NovelToon NovelToon
Tertawan Cinta Pria Pilihan

Tertawan Cinta Pria Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.

Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Meminta Maaf

Esok harinya, Rayyan beserta Mayra dan Rama mendatangi kediaman orang tuanya Rayyan. Mereka mendapatkan undangan jamuan makan siang. Sesampainya di sana, kedua lanjut usia itu menghampiri mereka.

Tio mengarahkan pandangannya ke arah Citra, tanpa suara dan hanya dengan lirikan matanya Tio memerintahkan istrinya itu agar segera meminta maaf kepada Mayra.

Citra yang enggan melakukannya, memilih menyapa keduanya dengan senyuman. "Hai, Mayra. Apa kabar?"

"Baik, Ma!" Mayra tampak terbata.

Rama sedari awal kedatangannya ke rumah nenek dan kakeknya memilih bersembunyi di balik tubuh Mayra, ia begitu ketakutan melihat sosok Citra.

"Rama, ayo cium tangan Oma dan Opa!" titah Rayyan dengan lembut memanggil putranya.

Rama menggelengkan kepalanya sebagai penolakan.

"Kenapa? Tidak apa-apa!" Tio mendekati Rama dan tersenyum ramah.

Rama semakin membekam wajahnya ditubuh ibunya.

"Sayang, kamu kenapa?" Mayra membalikkan badannya, mendongakkan dagu Rama dengan jemarinya.

"Aku takut dengan nenek itu!" Rama menunjuk ke arah Citra.

Tio dan Rayyan menoleh ke arah Citra.

"Kamu tidak perlu takut," ucap Tio dengan lembut.

"Nanti dia memarahi Mama lagi," ujar Rama.

"Tidak akan, Nak. Oma Citra sangat baik, kamu tak perlu khawatir," kata Tio merayu.

"Anak tampan, mari dengan Oma!" panggil Citra mendekat.

"Tidak mau!" tolak Rama memundurkan langkahnya.

"Tidak usah takut!" bujuk Rayyan.

"Aku tidak mau, Pa!" tegas Rama.

"Ma, Pa, sepertinya hari ini kita batal makan siang bersama. Rama belum siap bertemu dengan Mama," kata Rayyan.

"Anakmu saja yang terlalu berlebihan, Mama tidak memarahinya!" sinis Citra.

"Kami pulang, ya, Ma, Pa!" pamit Rayyan menggenggam telapak tangan putranya.

Rayyan dan keluarganya pun berlalu.

"Kamu lihat 'kan? Rama jadi trauma melihatmu, apa yang sudah kamu lakukan sehingga dia ketakutan begitu?" tanya Tio selepas anak, menantu dan cucunya pergi.

"Aku hanya memarahi ibu dan neneknya saja, cucumu itu yang terlalu berlebihan. Padahal aku sama sekali tak membentaknya," ujar Citra tanpa rasa bersalah.

"Dia cucu kamu juga, apa yang kamu lakukan kepada ibunya dan ia melihatnya pasti menimbulkan rasa trauma apa lagi dia masih sangat kecil belum mengerti masalah orang dewasa!"

"Ibunya yang salah, seharusnya dia pergi menjauhi putra kita pasti tak perlu berurusan lagi dengan mereka!"

"Apa kamu mau berpisah dengan Rayyan?" singgung Tio.

"Kenapa harus aku, Mas?"

"Kamu mau memisahkan anak dengan ayah kandungnya? Apa kamu tidak kasihan, hah?"

"Mas, kenapa menyalahkan aku?" protes Citra.

"Kamu itu tidak pernah berubah, selalu egois!" kesal Tio.

"Aku egois karena aku ingin kebahagiaan Rayyan!" tegas Citra.

"Rayyan bahagia dengan Mayra, jangan ganggu mereka!" Tio menekankan kata-katanya.

"Kamu kenapa tidak pernah mendukung keinginan aku, Mas?" lagi-lagi Citra protes.

"Kamu terlalu egois, apa kamu pernah memikirkan perasaan Rayyan, hah?"

Citra terdiam.

"Jika kamu berani merusak kebahagiaan mereka, maka aku tidak akan segan memotong uang belanja dan liburanmu!" tegas Tio.

"Mas....!"

Tio tak ingin mendengar bantahan istrinya memilih berlalu membuat Citra berdecak kesal.

***

Dua hari berlalu....

Citra mendatangi kediaman putranya seorang diri, ia pergi ke sana diam-diam tanpa sepengetahuan suami dan anaknya. Begitu sampai, Mayra menghampirinya dan mengecup tangannya.

"Apa kabar, Ma? Kenapa tidak mengabari kami terlebih dahulu?"

"Kenapa Mama harus izin dahulu? Bukankah ini rumah putraku, jadi kapanpun Mama mau bisa mendatanginya?" ketus Citra.

"Maaf, Ma!" ucap Mayra pelan.

"Apa yang sudah kamu lakukan sehingga Rayyan menjadi menyukai dan tergila-gila padamu?"

"Tidak ada, Ma."

"Halah, jangan berlagak polos. Pasti kamu bekerja sama dengan seseorang untuk mengubah hati putraku, 'kan?" tuding Citra.

"Astaga, Mama. Aku sama sekali tidak mempunyai niat begitu, aku juga heran kenapa Mas Rayyan berubah," tutur Mayra.

"Tak usah menyangkal! Kamu itu wanita licik!" tuduh Citra.

"Mama ke sini hanya ingin menghujat ku?" sindir Mayra.

"Mama hanya memberikan peringatan kepadamu!" Citra menunjuk wajah menantunya.

1
Listya ning
Haiii....
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!