Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aulia Minggat
Mampir di karya terbarunya Author ya!!
Jangan lupa kasih Like, Vote n Komen juga😍😍..
Lanjut***
Aulia menatap kearah sekeliling nya terlihat sudah sangat jauh untuk pulang ke rumah orang tuanya dan juga kembali ke Cafe nya Abizar,kalau tahu begini jadinya lebih baik tadi dirinya tidak usah merespons kedatangan Bagas di tempatnya Abizar karena belum tentu dirinya menjadi gembel seperti ini.
"Kenapa tadi aku pakai kegiatan ikut dia segala ya akhir-akhirnya aku diturunkan seperti seorang wanita penjaja diri di jalanan, dan sudah begitu dengan tidak tahu malunya dia pergi begitu saja meninggalkanku? "gumam Aulia kesal tetapi intinya yang pasti saat ini tidak ada sedikitpun di dalam benaknya untuk kembali ke rumah ataupun bertemu dengan orang-orang yang ia kenal.
"Baiklah Tuan yang terhormat karena kamu sudah mempermainkanku sekarang giliran aku yang bakalan mempermainkan kamu, Siapa suruh mau cari perkara dengan Aulia permata Nanti kena batunya baru kamu bakalan gigit jari kamu tuh sampai putus!" Sungut Aulia dan kebetulan entah mungkin rezeki wanita itu agar tidak lama perjalanan kaki sebab tepat di belakangnya saat ini berdiri megah sebuah hotel yang dirinya taksir mungkin bintang 3 atau bintang 4 begitu sebab dengan begitu akhirnya tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam.
Percayalah Aulia sebenarnya juga berat ketika memutuskan untuk menginap di hotel itu karena ia bukan orang kaya yang punya banyak uang, padahal dirinya merupakan istri dari seorang pengusaha kaya yang bisa dibilang penghasilannya per detik itu bukan kaleng-kaleng tetapi tetap saja Aulia merasa bahwa itu bukan merupakan haknya.
Sebab buktinya Sudah beberapa lama mereka menikah dirinya tidak pernah meminta nafkah kepada suaminya itu sebab menurutnya Bagas itu bukan anak kecil jadi Segala sesuatu harus diperingatkan, buktinya ketika meminta nafkah batin pria itu tidak perlu harus diberi kode pasti bakalan langsung main tancap gas tanpa mempedulikan keadaan ataupun keinginannya.
"Permisi mbak, ada yang bisa dibantu?"tanya resepsionis yang bertugas di situ.
"Saya mau pesan kamar biar single bed terus biasa saja tidak perlu harusnya mewah yang penting Intinya bisa tidur, kemudian tidak ingin juga perawatan yang banyak-banyak yang penting Intinya saya ingin beristirahat saat ini juga!"jelas Aulia membuat resepsionis itu hanya bisa menggelengkan kepalanya padahal tanpa Aulia Katakan cukup memberikan satu rincian keinginan wanita itu mereka pasti sudah paham.
"Kalau boleh saya minta identitas pengenal Anda agar kami bisa mengisi data diri tentang pengunjung kamu! "ujar resepsionis tersebut menjelaskan segala sesuatu prosedur yang harus dilewati oleh Aulia.
"kenapa mau tidur saja ttb-nya harus banyak sih? Ya sudah ini nanti kalau sudah selesai tolong kembalikan kepada saya dan juga tolong cepat ya, nanti saya bakalan duduk tunggu di situ soalnya saya benar-benar pengen istirahat saat ini!"perintah Aulia yang merasa kesal ketika segala macam prosedur di tempat umum itu selalu saja ribetnya minta ampun padahal dirinya bayar coba saja perlu gratis pasti bakalan kepala pusing.
