NovelToon NovelToon
Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Syena Almira, gadis yang tanpa sengaja dinikahkan dengan seorang pria bernama Fian Aznand yang tidak dia ketahui sama sekali. Berawal dari sebuah fitnah keji yang meruntuhkan harga dirinya dan berakhir dengan pernikahan tak terduga hingga dirinya resmi di talak oleh sang suami dengan usia pernikahan yang kurang dari 24 jam.

"Aku tak akan bertanya pada-Mu Ya Allah mengenai semua ini, karena aku yakin kalau takdir-Mu adalah yang terbaik. Demi Engkau tuhan yang Maha pemberi cinta, tolong berikanlah ketabahan serta keikhlasan dalam hatiku untuk menjalani semua takdir dari-Mu." _ Syena Almira.

"Kenapa harus seperti ini jalan cintaku tuhan? Aku harus menjalani kehidupan dimana dua wanita harus tersakiti dengan kehadiranku? Aku ingin meratukan istriku, tapi kenapa ketidakberdayaan ku malah membuat istriku menderita?" _ Fian Aznand.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harus Menetapkan Pilihan

Syena yang tengah sibuk dengan pekerjaannya dikagetkan dengan kedatangan Akbar, Aliyah dan Abrar.

“MasyaAllah abi, umi, Abrar, kenapa tidak bilang padaku kalau kalian akan datang hari ini?” Syena memeluk kedua orang tuanya dan Abrar.

“Kami sengaja untuk memberikan kejutan padamu sayang, kami tadi sudah ke rumah kamu dan hanya bertemu dengan Azad,” ujar Abrar yang saat ini sedang menggendong Azad.

“Kemungkinan aku akan pulang nanti sore, abi, umi bisa istirahat dulu di rumah ya.”

“Kami ingin membawa Azad jalan-jalan dulu nak, abi ingin menghabiskan waktu bersama cucu kesayangan abi ini.”

“Ya sudah bi, kalau begitu kalian hati-hati ya, nanti malam kita makan di luar saja.”

“O iya kantor suami kamu dimana? Kami ingin bertemu dengan Fian juga.” tanya Aliyah, Syena sedikit bingung harus menjawab apa, karena jika nanti keluarganya menemui Fian di kantor, dia  takut keluarganya akan melihat Naima dan anak-anak Fian.

Selama ini Fian sering membawa mereka ke kantornya.

“Syena, kenapa kamu diam?” tanya Abrar.

“Jangan ke kantornya, nanti tunggu saja dia di rumah, aku takutnya dia sedang sibuk.” Mereka semua mengangguk paham karena memang pengusaha seperti Fian akan rentan sibuk di jam kerja seperti ini.

“Kalau begitu kami keluar dulu ya, kamu jangan terlalu lelah, kasian bayi kamu nanti di dalam.”

“Iya umi.”

Setelah kepergian keluarganya, Syena menghubungi Fian namun tak ada jawaban dari Fian.

“Mungkin dia sedang sibuk.” Syena hanya mengirimkan pesan pada suaminya itu, berharap jika Fian membacanya nanti.

...***...

Keluarga Syena membawa Azad untuk makan di sebuah restoran halal dan mewah yang berada tepat di pusat kota. Restoran itu sangat bagus dan bersih, juga begitu ramai dengan pengunjung, itu merupakan restoran halal paling berkelas dan terlaris di Budapest.

“Azad suka sama makanannya nak?” tanya Abrar.

“Suka uncle, ini sangat enak.”

“Apa Azad ingin tambah lagi?”

“Tidak kakek, ini sudah cukup.”

Mereka menikmati hidangan dari restoran tersebut, rasanya memang sangat nikmat.

Setelah selesai makan, mereka akan pergi ke mall untuk membawa Azad bermain, Akbar terlihat sangat bahagia bermain dengan cucunya.

