Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pastikan apa
Mentari menatap layar ponselnya yang menampilkan beberapa pesan dari Jhon dan juga satu pesan dari Alex.
"Alex? Untuk apa dia mengirimku pesan? Bukankah dia bilang dia akan sibuk dan tak punya waktu? Lalu kenapa dia malah mengirim pesan kepadaku?" Mentari bertanya-tanya dalam hatinya, kemudian ia membuka dan membaca pesan dari suaminya itu.
*Sayang. Kamu sedang apa? Aku sangat merindukanmu.*
Mentari seketika meledakkan tawanya saat ia membaca pesan dari suaminya itu. "Merindukanku? Bisa-bisanya dia mengirimku pesan seperti ini di saat dirinya sedang bersama selingkuhannya. Dasar brengsek!" Geram Mentari dengan satu tangan terkepal kuat. Mungkin dulu Mentari akan merasa bahagia mendapat pesan seperti itu dari Alex, tetapi sekarang, Mentari bukannya bahagia, justru ia merasa jijik.
Mentari tidak berniat untuk membalas pesan dari suaminya, kini ia mulai membaca pesan dari Jhon laki-laki yang menurutnya sangat aneh itu.
Mentari menghela nafasnya panjang, ia mulai mengetik pesan dan memberi balasan kepada Jhon dengan singkat dan padat. Setelah itu Mentari menaruh ponselnya di atas tempat tidur. Ia mulai berjalan menuju walk in closet untuk berganti pakaian.
Setelah selesai berganti pakaian, Mentari pun mulai memoles wajahnya dengan sentuhan make up natural yang biasa ia pakai. Setelah selesai, ia pun mulai merapikan rambutnya yang panjang, dan membiarkannya terurai dengan indah.
Mentari tersenyum tipis saat ia melihat dirinya yang cantik dari balik cermin, ia jadi berpikir ternyata memiliki wajah yang cantik serta body yang aduhai tidak menjamin laki-laki untuk setia. Nyatanya dirinya saja yang sudah cantik seperti Yu Lin saja di selingkuhin.
Mentari membuang nafasnya kasar, ia mulai meraih tas kecil favoritnya, lalu berjalan menuju tempat tidur untuk mengambil ponselnya. Setelah itu Mentari pun berjalan keluar dari dalam kamarnya.
Mentari berjalan melangkahkan kedua kakinya menuruni anak tangga, si bibi yang melihat majikannya sudah berpakaian rapi dan terlihat sangat cantik itu pun langsung menghampirinya.
"Non Mentari mau pergi, ya?" Tanya si bibi dengan ramah.
Mentari tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Iya, bi. Aku akan pergi sebentar. Aku ada urusan di luar." Jawab Mentari seperti biasanya lembut dan halus.
"Di antar sama pak sopir aja ya, non. Bibi takut terjadi sesuatu sama non Mentari. Nanti tuan Alex marah sama bibi karena tuan Alex menitipkan non Mentari sama bibi." Jelas si bibi membuat Mentarti tersenyum.
"Asal bibi tidak khawatir, aku nurut aja deh. Lagian aku juga lagi malas bawa mobil hari ini." Ucap Mentari membuat si bibi langsung melebarkan senyumannya. "Yasudah aku pergi dulu ya, bi." Pamitnya yang mendapat anggukkan kepala dari si bibi.
"Hati-hati ya, non."
Mentari tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, setelah itu ia pun kembali melangkahkan kedua kakinya menuju pintu depan.
***
Coffee Aya.
Jhon sudah berada di Coffe Aya. Tempat dimana ia akan bertemu dengan pujaan hatinya. Ia duduk di salah satu kursi yang berada di dekat jendela paling pojok. Sambil menunggu kedatangan sang pujaan hati, Jhon memesan secangkir kopi favoritnya dan menikmatinya dengan suasana hati yang begitu bahagia.
Sesekali Jhon melirik jam mewah yang melingkar di tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.05, tetapi Mentari belum juga tiba di cafe itu membuat sedikit gelisah. Jhon mengambil ponselnya, kemudian ia mengirimkan pesan kepada Mentari.
*Kamu dimana? Kenapa masih belum sampai juga? Jangan bilang kamu ingin mengingkari janjimu sendiri, Mentari.*
Jhon segera mengirimkan pesan itu kepada Mentari, kemudian ia menaruh kembali ponselnya di atas meja. Jhon kembali menikmati secangkir kopinya, tatapan matanya tak lepas dari jalanan cafe itu, berharap ia melihat sang pujaan hatinya. Namun sayangnya hingga beberapa menti pun Mentari tidak menunjukkan batang hidungnya atau pun membalas pesannya membuat mood baik Jhon berubah menjadi buruk.
"Mentari, kalau kamu mengingkari janjimu, aku akan pastikan.... "
"Pastikan apa?" Sela seorang perempuan cantik yang tak lain adalah Mentari membuat Jhon seketika terdiam dan langsung menoleh ke arah Mentari.
Bersambung.