NovelToon NovelToon
Benih Kakak Iparku

Benih Kakak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Anak Genius / Konflik etika / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:757.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Baby Ara

"Hentikan gerakanmu, Bella," ucap Leo berat sambil mencengkram pinggang Bella. Bulu halus di tubuh Bella meremang, napas mint Leo memburu dengan kepalanya tenggelam di perpotongan leher Bella membuat gerakan menyusuri.

"kak, jangan seperti ini."

"Bantu aku, Bella."

"Maksudnya bantu apa?"

"Dia terbangun. Tolong, ambil alih. aku tidak sanggup menahannya lebih lama," ucap Leo memangku Bella di kursi rodanya dalam lift dengan keadaan gelap gulita.

Leo Devano Galaxy adalah pewaris sah Sky Corp. 2 tahun lalu, Leo menolak menikahi Bella Samira, wanita berusia 23 tahun yang berasal dari desa. Kecelakaan mobil empat tahun lalu membuat Leo mengalami lumpuh permanen dan kepergian misterius tunangannya adalah penyumbang terbesar sifat kaku Leo.

Hingga Bella berakhir menikah dengan Adam Galaxy, anak dari istri kedua papa Leo yang kala itu masih SMA dan sangat membenci Leo.

Sebenarnya Apa yang terjadi pada Leo hingga ingin menyentuh Bella yang jelas-jelas ia tolak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby Ara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Penculikan!

"Bagaimana kabarmu, Bella? Cucu papa baik-baik saja kan? " ujar Liam sembari meletakan keranjang buah yang di bawanya di atas nakas samping ranjang Bella.

Paruh baya itu berusaha mengatur mimik wajahnya yang masih menyimpan kemarahan pada Leo.

"Puji Tuhan. Kami baik-baik saja, pa," sahut Bella tersenyum tipis. "Maaf, Bella jadi ngerepotin Papa."

"Syukurlah." Liam mengusap puncak kepala Bella lembut.

"Jangan berpikir seperti itu. Kau sudah seperti putri kandungku, Bella. Beritahu papa, kenapa kau bisa seperti ini?" ujar Liam sembari menarik kursi duduk disisi kanan Bella.

Ia penasaran. Bella pergi dengan keadaan baik-baik saja. Tahu-tahunya, tak lama Liam mendengar kabar dari momen Aline. Bella pendarahan di rumah sakit. Beruntung, cucu pertamanya itu selamat.

"Aku tak sengaja terpeleset saat di toilet, Pa. Kandunganku masih rentan mudah terjadi pendarahan," kilah Bella.

Ia tak tega, jika sampai berbicara jujur berimbas pada pekerjaan Desi. Sisi kemanusiaan Bella, lebih besar dari bencinya pada pacar suaminya itu.

"Astaga, lain kali berhati-hati ya, Nak. Keberuntungan tidak datang dua kali."

Bella mengangguk. Liam dengan cekatan mengupas buah apel lalu memotongnya kecil-kecil setelah tertata rapi di piring. Liam sodorkan pada Bella. Wanita itu kira, Liam mengupas untuk dirinya sendiri.

"Makanlah, Nak. Agar tubuhmu semakin sehat."

"Terimakasih Pa," ujar Bella sedikit bergetar.

Jika nanti dia bukan lagi bagian dari keluarga Galaxy. Liam salah satu yang akan paling Bella rindukan. Ayah Leo ini, sangat baik dan selalu peduli pada Bella.

Berbicara soal Brian, pria itu sudah pulang. Setelah mengantar Bella kembali ke kamar rawat inap.

Disudut gedung, Leo bertengkar dengan Mom Aline. Revan sudah bercerita perihal ia yang tidak mengabari Leo soal Bella.

Sungguh, Leo begitu kecewa pada ibu kandungnya itu. Apalagi, Mom Aline bersengkokol dengan Kanaya menjebaknya.

"Jawab Mom, kenapa Mommy tidak menghubungi aku? Seakan-akan tidak ingin aku tahu keadaan Bella. Kenapa Mom?!"

