NovelToon NovelToon
Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / cintamanis
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: ICHA Lauren

Demi membiayai operasi ayahnya yang terkena serangan stroke, Cleantha terpaksa meminjam uang pada rentenir. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan untuk membayar hutangnya itu. Namun kenyataan berkata lain. Cleantha gagal mendapatkan pekerjaan dan malah bertemu dengan seorang lelaki misterius dalam sebuah kecelakaan. Lelaki itu memaksanya untuk menjadi isteri kedua sebagai ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Karena ketakutan, Cleantha menolak permintaan lelaki itu dan melarikan diri. Tapi takdir membawanya kembali bertemu dengan lelaki itu, melalui sebuah ajang kompetisi wanita untuk memenangkan hadiah seratus juta.

Cleantha yang keluar sebagai pemenang, dipaksa menjadi isteri kedua Raja Adhiyaksa di atas sebuah perjanjian. Akankah Cleantha mampu menjalani hidup sebagai isteri bayaran, yang hanya dijadikan alat pembalasan dendam oleh Raja atas pengkhianatan isteri pertamanya?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)

Sesuai perkiraan Cleantha, jalanan ibu kota cukup macet di hari Senin pagi. Ia baru sampai di kantor sekitar tiga puluh menit, meskipun jarak kantor itu tidak terlalu jauh dari rumah Adhiyaksa.

Begitu turun dari taksi, Cleantha berdecak kagum melihat gedung berlantai sepuluh yang menjulang di depannya. Gedung perkantoran milik Adhiyaksa Group sungguh megah jika dilihat langsung dari jarak dekat.

Cleantha berjalan menuju pos security yang ada di depan gedung.

Kantor itu masih terlihat sepi. Mungkin karena masih terlalu pagi, sehingga belum begitu banyak karyawan yang datang.

"Selamat pagi, Pak."

"Selamat pagi, Nona. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya karyawan baru. Nama saya Cleantha Hastomo. Saya bekerja di divisi finance. Boleh saya masuk ke dalam?"

"Bisa berikan kartu identitasnya, Nona?"

"Ini, Pak," ucap Cleantha menyerahkan kartu tanda pengenalnya.

Security itu mencatat data di bukunya lalu mengembalikan kartu identitas kepunyaan Cleantha.

"Nona, Anda bisa langsung ke lantai empat. Tapi biasanya jam segini ruangan finance belum dibuka. Atau Nona bisa menunggu di lobi sampai Pak Setyo, manajer finance datang."

"Maaf, Pak, sebelum ke ruangan finance saya harus bertemu dengan Ibu Rosalia."

"Kantor Bu Rosalia di lantai tiga, Nona, divisi HRD. Beliau juga baru datang sekitar pukul tujuh lewat tiga puluh menit."

"Baik, Pak. Saya akan menunggu di lobi saja. Terima kasih."

Perhatian security itu teralihkan dari Cleantha, ketika sebuah mobil BMW sport merah melintas di depan mereka.

"Maaf, Nona, saya harus menyambut Tuan. Silakan masuk saja ke dalam," ucap security itu tergesa-gesa.

Tanpa menoleh lagi, security itu berjalan dengan langkah lebar menuju area parkir.

"Tuan? Apa yang dimaksud security itu Tuan Raja? Tapi mobil itu bukan kepunyaan Tuan Raja. Lagipula dia biasanya ke kantor jam sembilan pagi. Entahlah,"

gumam Cleantha enggan membuang waktunya.

Ia memilih meninggalkan pos security lalu menaiki tangga menuju pintu masuk lobi.

Suasana lobi masih cukup lengang. Hanya ada beberapa office boy yang berlalu lalang melaksanakan tugas rutinnya di pagi hari.

Kebetulan ada satu orang office boy yang melewati Cleantha. Dari ekor matanya, Cleantha bisa melihat bahwa office boy itu melirik ke arah paha hingga betisnya. Secara refleks, Cleantha menarik rok pendeknya untuk menutupi rasa malu.

Ia memutuskan untuk mengganti bajunya selagi masih ada kesempatan.

"Aku akan berganti baju di toilet lantai tiga. Setelah itu aku bisa menunggu kedatangan Bu Rosalia di depan ruangannya,"

pikir Cleantha berdiri dari duduknya.

Cleantha berjalan ke lift dan memencet tombol angka tiga.

Tak berselang lama, pintu lift terbuka tanpa ada seorangpun di dalam.

Cleantha bergegas masuk dan hendak menutup pintu lift. Namun mendadak pintu lift terbuka kembali, diiringi langkah seseorang yang masuk ke dalamnya.

Sosok pria bertubuh tegap dan ramping, memakai setelan jas abu-abu slim fit dipadukan dengan kemeja putih yang serasi dengan jasnya. Menggunakan sepatu kulit pantofel berwarna hitam mengkilat, menambah kesan sempurna dan berkelas pada penampilannya.

