NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Coffeeandwine

Riin tak pernah menyangka kesalahan fatal di tempat kerjanya akan membawanya ke dalam masalah yang lebih besar yang merugikan perusahaan. Ia pun dihadapkan pada pilihan yang sulit antara kehilangan pekerjaannya, atau menerima tawaran pernikahan kontrak dari CEO dingin dan perfeksionis, Cho Jae Hyun.

Jae Hyun, pewaris perusahaan penerbitan ternama, tengah dikejar-kejar keluarganya untuk segera menikah. Alih-alih menerima perjodohan yang telah diatur, ia memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan Riin. Dengan menikah secara kontrak, Jae Hyun bisa menghindari tekanan keluarganya, dan Riin dapat melunasi kesalahannya.

Namun, hidup bersama sebagai suami istri palsu tidaklah mudah. Perbedaan sifat mereka—Riin yang ceria dan ceroboh, serta Jae Hyun yang tegas dan penuh perhitungan—memicu konflik sekaligus momen-momen tak terduga. Tapi, ketika masa kontrak berakhir, apakah hubungan mereka akan tetap sekedar kesepakatan bisnis, atau ada sesuatu yang lebih dalam diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Coffeeandwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Unwanted Choises

Rumah keluarga Cho berdiri megah di kawasan yang tenang, dengan perpaduan arsitektur tradisional dan modern. Atap genteng khas Korea berpadu harmonis dengan jendela kaca besar yang memberikan kesan kontemporer. Di halaman depan, bunga-bunga camellia bermekaran, menambah kesan hangat pada suasana rumah.

Jae Hyun berdiri di depan pintu gerbang kayu besar itu, memandangi rumah masa kecilnya dengan perasaan campur aduk. Setiap akhir pekan, Jae Hyun selalu memiliki agenda untuk berkunjung ke kediaman orang tuanya.

Tetapi beberapa bulan terakhir, ia merasa seperti sedang menjalani tugas berat setiap kali datang. 'Topik itu lagi dan lagi,' pikirnya sambil menghela napas panjang. Apalagi jika bukan membahas topik membosankan yang tidak lain adalah tentang pernikahan.

Di hari liburnya, Jae Hyun berpenampilan layaknya seseorang yang berbeda. Mengenakan hoodie hitam dan celana training abu-abu, ia tampak jauh dari kesan seorang CEO. Sepatu sneakers-nya mengetuk jalan setapak menuju pintu depan. Tak ada mobil mewah hari ini, hanya motornya yang terparkir di sisi jalan.

Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya mendorong pintu dan masuk ke dalam. Pintu depan terbuka, memperlihatkan ruang tamu yang luas dengan lantai kayu mengilap. Ibu dan ayahnya, Ny. Hana dan Tn. Cho, sudah menunggu di ruang makan, sementara suara tawa ceria dua bocah kecil menggema dari ruang keluarga.

Selain Jae Hyun, ada kakak perempuannya yang juga datang berkunjung bersama suami dan kedua putra kembar mereka. Seperti biasanya, Jae Hyun akan menyempatkan diri bermain dengan kedua ponakannya itu sebelum waktu makan siang bersama. Waktu dimana ia tak bisa menghindar dari desakan orang tuanya untuk menikah.

***

Meja makan keluarga Cho selalu dipenuhi dengan berbagai hidangan rumahan. Ada kimchi jjigae, japchae, galbi, dan pajeon yang tersusun rapi di atas meja kayu panjang. Namun, bagi Jae Hyun, aroma makanan itu tak mampu menghilangkan ketegangan yang mulai merayapi tubuhnya.

"Jae Hyun~a," panggil Ny. Hana dengan nada lembut yang membuat Jae Hyun langsung memikirkan sesuatu.

"Eomma," Jae Hyun segera memotong, "jangan lagi bertanya soal kekasih padaku." Jae Hyun meletakkan sumpitnya.

Ny. Hana mengerutkan kening, tapi tetap tersenyum. "Ck, kau ini. Jangan memotong ucapan orang tua."

"Aku tahu apa yang ingin Eomma bicarakan," sahut Jae Hyun, menatap piringnya dengan enggan.

"Tidak, kali ini berbeda," ujar ibunya sambil menyodorkan amplop cokelat.