Ketika sampai di pintu restoran, mereka dikagetkan dengan kedatangan Fian bersama dua orang anak, yang satu dalam gendongannya dan satunya lagi dia bimbing. Fian juga terpaku menatap keluarga Syena saat ini, dia tidak bisa mengelak lagi dengan semua ini.

“Fian, kau di sini?” tanya Abrar ketika Fian mendekatinya.

“Ini restoran milikku Abrar.” Mereka semua tersenyum.

“Ini anak siapa?” tanya Akbar pada Fian.

“Mereka ini—”

“Sayang, sini Sofi biar denganku saja.” Naima datang di antara mereka lalu mengambil Sofi dari gendongan Fian. Abrar, Akbar dan Aliyah saling pandang dengan bingung.

“Fian, apa mereka ini anak dan istrimu?” tanya Akbar lagi pada Fian. Fian yang sudah terpojok tidak bisa mengelak lagi, jika dia bilang iya maka keluarga Syena pasti akan memarahinya dan jika dia bilang tidak, maka sudah dipastikan Naima akan marah padanya.

“Iya, saya istri dari Fian, dan ini anak-anak kami.” Jawab Naima pada mereka karena Fian terlalu lama berpikir hanya untuk menjawab hal tersebut.

Akbar menahan dadanya, dia merasa sakit namun dia tahan sekuat mungkin. Abrar terlihat emosi mendengar semua itu, ingin dia memukul Fian namun saat ini ada Azad di dekat mereka.

“Wah Azad, apa ini ayah kamu?” tanya Naima pada Azad yang saat ini ada digendongan Abrar, Azad mengangguk dan sedikit tersenyum, bukan main sakit yang dirasakan oleh kedua orang tua Syena dan juga Abrar.

“Fian, tolong temui kami nanti.” kata Akbar pada Fian lalu mereka meninggalkan restoran itu dengan perasaan kecewa.

Naima menatap suaminya penuh tanda tanya.

“Mereka siapa Fian? Kenapa mereka kaget begitu saat aku bilang kalau aku ini istri kamu?” tanya Naima.

“Mereka hanya rekan bisnisku, lupakan saja ya, lebih baik sekarang kita ke dalam.” ajak Fian, mereka masuk ke dalam restoran, ketika di ruangan, Fian melihat ponselnya dan ada pesan dari Syena.

“Dasar bodoh, Syena sudah menghubungiku dari tadi ternyata.” rutuk Fian, dia bingung saat ini bagaimana cara untuk memberitahu keluarga Syena mengenai semua ini.

Saat Naima sibuk dengan kedua anaknya, Fian mencari tempat yang aman untuk menghubungi Syena. Dia memberitahu semua ini pada Syena.

“Kita harus katakan semuanya pada keluargamu dan juga Naima serta keluargaku Syena, kita akan bicarakan semua ini pada orang-orang.”

“Jangan Fian, aku mohon padamu tolong jangan sakiti Naima dan juga keluarga mu, aku akan pikirkan nanti bagaimana cara untuk menghadapi keluargaku, kamu jangan panik ya.”

“Ya Allah Syena, kamu masih pikirkan Naima dan keluargaku? Saat ini kita sudah terdesak sayang, mungkin ini cara tuhan agar kita bisa mengatakan semuanya.”

“Percaya padaku Fian, aku akan mencari jalan untuk masalah ini.”

“Baiklah, nanti aku akan pulang, apa kamu mau aku jemput?”

“Iya, kamu jemput aku nanti sore ya.”

“Oke.”

...***...

Syena dan Fian kini dihadapkan dengan masalah yang terlihat mudah namun sedikit rumit. Syena memberitahu yang sejujurnya pada Akbar, Aliyah dan Abrar, mereka semua tidak menyangka dengan hal ini.

“Jadi kau tega menjatuhkan talak pada putriku hanya untuk menikahi wanita lain? Kau tidak punya hati Fian.” Kata Akbar dengan penuh emosi.

“Abi, aku yang memintanya dan aku juga yang meminta dia untuk menunaikan kewajibannya sebagai suami padaku, ini bukan salah Fian abi.” Syena masih terus membela suaminya.

