NovelToon NovelToon
Antara Benar Dan Salah

Antara Benar Dan Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Debi Andriansah

Debi menuruni jalan setapak yang menuju rumahnya dengan langkah cepat. Matahari mulai tenggelam, memberi warna keemasan di langit dan menyinari tubuhnya yang lelah setelah perjalanan panjang dari Sarolangun. Hawa desa yang sejuk dan tenang membuatnya merasa sedikit lebih ringan, meskipun hatinya terasa berat. Liburan semester ini adalah kesempatan pertama baginya untuk pulang, dan meskipun ia merindukan rumah, ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan setiap kali memikirkan Ovil.

Debi sudah cukup lama tinggal di Sarolangun, bersekolah di sana sejak awal tahun ajaran baru. Sekolah di kota jauh berbeda dengan kehidupan di desa yang sudah dikenalnya. Di desa, segalanya terasa lebih sederhana. Namun, setelah dua tahun menjalani kehidupan kota, ia merasa bahwa dirinya sudah mulai terbiasa dengan keramaian dan rutinitas yang cepat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Debi Andriansah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menghadapi rintangan

Seminggu setelah percakapan dengan Kapit, hubungan Debi dan Ovil tampak semakin teruji. Banyak hal yang mengganggu pikiran mereka, mulai dari tekanan teman-teman sekolah hingga keraguan yang datang dari dalam diri masing-masing. Namun, di tengah segala tantangan, mereka berusaha keras untuk menjaga cinta yang telah mereka perjuangkan.

Pagi itu, Debi terlihat terburu-buru menuju sekolah. Ia merasa cemas, karena hari itu adalah hari dimana mereka harus bertemu dengan guru pembimbing untuk membahas kelulusan. Namun, di tengah perjalanan, ia merasa ada sesuatu yang aneh. Ovil, yang biasanya menunggu di gerbang sekolah, tidak terlihat seperti biasanya. Debi memutuskan untuk mencari Ovil di tempat yang biasa mereka habiskan waktu bersama.

Sesampainya di sana, Debi mendapati Ovil sedang duduk sendiri, dengan wajah yang tampak tegang. Debi menghampirinya, merasa cemas melihat Ovil dalam keadaan seperti itu.

“Ovil, ada apa? Kenapa kamu kelihatan cemas?” tanya Debi dengan lembut.

Ovil menoleh dan memaksakan senyum. “Ah, nggak apa-apa. Cuma ada beberapa hal yang aku pikirkan. Lagi sibuk mikirin masa depan, gitu.”

Debi duduk di samping Ovil, mengangkat alisnya. “Masa depan? Maksudmu apa? Apa yang kamu khawatirkan?”

Ovil terdiam sejenak, menarik napas panjang. “Aku cuma takut, Debi. Aku takut aku nggak bisa memberikan yang terbaik untuk kamu. Kita masih muda, dan banyak hal yang belum kita ketahui. Apa kamu yakin hubungan kita bisa bertahan?”

Mendengar itu, hati Debi terasa teriris. Ia tahu Ovil memiliki banyak kekhawatiran, dan ia tidak ingin Ovil merasa sendirian dalam menghadapi masa depan mereka. “Ovil, aku tahu kita belum sempurna, tapi aku yakin kita bisa. Kita bisa menghadapi semuanya bersama. Aku nggak peduli seberapa banyak rintangan yang ada. Aku ingin berada di sisi kamu.”

Ovil menatap Debi dalam diam. Ia merasa bersyukur memiliki seseorang seperti Debi yang selalu memberinya dukungan. Namun, keraguan itu tetap menggerogoti hatinya. “Tapi, Debi, aku nggak ingin kalau kita harus terpisah karena hal-hal yang tak terduga. Kamu berhak mendapatkan yang terbaik, dan aku takut aku nggak bisa memberimu itu.”

Debi menggenggam tangan Ovil dengan lembut. “Ovil, jangan berpikir begitu. Aku memilih kamu, karena aku percaya padamu. Kamu lebih dari cukup untuk aku.”