Resepsionis tersebut tercengang ketika melihat identitas yang diberikan oleh Aulia kepadanya saat ini sebab menurutnya nama yang tertera di situ sangat tidak asing selama beberapa hari ini, karena pemilik hotel ini sudah memperkenalkan nama yang sama seperti yang tengah ia lihat saat ini bahwa wanita tersebut merupakan istri dari pemilik perusahaan tersebut hanya saja perbedaannya orangnya tidak mereka lihat secara langsung.
"Waduh ini bukankah nama yang sama dengan istrinya pak bos? Jangan-jangan memang Beneran dia kalau seperti begini artinya aku harus memberikan dia layanan presidential room, soalnya nanti kalau ketahuan Pak Bagas karena tidak melayani istrinya dengan baik maka panjang urusannya nanti!"batin petugas resepsionis itu sebab tidak mungkin dirinya berkata langsung kepada Aulia karena dari dengar nada bicaranya saja wanita itu ketusnya minta ampun..
"silakan Ibu ikut saya! maaf jika tadi ibu menunggu terlalu lama soalnya saya harus mengecek kamar yang kosong, untuk itu Sekali lagi saya mohon maaf Tolong jangan mengadukan saya kepada bos!"ujar wanita itu membuat Aulia mengerutkan keningnya karena merasa heran sebab majikan wanita itu saja Ia tidak kenal Kenapa harus merasa was-was seperti begitu.
"tadi saya datang pertama kamu panggil saya Mbak, terus beberapa menit kemudian kamu menggantikan panggilan dengan ibu! Lalu setelah itu kamu menyangkut pautkan pekerjaan kamu dengan majikan kamu yang jelas-jelas saya tidak kenal, tetapi sepertinya saya maklum soalnya hotel bintang 3 seperti begini kan Yah karyawannya juga pasti bakalan seperti begini! "ujar Aulia tanpa beban sedikitpun membuat wanita yang berjalan di sampingnya memakai rok span dengan hak tinggi itu menatap heran ke arah Aulia.
Bagaimana tidak hotel yang berdiri megah dengan beberapa lantai serta terlihat gedung yang menjulang tinggi dan mewah seperti begini malah dikatakan hotelnya berbintang 3, Apa mungkin wanita seperti Aulia ini tidak pernah masuk Hotel jadi tidak bisa membedakan yang mana yang merupakan kelas atas dan juga yang mana untuk tempat menginap menengah ke bawah ataupun kelas bawah.
hanya saja tidak mungkin dirinya membantah perkataan Aulia karena biar bagaimanapun dari dulu sampai sekarang Sultan itu auto benar sedangkan kita hanya remahan rengginang mah bisa apa, yang ada cuma mingkem doang terus duduk di pojokan sambil pegang cemilan yang harga 5000-an temannya sama teh manis.
"nah ini Kebetulan kamar anda sudah disiapkan segala keperluan tinggal anda nikmati saja, kalau ada apa-apa tinggal tekan teleponnya saja untuk menghubungi kami karena kami satu kali 24 jam siap melayani anda!"penjelasan wanita itu membuat Aulia tambah kebingungan karena tadi setahunya Saat ia datang ke situ inginnya hanya tempat menginap yang biasa saja tidak ribet dan juga tidak mahal karena yang ia perlukan hanya tidur semalam doang.
"kamu jangan sampai rubah tempat yang saya minta dengan keinginan kamu hanya karena ingin memeras kantong saya, karena tadi saya sudah ngomong kan kalau yang saya inginkan itu tempat yang tidak ribet tetapi nyaman dan juga tidak diganggu oleh siapapun? "ujar Aulia yang masih berusaha tetap sabar.
"Oh sepertinya Nyonya memang belum tahu kalau ini merupakan miliknya Tuan Bagas karena dia dari tadi itu rasa-rasanya ingin seperti orang rakyat jelata, kalau aku membiarkan saja sesuai dengan kemauannya Nanti kalau Pak Bagas tiba-tiba datang ke sini bisa mampus! Lebih baik aku harus cari alasan yang paling bagus agar Mungkin dia tidak marah-marah lagi seperti begini, soalnya meladeni saja membuat aku sudah tidak mampu apa lagi kalau mendengar kata-katanya yang pedas itu! "gumam resepsionis tersebut dalam hati.
