Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#2
Ujian akhir telah selesai. Kelegaan dirasakan oleh Lara. Itu artinya Lara akan terlepas dari gangguan Davina dan memulai hidupnya yang baru di dunia kampus.
Lara belajar dengan giat untuk bisa masuk ke universitas yang diinginkannya dengan program beasiswa. Ujian masuk akan diadakan 2 minggu lagi dan setiap hari Lara mendatangi perpustakaan kota untuk belajar.
"Sayang, besok lusa akan diadakan pesta prom, bukan? Jangan lupa mengajak Lara untuk berangkat bersamamu," ucap Wilson di sela makan malamnya bersama Davina dan sang istri.
"Ya, Dad," ucap Davina dengan berat hati karena tak bisa menolak ucapan ayahnya.
"Aku tak suka kau terlalu dekat dengannya, Sayang," ucap Theresia - sang istri.
"Sayang, dia anak yang baik dan pintar. Kelak dia bisa membantu Davina di perusahaan kita. Dia aset yang berharga," jawab Wilson.
Davina memegang erat garpu dan pisau di tangannya karena geram mendengar perkataan sang ayah yang selalu membanggakan anak emasnya itu.
"Tapi kau jangan terlalu menyanjungnya. Davina jauh lebih berharga. Jangan lupakan anakmu sendiri, Wil," ucap Theresia yang seakan tahu apa yang dirasakan oleh putri tunggalnya itu.
"Mereka sama-sama anak kesayanganku, Sayang. Dan mereka kelak bisa menjadi saudara. Bukankah itu hal yang bagus? Kepintarannya harus di arahkan ke hal-hal yang bermanfaat. Dan aku tak ingin dia terjebak di jalanan lagi," ucap Wilson.
Theresia hanya bisa diam saja karena menurutnya di mata Wilson, Lara benar-benar tak ada cela apapun.
"Bersikap baiklah pada Lara, Davina," ucap Wilson yang mendengar sedikit selentingan tentang perlakuan buruk Davina pada Lara di sekolah.
"Ya, Dad," jawab Davina dengan berat hati.
Davina kesal karena Wilson sering membicarakan tentang Lara dibanding dirinya karena Lara selalu membawa prestasi setiap ada olympiade pelajaran di gelar.
Itu menjadikan Davina semakin membenci Lara dan berharap hidup Lara menjadi berantakan. Dia bahkan berharap Lara tak ada di dunia ini lagi.
Davina tak mau melihat Lara berhasil dan dia akan melakukan apapun untuk menjegal usaha Lara menuju kesuksesan. Dia tak akan membiarkan jalan Lara mulus dalam meraih masa depannya. Dia tak ingin Lara melebihi dirinya di masa depan nanti.
------------------------------------------------------
Hari itu para siswa tampak bekerja sama menyiapkan dekorasi pesta prom. Davina tampak hanya bersenda gurau saja bersama teman-temannya. Berbeda dengan Lara yang membantu memasang dekorasi pesta.
"Lihatlah gadis kriminal itu. Dia ingin mencari muka dari semua laki-laki di sini," ucap Sherry, salah satu teman Davina.
Davina melihat tajam ke arah Lara. Dia tak berani membully Lara karena di samping Lara ada Giorgio, laki-laki yang disukainya. Davina tak suka melihat hal itu.
Menjelang sore, dekorasi pesta pun sudah selesai dikerjakan. Lara menolak ajakan Giorgio untuk mengantarnya pulang. Davina yang ada di belakang mereka tampak bermuka masam.
Setelah mobil Giorgio pergi, mobil Davina berhenti di sebelah Lara. Davina membuka kaca jendela mobilnya dan melihat Lara dengan pandangan muak.
"Ini ambillah. Kau tak punya baju untuk pesta prom, bukan?" kata Davina melemparkan sebuah gaun berwarna merah muda pada Lara.
Lara mengambil baju yang jatuh di atas aspal jalan di depan gerbang sekolah.
"Terima kasih," ucap Lara menunduk.
"Daddy yang menyuruhku memberimu gaun bekasku. Dan kurasa itu yang terburuk. Sangat cocok untukmu," kata Davina ketus dan menyuruh sopirnya untuk pergi.
Lara memegang erat gaun itu dengan menatap tajam ke arah mobil Davina yang telah pergi.
Lalu Lara pun berjalan menuju ke arah apartemen kecilnya yang disewakan oleh ayah Davina. Lara cukup bersyukur dengan hal itu. Dia tak tinggal di jalanan lagi.
Kini fokusnya hanya belajar dan belajar agar masa depannya membaik. Halangan terbesarnya saat ini hanyalah gangguan dari Davina yang masih bisa dia tahan.
Sudah pernah menjalani kerasnya hidup di penjara dan jalanan, membuat Lara menjadi anak yang kuat secara mental dan fisik. Kesabarannya masih diambang batas bawah dan dia tak terlalu menggubris gangguan-gangguan kecil seperti Davina dan teman-temannya.
------------------------------------------------
INSTAGRAM @ZARIN.VIOLETTA
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA,...❤❤❤
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