Jae Hyun memandang ibunya dengan alis terangkat. Ia menerima amplop cokelat yang disodorkan kepadanya. "Apa ini? Uang saku?" candanya.

"Tentu saja bukan. Kau sudah terlalu kaya untuk itu," jawab ibunya dengan nada sebal. "Bukalah."

Dengan alis terangkat, Jae Hyun mengambil amplop itu dan membukanya. Beberapa lembar foto gadis-gadis muda jatuh ke pangkuannya. Wajah-wajah yang tersenyum anggun dari foto itu membuatnya mengernyitkan dahi.

"Siapa mereka?" tanyanya datar.

"Mereka adalah putri dari teman-teman Eomma dan Appa. Bukankah mereka cantik? Salah satu dari mereka pasti cocok untukmu," jelas ibunya dengan penuh harap.

Jae Hyun menatap foto-foto itu dengan malas, lalu mendorongnya menjauh. "Aku tidak tertarik."

"Kenapa tidak? Kau tidak mau mencari kekasih sendiri, dan kau juga tidak mau dijodohkan. Lantas kapan kau akan menikah?" keluh Ny. Hana.

"Suatu hari nanti, pasti ada saatnya," balas Jae Hyun santai sambil memakan lauknya.

"Hari itu tidak akan pernah tiba kalau kau tidak berusaha," keluh Ny. Hana, semakin keras kepala. "Lihat kakakmu! Dia sudah punya dua anak dan sedang mengandung yang ketiga. Apa kau tidak ingin punya keluarga bahagia seperti itu juga?"

Jae Hyun diam sejenak, menatap kakaknya yang hanya tersenyum kecil di tengah omelan ibunya. Ia tahu Ah Ra menikmati momen ini.

"Aku hanya butuh waktu," ucap Jae Hyun akhirnya.

"Jae Hyun~a, kami sudah semakin tua," tiba-tiba ayahnya ikut bersuara. Suaranya rendah namun penuh penekanan. "Kami ingin melihatmu menikah dan memberi kami cucu sebelum kami tutup usia."

Jae Hyun mendengus pelan, merasa terpojok. Tapi yang membuatnya benar-benar kesal adalah ketika ibunya menatapnya curiga.

"Jangan bilang kalau kau tidak tertarik pada perempuan?" tanya Ny. Hana serius.

Suasana meja makan langsung hening. Semua mata tertuju pada Jae Hyun dengan ekspresi terkejut dan bingung.

Jae Hyun, yang sedang minum, hampir tersedak mendengar pertanyaan itu. "Eomma!" serunya, memasang ekspresi kesal. "Aku masih menyukai perempuan!"

"Benarkah? Kalau begitu, apakah ada seseorang yang kau sukai?" tanya ibunya, kali ini dengan nada penuh antusias.

Jae Hyun terdiam sejenak. Ia mencoba mencari jawaban di tengah kekacauan pikirannya. 'Ah, sial. Kenapa aku mengatakan ini?' pikirnya, menyadari ia telah menggali lubang untuk dirinya sendiri. Akhirnya ia menjawab, "Ada. Seorang pegawai di kantorku."

Sontak, ibunya tampak lebih antusias. "Benarkah? Pegawai kantormu? Siapa namanya? Apa dia cantik? Sudah berapa lama kalian saling mengenal?"

"Itu..." Jae Hyun menggantung kalimatnya, merasa semakin terpojok. "Aku masih berusaha mendekatinya. Jadi, beri aku waktu." jawabnya asal, berharap itu cukup untuk menghentikan pembicaraan ini.

Ibunya mengerutkan kening, tetapi akhirnya berkata, "Baiklah. Tapi, Eomma beri kau waktu. Jika dalam waktu dekat kau tidak membawa gadis itu ke rumah, kau harus bersedia dijodohkan."

Jae Hyun hanya bisa menatap ibunya dengan mulut setengah terbuka, sementara seluruh keluarganya menahan tawa di meja makan. Dalam hati, ia merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana caranya ia bisa menemukan seorang gadis yang merupakan salah satu karyawan di kantornya dan membawanya ke hadapan keluarganya?

***

1
Kyurincho
Recommended
Coffeeandwine
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!