“Syena, setidaknya dia berpikir, kalau hubungan kalian itu akan meninggalkan bekas, sekarang apa yang mau kalian katakan lagi hah? Kalian sudah menyakiti istri pertama Fian, Naima. Apa kalian tidak memikirkan perasaannya?”

“Aku akan mengatakan yang sejujurnya pada Naima abi, aku akan jujur pada keluargaku.” Kata Fian dengan mantap.

“Bagaimana kalau dia meminta berpisah darimu dan keluarga besarmu tidak setuju dengan hubungan ini?” tanya Akbar.

“Aku tidak mau kalau adikku ini disakiti oleh keluargamu Fian.”

“Aku akan melindungi Syena dari siapapun dan aku tidak akan menyia-nyiakan Syena, karena aku mencintai Syena.”

“Baiklah, sekarang aku ingin memberikan pilihan padamu. Kalau kau memang mencintai putriku, talak istrimu  demi Syena, bukankah Syena dulu rela ditalak untuk istrimu itu?” Fian dan Syena menatap Akbar dengan tatapan tak menyangka.

“Abi, abi tidak boleh menyuruh Fian mentalak Naima, itu dosa bi, tidak boleh memisahkan rumah tangga orang, itu akan menyakiti Naima.” Kata Syena.

“Lalu bagaimana denganmu Syena? Kau juga tersakiti dengan pernikahan ini, aku bahkan dapat melihat bagaimana Azad harus menyembunyikan jati dirinya di depan khalayak ramai.” balas Abrar.

“Soal Azad, aku juga yang meminta dia untuk tidak memanggil Fian dengan sebutan ayahnya, semua ini karna aku.”

Akbar, Aliyah dan Abrar tidak habis pikir dengan perbuatan Syena. Semua ini jelas nyata kalau Syena tertekan dengan semua ini, bahkan Syena lebih terlihat seperti simpanan Fian.

“Kau tau Syena, aku membesarkan mu penuh dengan kasih sayang, aku bangga ketika putriku memiliki kehormatan namun kau lihatlah dirimu saat ini Syena, kamu itu seperti simpanan bagi suamimu, kalian harus menjalani hubungan secara diam-diam dan Azad, dia harus berpura-pura tidak mengetahui ayahnya sendiri di depan umum, ini hal memalukan dan menyakitkan Syena.”

“Aku tidak masalah dengan semua itu abi.”

“Kamu yang tidak masalah tapi kami bermasalah dengan semua itu. Sekarang katakan padaku Fian, pilihlah di antara Naima dan Syena saat ini juga.” Fian diliputi dengan rasa bingung luar biasa, dia tidak bisa memilih antara Syena dan Naima karena dia mencintai keduanya.

“Aku tidak bisa meninggalkan Naima, aku juga mencintainya.” Jawab Fian.

“Kalau begitu kau harus tinggalkan Syena, biarkan putriku hidup dengan bahagia tanpa mu.”

“Aku juga tidak bisa meninggalkan Syena.”

“Jangan egois kamu Fian.”

“Abi, Syena mohon jangan begini.”

“Sampai kapan kalian akan menyembunyikan hal ini? Suatu saat semua ini akan ketahuan juga dan kamu Syena, sudah cukup kau berkorban untuk suamimu, kau lihat dia, dia bahkan tidak bisa berkorban untukmu.”

“Saya berjanji akan bersikap adil pada Syena, saya akan katakan pada Naima dan keluarga besar saya mengenai hal ini.” Melihat Syena yang terus menangis dan memohon, hati kedua orang tua Syena jadi tak tega untuk terus mendesak Fian, mereka juga tidak ingin anak mereka sakit karena hal ini.

“Baiklah.”

Setelah perdebatan panjang antara Fian dan kedua orang tua Syena, akhirnya mereka bisa lebih tenang karena Akbar memberi kesempatan untuk Fian.