"Oh kebetulan kamar ini lagi di diskon dan orang dengan nomor undian tertentu bakalan bisa menikmati hal itu, dan kebetulan Nyonya merupakan orang yang ke-100 datang ke sini dan pas kena undian makanya Anda berhak mendapatkan fasilitas itu! "jelas wanita itu membuat Aulia sudah siap-siap mengepalkan tangannya karena menahan emosi.
"Kamu ini sudah tiga kali memanggil saya dengan sebutan yang berbeda-beda seolah saya sedang meng-cosplay tubuh saya sendiri sewaktu-waktu, ingat ya Sekali lagi kamu rubah cara panggilan kamu kepada saya jangan menyesal kalau kamu saya tuntut atas namanya pencemaran nama baik!"setelah mengatakan hal itu Aulia pun langsung membuka pintu hotel yang katanya disiapkan untuk dirinya dan menutupnya kembali membuat resepsionis tersebut hanya bisa mengusap dadanya perlahan.
"lagi usaha sabar ternyata cobaannya ada-ada saja ternyata istri bos yang lain ini sangat galak, tetapi kenapa saya merasa nyaman dengan dia ya tidak seperti bersama Nyonya Davina dan juga Nyonya Safira? Meskipun orangnya itu cuek dan juga rada galak Tetapi dia tidak pernah meminta yang aneh-aneh Bahkan terkesan sederhana permintaannya, aku bakalan jadi fans Nomor duanya setelah Dimas yang sudah diklaim author sebagai fans nomor satunya Aulia!"ujar wanita itu lalu pergi.
Percayalah Aulia saat ini berada dalam posisi yang serba salah ingin duduk dan juga tidur di atas tempat tidur yang ekstra besar itu tetapi dirinya sedikit waspada, Bagaimana jangan sampai resepsionis itu hanya ingin mencobanya kalau sampai dirinya tidur dan saat mereka menagih kamar pasti dirinya harus bayar karena sudah tertidur.
jika dirinya hanya berdiri saja numpang adem ya pasti bakalan lebih diperhitungkan hanya menurutnya itu merupakan perilaku seseorang yang bodoh karena menolak kenikmatan yang diberikan, begitulah sikap manusia mau maju takut salah mau mundur takut kepentok ya akhirnya berdiri manyun di tempat saja.
"kamar ini tuh keren banget kayak di drama Korea yang biasa aku nonton saat Oppa Ji Chang Wook lagi beraksi itu loh, tetapi ini itu Indonesia tidak ada yang ngedrama seperti begitu Jadi kalau aku malas tahu dengan semua ini Sayang dong sudah dikasih secara cuma-cuma! "Aulia benar-benar di posisi yang membingungkan dan hari ini dirinya juga sedang tidak menyiapkan mental Baja untuk menghadapi orang-orang di sekitarnya ketika siapa saja bakalan membullynya.
Bagas di kantornya hari ini begitu uring-uringan sebab pria itu merasa cemas memikirkan Aulia Apakah wanita itu bisa selamat pulang sampai di rumah dan apakah punya ongkos taksi, atau lebih parahnya lagi wanita itu malah kembali bertemu dengan temannya itu bukan pergi ke rumah orang tuanya.
Percayalah berkas di hadapannya yang setumpuknya sudah seperti mount Everest tidak dipedulikannya sama sekali bahkan mungkin dikiranya itu seorang putri duyung lagi ngesot, sama saja dirinya jika memaksakan kehendak untuk memeriksa berkas tersebut jika yang ia tulis hanya nama Aulia saja yang ada nanti semua dewan direksi yang menerima berkas darinya itu bakalan pecah otak sampai bengkok karena tidak paham dengan isi dari berkas tersebut.
