Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Valerie & Noah
Noah merasa bingung dan menatap Valerie dari tempat duduknya. Ia tahu Valerie sedang kesal dan ia penasaran tentang apa yang sedang wanita itu lakukan di kantor ini. Terlebih, ia bersama Brian. Sesuatu yang cukup membuat Noah terkejut.
Brian mengamati Noah, melihat bagaimana laki-laki di hadapannya memperhatikan Valerie. Rupanya, Valerie selalu menarik di mata setiap orang.
"Jadi, aku memintamu datang karena aku ingin mencabut tuntutanku pada wanita itu atas kasus yang kemarin. Batalkan semua tuntutan dan aku ingin semua masalah ini dianggap tuntas," jelas Brian. Ucapannya membuat Noah memalingkan wajah dari Valerie.
"Ah, tentu. Baiklah," jawab Noah.
"Bagus, kami sudah mencapai kata sepakat agar kasus ini dihentikan."
"Kenapa tiba-tiba sekali? Aku tahu kau bukan pemaaf," ledek Noah sambil tersenyum kecil. Sementara Brian tertawa mendengar ucapan jujur temannya.
"Kau tahu aku tidak sekejam itu pada wanita. Dia menebus kesalahannya dengan cara lain."
"Cara lain?" Noah mengernyit heran.
"Hmm, sekarang dia bekerja padaku. Dia akan menjadi bodyguard dalam jangka waktu tiga bulan," terang Brian. Gurat senyum tergambar jelas di sudut bibirnya.
"Bodyguard?" Noah melotot heran. "Brian, dia wanita. Bagaimana bisa kau mempekerjakannya sebagai bodyguard? Apa tidak ada bidang lain? Itu bisa membahayakan keselamatannya juga," ungkap Noah keberatan.
Brian terdiam, menyadari ketidaksukaan Noah atas keputusannya.
"Aku yakin dia pandai bela diri. Lihat apa yang dia lakukan pada Max, kenapa kau khawatir sekali?"
"Tapi, Brian ...."
"Ini sudah menjadi kesepakatan kami. Dia setuju dan tidak keberatan dengan kontrak kerja yang aku ajukan. Tugasmu hanya menangani kasus ini di kepolisian, setelah itu ini bukan lagi urusanmu," tegas Brian.
Noah terdiam, ia tidak ingin berdebat dan enggan membantah perkataan Brian. Mereka sudah saling kenal cukup lama, dan Noah paham jika Brian selalu melakukan apa yang ia inginkan dan berusaha mendapatkan keinginannya dengan segala cara.
Brian dan Noah akhirnya makan siang bersama setelah makanan mereka tiba. Keduanya tidak terlalu banyak bicara, bahkan Brian merasa tidak nyaman karena tahu Noah tidak sependapat dengannya.
Di meja lain, Valerie telah menghabiskan makan siangnya dengan cepat. Ia sudah berusaha memasang pendengarannya dengan tajam namun tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan oleh dua laki-laki yang berada tidak jauh darinya.
"Sebentar, aku mau ke kamar kecil," pamit Brian pada Noah.
Saat melihat Brian berdiri dari tempat duduknya, Valerie segera menghampiri laki-laki itu dan berpikir jika Brian telah menyelesaikan makan siangnya. Namun saat Valerie hendak mengikuti langkah kaki Brian pergi, Noah menahan lengannya.
"Dia hanya ke kamar kecil," cegah Noah.
"Oh." Valerie menganggukkan kepalanya. Hampir saja ia melakukan hal yang menggelikan.
Brian melirik sekilas, lalu kembali berjalan ke tempat tujuannya.
"Brian mencabut semua tuntutannya. Tapi kenapa kau menerima tawaran Brian? Menjadi bodyguard? Kau wanita, V," protes Noah.
"Lalu apa lagi yang bisa aku lakukan? Kau bilang bagaimanapun usahaku, aku tetap akan kalah di pengadilan."
"Seharusnya kau minta padanya untuk pekerjaan lain, bukan bodyguard. Apa kau harus bersamanya selama dua puluh empat jam penuh?"
"Tidak, mana mungkin. Hanya saat dia bekerja."
"Ah, syukurlah. Aku pikir kau harus menjaganya dua puluh empat jam." Noah bernapas lega.
"Aku rasa ini bukan hal yang buruk, tidak ada salahnya bekerja padanya," ucap Valerie. Ia hanya tidak mau Noah mengkhawatirkannya. Ia tahu Noah selalu peduli, hanya saja ia tidak mau menyalah artikan kepedulian laki-laki itu.
"Kau bisa katakan padaku jika terjadi sesuatu. Pastikan kau memprioritaskan dirimu terlebih dahulu daripada Brian. Hmm?"
"Tentu, terima kasih sudah mengkhawatirkanku," ucap Valerie sambil tersenyum.
Dari kejauhan, Brian memandang mereka. Brian merasa ada sesuatu di antara mereka, hanya saja keduanya seakan berusaha untuk saling menjaga jarak.
🖤🖤🖤