"Leo, bicara baik-baik bisa kan? Tida perlu membentak Mommy mu. Lagi pula hanya masalah biasa," timpal Kanaya namun ia menciut setelahnya melihat wajah penuh kemarahan Leo.

"Bicara sekali lagi, ku robek mulutmu! Revan bawa pergi, jalang itu!" ucap Leo kini sudah berteriak.

"Ayo, nona." Revan menarik lengan Kanaya. Wanita itu meronta tidak mau. Tapi, Revan seakan tuli, terus menyeretnya.

"Kau sudah berubah, Leo. " Mom Aline menatap lekat Leo. Setelah hanya ada mereka berdua.

"Ingatlah status Bella hanya adik iparmu. Sikapmu ini terlalu berlebihan. Kanaya yang sebentar lagi akan jadi istrimu malah tidak kau pedulikan."

Gigi Leo bergemeletuk geram. "Jangan mengalihkan pembicaraan Mom. Disini, Mommy yang kenapa berubah?"

Mom Aline mendekati Leo. Ia mengusap sisi pipi Leo. "Kau anak Mommy satu-satunya Leo. Mommy tidak ingin kau hidup berkubang dosa. Hapus rasa cintamu pada Bella. Fokus lah, pada Kanaya. Apalagi, kau sudah menyentuhnya."

Leo menurunkan tangan Mom Aline di pipinya. Ia tatap kedua bola mata hitam Mom Aline tanpa takut.

"Nanti malam, datanglah ke mansion utama, Mom. Akan aku jelaskan semuanya."

Setelah berkata begitu, Leo meninggalkan Mom Aline dengan sejuta pertanyaan di otak wanita paruh baya itu.

"Kenapa aku merasa apa yang akan Leo katakan adalah hal buruk," gumam mom Aline gelisah.

Setelah kepulangan Liam, Bella tertidur dikejutkan dengan tepukan keras di paha atasnya.

"Desi ...," gagap Bella. Ia segera duduk dengan perasaan luar biasa was-was. Hanya ada ia dan Desi di ruangan itu.

"Ya, aku. Kenapa takut? Anak sialan itu--"

Plak!

Napas Bella memburu setelah melabuhkan tamparan keras di pipi Desi yang langsung memerah dan di elus wanita itu.

"Kurang ajar! Berani sekali kau-argh!"

kata-kata Desi berubah jadi pekik kesakitan. Bella menjambak rambut depan Desi hingga mulut wanita itu mengangga karena perih di kulit kepalanya.

"Cukup sekali, aku bodoh membiarkan mu menyakiti anakku, Des. Kali ini, aku akan melawan mu."

"Kita lihat saja!"

Giliran Bella terpekik, Desi mencubit tangannya hingga cengkraman Bella terlepas. Beralih, tangan Desi melayang di udara siap untuk mencap lima jari pipi Bella.

Reflek, Bella mendorong Desi. Karena heels tinggi dipakai wanita itu, perut Desi membentur ujung lancip nakas.

"Awww ...."

Desi mencengkram perutnya dengan tubuh setengah membungkuk. Bella melihat Desi kesakitan, segera turun dari ranjang mendekatinya.

"Des, ya ampun. Maaf, aku tidak bermaksud mendorongmu"

"Minggir!"

Desi berjalan tertatih menuju pintu kamar. Sebelum itu, ia berikan tatapan penuh dendam pada Bella yang masih berdiri menatapnya.

"Sempat terjadi apa-apa dengan anakku. Benar-benar, akan aku lenyapkan anak sialan mu itu!"

Ancaman Desi membuat Bella mematung. Ibu mana yang tidak marah, jika anak dalam perutnya di sumpahi. Bella sudah benar membela dirinya. Desi saja yang memang otak iblis.

Desi berpegangan pada dinding ditengah ia berjalan. Ia tepuk lumayan keras perutnya. "Berhenti bergerak bodoh! Kau makin membuat perutku sakit!" gumam Desi.

Orang-orang berpapasan dengan Desi kebingungan melihat tingkahnya itu.

"Apa yang kalian lihat! Jangan kepo dengan urusan orang! Sana pergi!"