"Ah kenapa tadi aku tinggalkan dia sendirian di tengah jalan seperti begitu, jika nanti akhirnya aku yang bakalan kebingungan sendiri seperti ini? terus dia sekarang ada di mana Aku juga tidak mungkin dong Kembali ke tempat itu untuk memastikan keberadaannya, mau meneleponnya juga nomornya tidak ada dasar suami Seperti apa Aku ingin sampai nomor istri sendiri pun tidak punya!"Bagas kini malah menyalahkan diri sendiri.
mungkin saat ini bintang sedang muncul di kepalanya sehingga pria itu akhirnya punya ide Kenapa tidak menghubungi orang rumah untuk menanyakan keberadaan istrinya, Terus kalau memang Aulia tidak ada di rumah mereka Maka otomatis pasti wanita itu pulang ke rumah orang tuanya.
kebetulan ketika Bagas menelpon ke rumah yang mengangkatnya itu Safira pria itu sebenarnya takut Safira bakalan salah paham, hanya saja sudah kepalang tanggung dirinya menelpon Jadi untuk apa dimatikan Lagian hanya menanyakan Aulia yang jelas-jelas merupakan istrinya juga kan.
"Ya Halo dengan siapa nih?"tanya Safira dengan nada ketusnya seolah-olah hidup wanita itu tidak ada kebahagiaan sama sekali hobinya hanya marah-marah saja.
"Aulia sudah pulang ke rumah atau belum?"tanya Bagas juga yang tidak ada nada basa-basi di dalamnya sebab menurutnya kalau Safira sudah seperti begitu untuk apa dirinya harus bermanis-manis ceria.
"loh Mas Bagas nih? Kok bisa sih telepon ke rumah hanya untuk menanyakan wanita ****** itu, Kalau kayak begitu Tidak usah nelpon sekalian daripada Bikin bete saja? "sungut Safira kesal.
Bagas menghembuskan nafasnya kasar karena kewaspadaannya tadi ternyata memang benar-benar menjadi kenyataan sebab Safira malah nyolok dan memarahinya, padahal biasanya bertemu secara langsung wanita itu Mana berani melakukan semua itu kepadanya.
"Bisa tidak orang kasih pertanyaan itu dikasih jawaban bukan dikasih balik pertanyaan lagi, Memangnya Apa susahnya sih tinggal kamu menjawab satu kata ada atau tidak!"tegas Bagas yang benar-benar Jengah dengan sikap Safira yang hobi sekali memancing keributan.
"ya Habis kamunya Mas yang tidak masuk akal sama sekali! kamu tinggal hubungi dia saja kan Kalau ingin menanyakan dia sudah pulang ke rumah atau belum Dan tidak perlu pakai kegiatan lebay menelpon ke rumah segala, Memangnya semalam itu belum puas kamu sama dia Jadi sekarang harus saja mencari tahu keberadaan dia?"tanya Safira emosi.
"Kalau aku punya nomornya Ya sudah aku hubungi dan tidak perlu harus mencari tahu ke rumah lagi, kalau aku mau satu kali 24 jam selalu bersama dia itu juga bukan urusan kamu untuk memberikan hak perintah kepadaku! Jadi aku tanya sekali lagi Aulia ada di rumah atau tidak, kalau memang tidak ada Ya sudah aku bakalan menghubungi nomor lain saja tidak perlu kamu marah-marah yang tidak jelas seperti begitu? "tanya Bagas tegas dan kali ini Safira sedikit waspada karena terdengar nada bicara suaminya itu terdengar tidak main-main.
"Dia tidak ada di rumah dan aku juga tidak mau tahu dia ada di mana, terserah kamu mau bertanya di orang lain atau di siapapun aku tidak peduli!"setelah mengatakan hal itu Safira langsung mematikan telepon tersebut soalnya suaminya itu tidak pernah mengingat pikirkan dirinya setelah menikah dengan Aulia.