Tanpa sengaja pandangan mata mereka saling bertemu. Cleantha dibuat terkesiap saat melihat paras lelaki itu.

Jika tidak salah menebak, usianya masih muda, mungkin hanya selisih dua atau tiga tahun dari dirinya. Rambut hitam pekat yang ditata rapi namun bergaya kekinian. Alisnya tebal dengan iris mata abu-abu gelap yang menawan. Hidung mancung, bibir bagian bawah yang dilengkapi garis alami yang membelah di tengahnya, membuat bibirnya terlihat seksi.

Bisa dikatakan pria muda ini tampan bahkan sangat tampan, layaknya idola para gadis di masa kini. Apabila disandingkan dengan Raja, mungkin para wanita akan kebingungan memilih antara kedua pria yang sama-sama memikat hati itu.

Pria muda itu menatap tajam kepada Cleantha. Membuat Cleantha jadi salah tingkah hingga menelan salivanya sendiri.

Demi menghilangkan rasa gugupnya, Cleantha menganggukkan kepala untuk memberi salam pada pria itu.

Sambil memencet tombol lantai sembilan, pria itu mengulum seulas senyuman.

Sepersekian detik kemudian, senyumnya menghilang saat memperhatikan tampilan Cleantha. Matanya tak lepas memandang kaki jenjang Cleantha yang terekspos nyata di hadapannya.

Pria itu bergerak mendekat dan berdiri tepat di samping Cleantha. Aroma parfumnya yang segar bahkan sampai tercium oleh Cleantha.

Cleantha bergeser hingga merapat ke dinding lift. Ia berusaha menjaga jarak dengan lelaki itu. Namun lelaki itu malah ikut-ikutan menggeser posisi berdirinya hingga mereka kembali berdekatan. Tampaknya ia sengaja menempel pada Cleantha dengan niat tertentu.

Bagaimanapun berduaan dengan seorang pria tampan di dalam lift, membuat jantung Cleantha seolah-olah ingin melesak keluar.

Denyut jantungnya bahkan terasa lebih cepat daripada gerakan lift yang merayap lambat ke atas.

"Kenapa Nona? Bukankah ini yang kamu inginkan? Agar para pria memandangimu lalu menempel padamu. Dengan baju seperti ini kamu akan menimbulkan masalah di kantor, terutama bagi kaum pria," sindir pria itu dengan suaranya yang sedikit serak.

"Ma..af, Tuan, saya tidak bermaksud seperti itu," sanggah Cleantha.

"Kalau kamu tidak punya maksud menggoda pria, maka jangan berpakaian minim saat bekerja. Bersikaplah profesional dan konsentrasi saja pada pekerjaanmu. Jangan coba menggunakan kemolekan tubuh untuk mendapatkan kemudahan di kantor ini," timpal pria itu menasehati Cleantha.

"Pria ini cerewet sekali. Kami baru bertemu dan tidak saling kenal, tapi dia memarahiku seakan dia atasanku atau bos besar di kantor ini,"

gerutu Cleantha.

"Siapa namamu dan dari divisi mana?" tanya pria itu.

Pintu lift yang terbuka membuat Cleantha bernafas lega.

"Maaf, Tuan saya buru-buru," ucap Cleantha berjalan cepat meninggalkan lift.

"Hey, kamu belum menjawab pertanyaanku," seru pria itu dari lift.

Cleantha tidak mempedulikannya. Ia segera berjalan untuk mencari dimana letak toilet.

Saat ini yang terpenting adalah mengganti baju kerjanya sesegera mungkin. Sudah cukup prasangka buruk yang ditimpakan padanya gara-gara memakai baju pemberian Zevira.

Sekilas Cleantha menengok ke belakang. Untung saja pria tadi tidak mengikutinya. Pastilah dia sudah naik ke lantai sembilan untuk mengurusi pekerjaannya sendiri.

Ditilik dari auranya yang dominan, pria itu pastilah salah satu manajer atau pejabat penting di Adhiyaksa Group. Yang jelas Cleantha berharap tidak akan bertemu dengan pria itu lagi.

Toilet yang masih sepi, membuat Cleantha lebih cepat mengganti pakaiannya. Kini ia memakai kemeja lengan panjang berwarna pink lembut dengan rok midi hitam. Semuanya terlihat pas.

Cleantha keluar dari toilet lalu menuju ke ruangan HRD. Pintu ruangan itu terbuka.

Beberapa orang staf HRD sudah datang dan masuk ke dalam ruangan.

Salah seorang gadis muda yang lewat, menyapa Cleantha dengan ramah.

"Mbak, menunggu siapa?"

"Saya menunggu Ibu Rosalia, Mbak."

"Oh, itu dia Ibu Rosalia sudah datang," tunjuk gadis itu ke arah belakang.

Cleantha menoleh dan melihat seorang wanita berusia empat puluhan berjalan mendekat. Suara derap high heelsnya berdentum keras di atas lantai.