"Wanita gila!" umpat perempuan bersama seorang laki-laki.

Desi masuk ke lift. Di susul seorang nenek di belakangnya.

"Kau perlu bantuan cucuku," ucap sang nenek bermaksud merangkul Desi. Tapi, Wanita itu mendorong keras si nenek hingga terhempas di lantai dan barang-barang dalam tas nenek beserta obat berceceran di lantai.

"Jangan menyentuh ku, sialan! Dasar orang miskin! Bau tanah!" Maki Desi.

Tak ada niatan Desi membantu si nenek. Pintu lift terbuka, langsung saja ia nyelonong pergi. Hingga, ke dalam taksi, Desi masih mengumpat. Ia tak sadar, taksi itu membawanya ke arah lain dari tujuannya.

Setelah berhenti, baru lah Desi mengedarkan pandangannya.

"Loh, ini dimana? Woy, pak! Bapak salah alamat ini! Ayo, putar balik," titah Desi dengan suara cemprengnya.

Seketika, ia melotot. Tangan besar berkulit sawo matang menutup mulutnya dengan selembar kain panjang yang di ikat di belakang kepala Desi.

"Hmmm!"

Supir taksi di di balik kemudi membuka topinya. Kepala plontos mengkilap itu membuat Desi yakin dirinya tengah di culik.

"Halo, bos. Kami sudah membawa pesanan anda," ucap si supir taksi. Ponsel menempel di telinga nya.

"Bawa kemari."

Sahutan di seberang sana oleh seorang wanita yang tengah menghisap sebatang rokok sembari menyilangkan kaki dengan belasan lembar foto tidak senonoh bertebaran di meja kerjanya.

Foto ini lah yang Leo suruh Revan kirimkan pada wanita tersebut.

"Hmmmph!"

Perut Desi bertambah sakit. Di panggul bagai karung beras oleh salah satu dari pria kekar itu

"Diam lah, jalang! Atau ku patahkan lehermu."

Desi terpaksa menurut. Tiba di ruangan serba hitam, ia diturunkan kasar. Sekuat tenaga, Desi menahan nyeri di perutnya. Bos dari para preman suruhan itu keluar perlahan dari kegelapan.

"Tante, Devita ...."

Liam Galaxy

Aline Jasmine

Kanaya Ayodhya

Desi Talita

1
👸 Naf 👸
wahh Brian musuh dlm selimut nee.
yg bantu Kanara kayaknya Brian, duh tertipu nee aku 🤦🏻‍♀️
👸 Naf 👸
Ya udh ama Brian ajaaa deh, dia tulus sm kamu, dan kekuasaan Brian samaa besar dgn Leo, jd Brian bs melindungi kamu Bella
👸 Naf 👸
Mak lampir Devita
Muhtar Okong
kak kapan di lanjut lagi ceritanya??
Nurulhikmah Hikmah
mana up nya thor
Uum Uum
lanjut ka lg seru nih
sarah shen
bodoh lo bela mana mungkin penjahat mau nolong lo 😬
Muji Lestari
lama sangat Tor up nya
Muji Lestari
lama sangat up nya thor
Umi kalsum
Thor semangat tak tunggu updatenya
Ken L
othor lama banget ga upload ceritanya
ˢ⍣⃟ₛ𝓙𝓲𝓫𝓻𝓲𝓵 ᴬᴰᴵᴻᴰᴬɯɐɨʈ🎧
jika kau turuti kemauan kanara kamu pasti akan menyesal Sam
ˢ⍣⃟ₛ𝓙𝓲𝓫𝓻𝓲𝓵 ᴬᴰᴵᴻᴰᴬɯɐɨʈ🎧
bagus Setelah di ambil darahnya siksa tu kanara bikin dia takut untuk mati
Asih Rahmadhani Bohara
g niat lanjutin thor?
Aurora
Luar biasa
Astrina Maulina
thor up lagi dong
Leak Essence
kok nggak lanjut² ya thor
AResha
mana outhor dah lama gak up kangen bella leo🤣
Raimah Ime
blum di lanjut ka
Rilla Amini
ayooo kak crazy up. keburu lupa alur crtanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!