Ovil hanya bisa menunduk, merasa lega dan terharu dengan kata-kata Debi. Ia tahu bahwa cinta mereka bukan tanpa ujian, tetapi ia juga tahu bahwa dengan Debi di sisinya, ia akan berusaha untuk melewati setiap rintangan yang ada.

Beberapa hari kemudian, Ovil mendapat kabar dari orang tuanya di Bukit Berantai. Ada beberapa masalah yang harus segera diselesaikan di rumah, dan Ovil terpaksa harus pulang lebih cepat dari yang direncanakan. Hal ini membuat Debi merasa cemas. Mereka baru saja memulai hubungan mereka, dan Ovil harus pergi untuk waktu yang tidak bisa dipastikan.

“Ovil, jadi kamu harus pulang sekarang?” tanya Debi dengan suara penuh kekhawatiran.

Ovil mengangguk, tampak ragu-ragu. “Iya, Debi. Aku nggak punya pilihan. Ada masalah di rumah yang harus aku tangani. Tapi aku janji, ini hanya sementara. Aku akan kembali secepatnya.”

Debi merasa kecewa, tetapi ia tahu bahwa ini adalah keputusan yang harus diterima. “Aku akan menunggumu, Ovil. Tapi aku harap kamu tetap hati-hati dan jangan lupa kabarin aku, ya.”

Ovil tersenyum tipis dan meraih tangan Debi. “Aku nggak akan lupa. Terima kasih sudah mengerti.”

Sejak Ovil pergi, Debi merasa kesepian. Walaupun mereka sudah berpacaran, jarak membuatnya merasakan kekosongan yang dalam. Ia mencoba untuk tetap sibuk dengan kegiatan sekolah dan teman-temannya, tetapi pikirannya selalu terfokus pada Ovil. Ia khawatir tentang masa depan mereka dan apa yang akan terjadi setelah semua rintangan ini.

Namun, suatu malam, saat Debi sedang duduk sendirian di kamar, ia menerima pesan singkat dari Ovil.

Ovil: “Debi, aku ingin kamu tahu, walaupun kita terpisah jarak, aku akan selalu berusaha untuk menjaga hubungan ini. Aku nggak akan menyerah. Aku percaya kita bisa melewati semua ini bersama. Aku akan kembali secepatnya, dan kita akan menghadapi semua rintangan itu bersama.”

Pesan itu membuat hati Debi lega. Meskipun ada jarak yang memisahkan mereka, kata-kata Ovil memberikan kekuatan baru bagi Debi untuk terus berjuang. Ia tahu bahwa cinta mereka lebih kuat dari sekadar rintangan yang ada.

Keesokan harinya, Debi bertemu dengan Kapit. Seperti biasa, Kapit selalu ada untuk memberi dukungan, terutama di saat-saat sulit seperti ini.

“Kamu baik-baik saja, Debi?” tanya Kapit, melihat wajah Debi yang tampak cemas.

Debi tersenyum kecil, meski hatinya masih terasa berat. “Aku cuma kangen sama Ovil. Tapi aku tahu dia akan kembali. Aku harus tetap sabar.”

Kapit mengangguk. “Aku paham. Terkadang, sabar adalah hal yang paling sulit dilakukan, kan?”

Debi mengangguk setuju. “Iya, benar. Tapi aku yakin hubungan ini akan kuat, asalkan kita saling percaya dan tidak menyerah.”

Setelah berbicara dengan Kapit, Debi merasa sedikit lebih tenang. Ia tahu bahwa meskipun ada banyak ketidakpastian, ia tidak sendirian dalam perjuangan ini. Ovil dan dirinya masih memiliki impian yang sama, dan mereka berdua bertekad untuk tetap bertahan satu sama lain, tidak peduli seberapa besar rintangan yang harus mereka hadapi.

---

Bab ini melanjutkan perjalanan Debi dan Ovil, menghadirkan berbagai rintangan yang harus mereka hadapi dalam hubungan mereka. Namun, meski ada ketidakpastian dan kesulitan, cinta mereka tetap menjadi kekuatan yang mendasari setiap langkah yang mereka ambil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!