Wajah tegas dan serius dari wanita itu, memperlihatkan bahwa ia cocok menjadi pimpinan divisi HRD.

"Selamat pagi, Bu, saya Cleantha Hastomo," sapa Cleantha penuh hormat.

"Pagi, jadi Anda Nona Cleantha. Mari ikut saya ke dalam," ajak Ibu Rosalia memberi isyarat.

Cleantha mengikuti wanita itu ke dalam ruangan luas yang berfungsi sebagai area kerja para staf HRD. Kemudian mereka berbelok ke sebuah ruang kaca yang terpisah. Di depan ruangan itu tertulis plakat Manajer HRD.

"Masuk, Nona," ucap Ibu Rosalia membuka pintu ruangannya.

"Silakan duduk, saya akan mengambilkan surat perjanjian kontrak kerja."

Cleantha duduk di kursi, menghadap ke meja kerja Bu Rosalia yang penuh tumpukan berkas.

Pertama-tama, wanita itu menyalakan laptop kemudian membuka lemari cabinetnya menggunakan sebuah kunci kecil.

Bu Rosalia mengeluarkan map file berwarna biru, dan menyerahkannya kepada Cleantha.

"Ini, Nona Cleantha. Baca baik-baik isi kontrak kerjanya. Jika ada yang belum paham, tanyakan langsung kepada saya. Setelah itu Nona bisa menandatanganinya."

"Baik, Bu," jawab Cleantha.

Cleantha membaca dengan seksama pasal-pasal dalam perjanjian kerja itu.

Di dalamnya tertulis bahwa ia akan menjalani masa percobaan selama tiga bulan. Setelah lolos, ia akan menjadi karyawan kontrak selama satu tahun. Dan apabila kinerjanya dianggap baik oleh pimpinan divisi finance, maka ia akan diangkat menjadi karyawan tetap.

Bagi Cleantha semua isi pasal itu tidak ada yang memberatkannya. Terlebih gaji yang didapatkannya cukup bagus. Ia sungguh bersyukur atas kebaikan yang telah diberikan Raja padanya.

"Bagaimana, Nona? Apa ada yang ingin ditanyakan?"

"Tidak ada, Bu. Semuanya sudah jelas," jawab Cleantha sambil membubuhkan tandatangannya.

"Nona Cleantha, setelah ini langsung saja ke ruangan finance di lantai empat. Temui Pak Setyo, manajer finance."

"Baik, Bu, terimakasih," ucap Cleantha berdiri dari kursinya.

"Tunggu sebentar. Nanti Nona juga harus memperkenalkan diri kepada direktur finance dan accounting. Kebetulan Beliau juga baru masuk hari ini."

Cleantha membulatkan matanya.

"Baik, Bu. Siapa nama Beliau?"

"Namanya Tuan Alvian Adhiyaksa. Tuan Alvian adalah pimpinan baru di divisi finance dan accounting."

BERSAMBUNG

1
Susanti Sidrap
ceritanya bagus
christina paya wan
sungguh cleantha tak tau malu,masihh jg brtahan bkerja di perusahaan Raja.prgi menjauh sja lah..
christina paya wan
kayla iri tu sama adiknya
Diana Nat
kesian pak supir nya 🤣🤣🤣 udah nungguin keributan
Herni Marianty
Luar biasa
Herni Marianty
Lumayan
aca
jd alarik nanti jd anak nya clea ama raja bner gak
aca
oh jd almero anak alvian
Vrika Aprillia
bagus bgt
Janah Husna Ugy
Lumayan
Janah Husna Ugy
Kecewa
Nana Ibuk'e Arfizio
Raja lembek ..Thor gunain kecerdasan raja nyuruh orang kepercayaan buat slidikin Fendi lah Thor jonthor
Nana Ibuk'e Arfizio
jgn sampai pisah donk Thor Clea ma raja ...!sedih ni
etihajar
maff clea aq d episode ini dukung mamah nya Alfian, karena kmu trlslu bodoh dsn naif tidak pintar kmu selalu crnggeng tidak mandiri
etihajar
clea peran utama yg oon ad uang bukan ngekos ke ap ke,eh malah seneng numpang SM lki2 lain emang bnr gatrl di d pikir2 mh cenggeng SJ d gede in
etihajar
Thor bikin cerita nya jd GX bikin emosi masa mudah bgt berpaling s clea SM s Al gustii cape cape BCA ujung2 nya GX enak
etihajar
cerita nya udh bagus tp sayang karakrer clea crnggrng lemah GX tegas
etihajar
Keyla luniribksn DM Ade lu scra Ade lu d kelilingi orang hebat jd kknko y egois😏😏
etihajar
lucu dech kata nya orang berkuasa to kno GX bisa menyewa detektif untuk mengawasi clea,,harus nya belajar dri osngalaman istry pertama nya selingkuh,,kesel bgt BCA nya
Mimi Ilham
alamak pintar x bang Raja ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!