NovelToon NovelToon
Pria Pilihan Sang Perawat

Pria Pilihan Sang Perawat

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis
Popularitas:472.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: SHIRLI

Cantik, cerdas dan mandiri. Itulah gambaran seorang Amara, gadis yang telah menjadi yatim piatu sejak kecil. Amara yang seorang perawat harus dihadapkan pada seorang pria tempramental dan gangguan kejiwaan akibat kecelakaan yang menimpanya.

Sanggupkah Amara menghadapi pria itu? Bagaimanakah cara Amara merawatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHIRLI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelajaran

"Itu cuma obat pereda nyeri kok Mas," kilah Amara berusaha membela diri.

"Bohong! Ini pasti obat penenang, kan?! Nggak kapok lo udah gue bikin tidur seperti mati semalaman? Lo masih mau lagi? Masih pengen lagi? Lo mau gue bikin tidur lagi seharian ini!" Dimas berteriak geram. Tangannya bahkan tanpa sadar meremas lengan Amara.

Amara menggeleng cepat dan menatap Dimas dengan pandangan mengiba. "Nggak Mas, jangan, saya mohon." Amara menarik paksa lengannya hingga terlepas dari cekalan Dimas. Gadis itu tampak ketakutan lantas segera mundur menjauhi Dimas agar lelaki itu tak dapat menjangkaunya.

Dimas yang melihat ekspresi ketakutan Amara pun tergelak kencang. Tampak kepuasan terdengar dari tawa menggelegar itu. Sementara Amara hanya menatap bingung dan berpikir lelaki di hadapannya ini benar-benar terganggu kejiwaannya.

"Kenapa ngeliatin gue kaya gitu? Lo pikir gue gila? Asal lo tau ya, gue nggak gila." Dengan mata yang sengaja ia lebarkan, Dimas berbisik di telinga Amara. "Sekali lagi gue lihat lo bawa jarum suntik kaya gini, elo yang bakal gue bikin gila." Seringai puas muncul di bibir Dimas usai mendesiskan ancamannya.

Sementara Amara hanya bisa menelan ludahnya susah payah sembari merutuki kebodohan dirinya sendiri. Ia bodoh karena telah melepaskan kesempatan baik yang datang hingga hilang begitu saja dari genggaman.

Namun apa daya, berubah pikiran hanya akan membuat Dimas meremehkannya. Dengan menerima tawaran itu pula, sudah barang tentu akan memperburuk citranya sebagai perawat yang tak konsisten dan loyal dalam pekerjaan hanya karena uang.

Amara hanya bisa pasrah dengan apa yang sudah digariskan. Segala hal yang terjadi tentunya atas kehendak Allah SWT. Maka hanya kepadaNya lah rasa takut itu di tempatkan. Amara yakin Allah SWT akan selalu melindunginya selama ia berada di jalan kebaikan.

"Ngapain lo masih di sini?" tanya Dimas sambil mengedikkan dagunya.

Suara Dimas yang setengah berteriak itu mengejutkan Amara. Gadis itu berjingkat hingga nampan yang ia pegang ikut berguncang.

"Buruan masak sana! Ingat ya, bikin yang sama persis dengan bikinan Bi Eli."

Amara mengangguk lemah. "Baik Mas, saya akan buatkan yang sama persis dengan buatan Bi Eli."

Amara pun mohon diri dan pergi meninggalkan kamar itu dengan tergesa. Dimas hanya memberikannya waktu sepuluh menit, dan sepiring nasi goreng harus sudah tersaji di kamarnya.

Amara yang tiba di dapur dengan nasi goreng masih utuh membuat Eli dan Euis bertanya-tanya. Terlebih karena Amara datang dengan napas yang tersengal.

"Mas Dimas kenapa Amara? Kok kamu ngos-ngosan dan kelihatan panik begitu? Terus nasi gorengnya juga masih utuh." Eli bertanya dengan wajah keheranan.

"Bi, Mara nggak ada waktu untuk menjelaskan. Mas Dimas cuma kasih waktu sepuluh menit untuk membuat nasi goreng yang sama persis dengan buatan Bibi. Bantu Amara ya Bi," Amara menggenggam tangan Eli sembari memohon.

Meski masih sedikit bingung, namun perempuan paruh baya itu tampak tersenyum tulus dan mengangguk sanggup. Keduanya lantas bergerak cepat bahu-membahu membuat nasi goreng itu bersama-sama. Dengan sabar dan telaten Eli mengajari dan memberi tahu kesukaan Dimas kepada Amara. Semuanya dilakukan dengan cepat dan pintas agar tak banyak waktu yang terbuang.

Sebelum sepuluh menit berlalu, nasi goreng sudah matang dan berpindah ke piring saji. Amara tersenyum puas dan segera membawanya ke kamar Dimas dengan berlari.

Dengan percaya diri Amara menyodorkan nasi goreng itu pada Dimas yang langsung diterima oleh lelaki itu.

"Bener ini masakan lo?" Dimas bertanya dengan keraguan yang tampak di matanya.

"Benar Mas, tapi saya meminta bantuan sama Bi Eli sedikit. Karena Mas minta saya untuk membuatnya yang sama persis dengan buatan Bi Eli, jadi saya putuskan untuk bertanya langsung pada pakarnya."

Dimas berdecih. "Bilang saja kalau kau memang meminta Bi Eli untuk membantumu. Pakai berdalih dengan alasan bertanya pada pakarnya, lagi." ejek Dimas dengan tersenyum meremehkan.

