NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23.

Pov ana.

"ah iyaa itu pun kami belum tau mas, karna sejujurnya kami haru menentukan hari pernikahan pada hari ini lalu kami langsung ke masjid ini" kata om agus membuat mas hanif menganggukan kepala.

"ah mungkin ini rejeki saya bertemu dengan bapak, kebetulan WO saya bekerja sama dengan salah satu cathring yang mana cathring itu milik sahabat istri saya pak, bu. Begitu juga dengan gaun pernikahan, saya menyediakan di butik mama mertua saya" kata mas hanif membuat kami cukup teekejut.

"jadi, mas hanif menyedia kan semuanya??" tanya tante bella di balas anggukan kepala oleh mas hanif.

"waaahh boleh sekali mas, kapan kita bisa bertemu dengan orang cahtring dan butik mas?" tanya tante bella dengan sangat antusias.

"nanti akan saya kabari secepatnya ya bu, saya akan memberitahukan ini dulu pada mereka" jawab mas hanif membuat tante bella tersenyum.

"ternyata pernikahan kalian sungguh sangat dilancarkan. dari yang tadinya mau sewa gedung ternyata tidak di pungut biaya, lalu ternyata anak pengurusnya yang punya WO, sekarang cathring dan gaun pun sudah dapat solusi. Subhanallah" kata bapak ana dengan mata berkaca-kaca.

"alhamdulillah pak, anak kita beruntung sekali" kata mama ana yang juga sudah menteskan air mata.

"itu belum seberapa pak, bu. Karna pihak WO juga menyediakan souvenir dan undangan sesuai dengan tamu undangan yang akan datang nanti, tentu saja itu akan masuk hitungan di luar dekorasi tadi. Jika bapak, dan ibu berkenan itu juga" kata mas hanif lagi membuat kami langsung terlihat sangat bersemangat.

"berarti kami akan terima bersih aja ya mas?" kata tante bella dijawab anggukan kepala oleh mas hanif.

"iyaa bu, tentu saja terima bersih. Nanti kami juga akan memberikan bonusan untuk melengkapi semuanya pak, bu" kata mas hanif.

"oohh alhamdulillah, yasudahlah kalau begitu kita ambil semua aja dari mas hanif. Tapi tante mau tester makanan sama gaunnya dulu ya mas hanif, ya namanua juga untuk tamu ya pasti rasanya harus oke. Gimana?" tanya tante bella.

"boleh dong bu, nanti akan saya kabari untuk test food ya bu. Nanti kita akan ke lokasi cathring dan butik jika ibu berkenan" kata mas hanif.

"iyaa tentu saja, tapi ajak juga ya istri mas hanif biar nanti tidak salah faham. Karna pasti hanya saya dan mama nya ana yang akan jalan karna anak-anak akan kerja juga sebelum hari pernikahan nanti" kata tante bella.

"oh iyaa boleh, tapi nanti untuk fiting baju ke butik diharapkan calon pengantin ikut ya tante. Takutnya ada yang kurang pas atau gak cocok, nanti akan di sesuaikan dengan keingianan calon pengantinnya" kata mas hanif.

"iyaa itu pasti nak hanif, nanti kita akan ajak ana sama billy kalau kebutik. Mungkin tesfoodnya bisa saat sore, jadi nanti kebutiknya pas saat billy pulang dari tempat kerja. Bisa kan ya mas hanif?" tanya tante bella.

"bisa banget bu, nanti akan saya aturkan pada pemilik butik. Sebelumnya terimakasih atas kepercayaannya pada saya bu, pak, mas, dan mbak nya. Mudah-mudahan saya tidak mengecewakan" kata mas hanif lagi.

"Aamiin, kalau begitu terimakasih banyak mas hanif. Nanti bisa hubungi saya ya mas kapan kita bisa ketemu dan tes food" kata om agung di angguki oleh mas hanif.

"iyaa sama-sama pak agung, insaallah nanti saya kabari segera kapan bisanya. Lagi pula sudah mepet kan ya hehehe" kata mas hanif sambil terkekeh.

"ahahaha iyaa nih, lebih cepat lebih baik kan yaa biar gak lama-lama terjerumus dosa" kata om agung pada mas hanif.

"iya pak betul" jawab mas hanif sambil tersenyum lebar.

"kalau begitu kami permisi ya mas hanif, nanti seterusnya akan di lanjutkan oleh para ibu-ibu negara ini biar lebih afdol" kata om agung disambut kekehan dari mas hanif.

"iyaa pak, hati-hati di jalan" kata mas hanif.

"assalamualaikum" salam kami serentak.

"waalaikumsalam warahmatullah" jawabnya dengan senyuman.

