, harusnya kita tidak bertemu lagi. Sudah seharusnya kau senang dengan hidupmu sekarang. Sudah seharusnya pula aku menikmati apa saja yang telah kuperjuangkan sendiri. Namun, takdir berkata lain. Aku juga tidak mengerti apa mau Tuhan kembali mempertemukan aku denganmu. Tiba-tiba saja, seolah semua sudah menjadi jalan dari Tuhan. Kau datang ke kota tempat aku melarikan diri dua tahun lalu. Katamu,

ini hanya urusan pekerjaan. Setelah kau tamat, kau tidak betah bekerja di kotamu. Menurutmu, orang-orang di kotamu masih belum bisa terbuka dengan perubahan. Dan seperti dahulu, kau benci akan prinsip itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gregorius Tono Handoyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cerita Dari Rea

Aku suka segala yang ia ceritakan. Bagiku, itu keajaiban. Bertemu dengannya memang tak pernah kuduga. Malam itu, di hujan yang baru saja reda. Mata kami saling bertatapan. Dan tanpa pernah aku rencanakan, kini kami semakin dekat. Sungguh, semua di luar apa yang aku pikirkan. Malam itu ia sedang bersama kekasihnya. Aku hanya lelaki yang menatap dari kejauhan. Itulah awal mula kisah ini. Saat kedua mata kami saling memberi arti.

Satu bulan kemudian kami bertemu lagi di tempat ini. Dan, bukan pertemuan yang kebetulan. Karena sejak bertatapan dengannya malam itu. Aku selalu datang ke tempat ini setiap hari. Berharap bertemu dengannya. Di hari ke-33 inilah aku bertemu dengannya. Dia datang sendiri. Tidak dengan kekasih yang bersamanya malam itu.

"Hai..." Sejujurnya, waktu sebulan tidak pernah mampu menghilangkan gugup itu.

Dia tersenyum, seolah mempersilakan aku untuk segera pindah ke meja tempat ia duduk. Dengan segenap keberanian yang kumunculkan dari dalam diriku. Aku mendekat kepadanya. Membawa buku- buku dan tas yang terletak di atas meja. Dia tersenyum. Seolah berkata, silakan duduk.

Setelah basa-basi, aku duduk di meja nomor 7 itu. Untuk beberapa waktu, hanya ada hening panjang. Aku kehabisan kata-kata. Kalimat yang kusiapkan sebulan belakangan sama sekali tidak kutemukan lagi di kepalaku. Menghilang entah ke mana.

"Aku Rea," ucapnya. Dia membuka kacamatanya.

Aneh memang, hampir lima belas menit, aku tidak

mengatakan apa pun. Bahkan untuk memperkenalkan

nama saja tidak.

"Aku Randi," jawabku singkat.

Tak banyak cerita malam itu. Selain aku tahu

namanya. Dan, dia datang ke tempat ini sendirian. Dia

memang tidak berbagi banyak hal. Mungkin karena

kami memang baru saling mengenal. Beberapa orang

memang tidak suka membicarakan dirinya terlalu

banyak kepada seseorang yang masih asing baginya.

Malam ini aku pulang ke rumah ibu. Sejak ayah memilih pergi dengan perempuan lain. Ibu memilih sendiri-tidak mencintai lelaki lain lagi.

Aku pernah bertanya kepada ibu. Kenapa ibu tidak mau membuka hati? Sejujurnya, aku juga marah kepada ayah, meski tetap saja cinta kepadanya tidak bisa hilang. Lelaki kebanggaan keluarga kami itu, pergi dengan perempuan yang ia temui di jalan. Kata ibu, ayah lebih memilih perempuan itu karena menurut ayahku, perempuan itu lebih membutuhkannya.

Ibuku sedih tetapi ia tidak pernah bisa menahan seseorang yang tidak ingin bertahan. Ayah pergi sewaktu aku masih berusia dua tahun. Sampai sekarang, aku tidak betul-betul mengenali wajah ayahku. Tidak ada foto di rumah kami. Waktu aku masih kecil, belum mudah untuk ber-selfie ria seperti saat sekarang. Aku hanya mendengar cerita dari ibuku yang sedih.

"Ayahmu, lelaki baik. Kalimat itu yang tidak pernah bisa kumengerti dari ibu. Mengapa dia masih saja dengan tulus mengatakan ayah lelaki baik. Sedangkan jelas sudah lelaki itu meninggalkannya dengan aku yang masih terlalu kecil. Bukankah kejahatan lelaki adalah menelantarkan anak istrinya dengan sengaja? Dan semua orang tahu, ayahku sengaja meninggalkan aku dan ibu hanya untuk membela perempuan lain.

"Ayahmu tidak punya pilihan. Perempuan itu membutuhkannya melebihi ibu. Itulah sebabnya ibu harus melepaskannya. Sebab, saat itu ibu belum mampu tinggal serumah dengan perempuan lain yang menjadi istri ayahmu. Dan, ayahmu tidak bisa memilih ibu. la hanya punya pilihan tetap bersama ibu, sekaligus bersama perempuan itu, atau tetap bersama perempuan itu tanpa kita. Ibu akhirnya memilih pilihan kedua.

1
Akun Kedua
ini sudut pandang orang berapa kak, maksudnya povnya? 1, 2, 3? soalnya agak aneh pas baca dialog irvan sama alisa.. deskripsinya agak sedikit diperbaki lagi kak, soalnya baca deskripsinya serasa baca surat hehe.. tapi untuk cerita udah bagus, 😊👍 plotnya juga dibuat dengan matang 😊👍
Akun Kedua: sama2 kak 😉
IJ: siap kakak terimakasih banyak🙏😚
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!