Tanpa basa-basi lagi, Dimas pun menyuapkan sesendok nasi goreng udang spesial dengan telur mata sapi di atasnya. Dengan tiga potong irisan timun dan daun selada sebagai hiasannya, persis seperti nasi goreng pertama yang Amara bawakan untuknya.

Dimas mengunyah nasi goreng itu pelan sembari mengecap rasanya. Namun mimik wajah yang semula datar kini terlihat membelalak seperti sedang tersengat. Dan tiba-tiba saja Dimas memuntahkan makanan di mulutnya itu tepat di kaki Amara yang hanya beralaskan sandal jepit rumahan saja.

Bola mata Amara membulat dan mulutnya ternganga. Gadis itu masih tertunduk kaku sambil menatap kakinya yang terkena sepahan dari mulut Dimas. Sesaat kemudian ia mengangkat pandangan dan menatap Dimas dengan ekspresi sedih. Sedang yang ditatap justru memasang mimik polos tanpa dosa. Benar-benar tak berperikemanusiaan.

"Apa kau tidak bisa memasak? Nasi goreng ini terlalu asin! Aku tidak suka!" Sembari membuang muka, Dimas menyodorkan piring itu pada Amara.

"Asin bagaimana Mas, saya sudah mencicipinya tadi dan rasanya pas, kok!"

"Pas apanya?! Kau membuat nafsu makanku hilang begitu saja!"

"Maaf Mas, beri saya waktu dan saya akan buatkan yang baru. Saya janji, kali ini akan memasak nasi goreng spesial yang super lezat untuk Mas Dimas," Dengan sikap tenang, Amara mencoba membujuk, meski dia benar-benar merasa kesal. Bagaimanapun juga ia harus terlihat tegar, sebab Amara tahu Dimas kini sedang mengerjainya.

"O-gah!" Ucap Dimas dengan penuh penekanan.

"Tapi Mas Dimas harus makan. Tanpa makan Mas Dimas tidak bisa meminum obat. Mas Dimas tau, kan, tanpa obat akan susah mendapat kesembuhan. Kalau Mas Dimas sakit lagi bagaimana?"

"Itu urusan lo! Kesehatan gue adalah tanggung jawab lo! Ya pinter-pinter elo lah. Lo harus mikirin gimana caranya supaya gue mau makan dan minum obat!"

What! Rupanya ada unsur kesengajaan di sini? Sengaja bikin aku kesel, gitu! Dasar ya, mentang-mentang aku kerja sama dia, jadi mau seenaknya! batin Amara menggeram kesal. Mau ngotot juga percuma. Tetap saja dia yang akan kalah dan berakhir menyerah pada si gila Dimas itu.

"Terus sekarang maunya Mas Dimas apa?" tanya Amara dengan nada lemah stelah gadis itu mengembuskan napas berat.

"Keluar lo dari kamar gue! Gue ngantuk mau tidur. Gara-gara lo, gue nggak bisa tidur nyenyak semalam!" papar Dimas sembari merebahkan tubuh di kasur yang empuk dengan nyaman.

"Terus sarapan sama obatnya bagaimana?"

"Ya lo mikir sendiri gimana caranya buat bujuk gue, lah! Itu kan kerjaan lo. Kalau gue mau dengan suka rela, keenakan elonya dong."

"Baik Mas," Amara menjawab dengan berat. Gadis itu memberengut lalu berjongkok untuk memunguti nasi di kakinya.

Dari tempatnya, diam-diam Dimas mengawasi Amara. Lelaki itu tampak menahan tawa melihat kesialan Amara oleh ulahnya. Ia tersenyum senang karena pada akhirnya bisa memberi gadis itu pelajaran.

"Saya permisi, Mas." Amara mengangguk sopan untuk mohon diri. Lantas berbalik badan dan kemudian melangkah pergi.

"Hey ingat ya, begitu gue panggil nama lo, lo sudah harus berada di hadapan gue sebelum lima menit! Kalau sampai lebih, bakal abis, lo. Ngerti nggak!"

Amara yang berdiri di ambang pintu seketika mengangguk patuh. "Mengerti Mas," balasnya.

"Bagus." Dimas terseyum sambil mengacungkan jempolnya.

Bersambung

1
Sumarni Tina
Luar biasa
Enjelika h
Lumayan
Sulistiawati Kimnyo
semangat lg kakak....
Via
kebanyakan dram jd bosen bacanya
Via
huhhh TOLOL si Amara goblok anjing gitu aj mau ngalah setan😤😤😤😏😏😏
Firda Fami
dah tinggalin aja tuh si Dimas biar mati sekalian 👿
beybi T.Halim
gak asek .., karakter wanitanya seharusnya keren.,barbar dan gak gampang ditindas.,biasanya anak yatim-piatu itu punya sifat yg keren😊
Fa Rel
amara bodoh mending minta cerai biarin dimas nyesel seumur idup
Fa Rel
rasain lu dimas emang enak di.bhongin biar amara ma juan aja lah dripada.ma.dimas g tau trima kasih
Zahra Cantik
masa udah tamat thor 😔😔
kasih bonus dong 😘😘😘
Nina Latief
Lanjut thooorrr...nanggung nih
Bagus X
tamat ?
😨😨
Bagus X
wah wah wah,,tanda tanda wereng coklat ini😌
Bagus X
💖💞👄
Bagus X
eeelahdalah,,,
Bagus X
wadaw,,dalem bngeeeet
Bagus X
😁😁😁😁😁😁😁😁 sa ae mu Thor idenyaaa
Bagus X
ooohhhh,,,so swiiiitttt 😜
Bagus X
ya'ampun othooor,,,benar benar tega dehhh🤦
Bagus X
bwahahahahahaha
tega niih othornya😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!