Setelah selesai, aku dan yang lainnya pun kembali kerumah. Jam sudah menunjukan hampir pukul tiga sore, tak terasa tiga jam sudah kami di masjid basmallah tadi. Mas billy dan keluarga nya langsung pulang kerumah mereka.

"bagus banget mbak gedungnya, tadi tante bella juga milih dekorasi yang bagus dan mahal tau mbak" kata nayla padaku.

"ohya? Kok kamu tau dek?" tanyaku pada nayla.

"iyaa tau lah mbak, tadi nayla liat kok tante bella kasih liat ke mas-mas nya. Nay liat harganya, mahal banget kan mbak. Itu belum yang lainnya juga" kata nayla membuatku terdiam.

"alhamdulillah an, kamu dapat mertua yang sangat baik seperti tante bella itu an" kata mama yang tetiba datang setelah berganti baju.

"alhamdulillah ma, tapi kan ana belum tau aslinya seperti apa. Memang kelihatannya baik, tapi ana juga gak mau suudzhon dulu sih" jawabku.

"iyaa bener kamu an, semoga aja tante nya billy itu bener-bener baik dan bisa sayang sama kamu seperti sama anaknya sendiri" kata mama yang langsung aku angguki.

Terdengar suara denting ponsel berbunyi, ternyata ada pesan masuk dari mas billy melampirkan sebuah foto. Aku pun membukanya dan terbelalak kaget melihat apa yang dikirimkan mas billy.

"kenapa an, kok muka kamu kaya kaget gitu?" tanya mama dengan wajah penasaran.

"i-ini ma, om agung transfer uang ke ana dengan jumlah yang bikin ana gak bisa berkata-kata" kata ku pada mama yang langsung mengambil ponsel yang aku sodorkan.

"masyaallah anaaa, ini banyak banget. Yaallah pak, bapaaaakk" kata mama yang langsung berteriak histeris memanggil bapak yang masih berada di dalam ruangan lain.

"ada apa sih sih ma teriak-teriak?" tanya bapak yang akhirnya keluar dari ruangan itu sambil memakai kaos.

"i-ini si billu kirimin uang ke ana banyak sekali pak, lihat" kata nama yang langsung memperlihatkan nominal transferan pada bapak.

"masyallah, alhamdulillah, subhanallah. Rejeki kamu nak" kata bapak yang langsung memelukku.

"tapi pak, apa tidak berlebihan pak? Resepsi dan akan bahkan semuanya sudah di urus sama keluarga mas billy, saat ini justru mas billy mengirimkan transferan dari om agung pada ana. Pak, apa ana pantas?" tanya ku dengan air mata yang sudah mengembun.

"pantas nak, kamu sangat pantas. Semua ini buah dari kesabaran kamu nak, kamu diratukan oleh orang yang tepat. Bapak bahagia kamu mendapatkan imam yang baik, semoga sholatnya sebaik akhlaknya ya nak" kata bapak dengan terus memelukku dan mencurahkan kasih sayangnya padaku.

"Aamiin, mudah-mudahan pak. Sini ma, biar aku balas dulu pesan dari mas billy" kataku meminta balik ponsel ditangan mama.

aku pun membalas pesan mas billy dengan ucapan terimakasih yang teramat sangat pads om agung dan tante bella.

"terimakasih ya mas, sampaikan terimakasih ku dan juga keluargaku untuk om agung dan tante bella ya mas. Semoga dimurahkan rejekinya" kataku didalam pesan itu.

"sama-sama sayang, ini khusus untuk acara pernikahan kita ya sayang. Kamu bisa berikan pada mama dan juga bapak, kalau kamu ada yang mau di beli kamu boleh pakai atm yang aku kasih loh. Jangan lupa, itu juga milik kamu" kata mas billy yang dengan cepat membalas pesanku.

"yaallah kebaikan apa yang sudah aku lakukan sampai engkau memberikan ujian kenikmatan yang berturut-turut seperti ini" gumamku dalam hati.

Aku pun lanjut berbalas pesan dengan mas billy sampai tak sadar, aku tertidur disaat menjelang asar.

Aku dengar samar-samar suara orang berbicara, aku mengucek mata. Ternyata ada pak deh ku dari daerah lain kerumah, aku pun menghampiri dan menyalaminya.

"udah bangun an, kayanya capek banget sampai pules begitu" kata pakdeh ku itu.

"iyaa capek banget pakdeh, tadi baru pulang abis liat-liat aula" kataku pada pakdeh.

"jadi nya di aula ya an, kenapa gak di gedung atau hotel?" tanya pakdeh padaku.

"aula masjid itu udah lebih dari cukup pakdeh, ana gak mau terlalu muluk-muluk. Sebetulnya ana lebih suka acaranya di rumah aja si pakdeh" kataku pada pakdeh.

"iyaa sih bener, lebih sakral ya?" katanya. Aku pun menganggukan kepala sebagai jawaban.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!