Fian mengusap wajah Syena dengan lembut, dan mencium perut Syena, yang mana satu bulan lagi Syena akan melahirkan anak mereka.

Syena tidur sambil memeluk tubuh Fian, tapi suaminya itu tidak bisa memejamkan matanya. Dia ingat perkataan Akbar saat Syena sudah memasuki kamar tadi.

(Aku tidak bisa menerima putriku di duakan olehmu, aku memberimu waktu hingga Syena melahirkan nanti, jika kau masih tidak menceraikan Naima, maka aku akan memisahkan kalian berdua. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, aku hanya ingin putriku bahagia, bukan seperti ini, kau tidak mencintai putriku, buktinya kau tidak bisa mempertahankan anakku itu. Ingatlah itu Fian, waktu mu hanya sampai Syena melahirkan, jika kau tidak bisa memilih antara Naima dan Syena, maka aku akan memisahkan kau dengan Syena.)

Sungguh bukan ini yang Fian inginkan, Fian mengusap air matanya, dia memang sangat mencintai Syena dan juga Naima, dia tidak bisa memilih di antara mereka.

Syena bangun dan menatap suaminya, dia berusaha untuk duduk dibantu oleh Fian.

“Kenapa kamu bangun?” tanya Fian.

“Kamu sendiri kenapa belum tidur?”

“Aku belum mengantuk sayang.”

“Kamu bohong Fian, kamu pasti memikirkan ucapan abi tadi kan.”

“Ucapan yang mana?”

“Abi memberikan pilihan padamu dan memberikan kamu waktu sampai aku melahirkan nanti.”

“Kamu mendengarnya?”

“Iya, aku mendengar semuanya Fian.”

“Maafkan aku Syena, aku tidak bisa memilih antara kalian berdua, ini pilihan yang begitu berat untukku. Aku tidak bisa meninggalkan Naima, aku sangat mencintainya dari awal aku melihatnya, aku bisa gila jika harus meninggalkan dia dan anak-anakku.”

“Aku mengerti dengan kegundahan hatimu Fian, kamu tenang saja, aku akan mengatasi semua ini, lebih baik kamu tidur ya.”

“Bagaimana kamu akan menghadapinya Syena?”

“Kalau memang abi meminta kita berpisah, aku ikhlas jika harus berpisah darimu, aku tidak akan pernah membatasi hubunganmu dengan anak-anak kita nantinya.”

“Itu tidak mungkin Syena, aku juga tidak ingin berpisah denganmu.”

“Jika aku yang memberikan pilihan padamu, andailah tidak ada Azad dan calon anak ini, kita kembali bertemu. Apa kau akan tetap mengajak rujuk padaku?”

“Mungkin tidak Syena.” Syena tersenyum dan mengusap wajah Fian.

“Sekarang tidurlah Fian, besok kamu harus pulang ke rumah Naima.”

“Syena, tapi saat ini aku sangat mencintai kamu, aku benar-benar tidak bisa berpisah denganmu sayang.”

“Iya aku mengerti, dengarkan aku Fian, aku juga tidak ingin berpisah denganmu, percaya padaku, aku bisa menghadapi keluargaku dengan baik, kita tidak akan berpisah.”

...***...

1
dedeh kurniasih
betapa hati seorang wanita tersakiti tapi masih bisa mengatakan rasa cinta ke suami nya dunia ini tak sesempit pikiran mu syena
dedeh kurniasih
Kecewa
dedeh kurniasih
Buruk
dedeh kurniasih
saya seneng membaca nya dan alur ceritanya baik dan lembut
dedeh kurniasih
bismillahirrahmanirrahim masyaa Alloh terharu membaca cerita nya dan sedih
Vebi Gusriyeni: MasyaAllah terima kasih atas dukungannya kakak 💗
total 1 replies
Cevineine
Lanjut Thorr👍👍
Vebi Gusriyeni: iya 😊
Cevineine: Okeeey, mampir juga ya ke lapak akuuu❤️ salam kenal
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!