NovelToon NovelToon
Pengasuh Si Kembar

Pengasuh Si Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Anak Kembar / Naik Kelas
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.5
Nama Author: Ilham Dzaki

Menceritakan tentang kisah khumaira larasati, gadis desa yang selalu di hina teman temannya karena miskin serta di khianati pacarnya, dia nekad ke jakarta untuk merubah nasib menjadi seorang pengasuh anak kembar milik duda kaya, simak kisahnya, mampukah Ira menakhlukkan si kembar dan merubah nasibnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadi bahan ejekan teman

Sore Ini Ira baru saja pulang dari sawah memetik sayuran untuk di jual besok di pasar. Keluarga ira hanya seorang petani, dia sudah tamat SMA setahun yang lalu, dan tidak punya biaya untuk melanjutkan kuliah di kota.

Ira berjalan menelusuri jalan setapak menuju rumahnya sambil mendorong gerobak isi sayur.

Di jalan dia bertemu dengan dua teman sma nya, yang kuliah di kota Malang, dua gadis itu berjalan dengan congkak, gayanya sudah seperti orang kota saja, mereka mulai mengejek Ira yang pekerjaannya membantu ayahnya di sawah.

"Wah wah, ternyata primadona sekolah kita sekarang pekerjaannya jadi tukang rumput to, eh tukang sayur." Ejek Erna

"Kasihan, mukanya jadi kusam, dan item, lihat kita setahun di kota sudah glowing, lha situ masih saja seperti ini." tambah Winarti.

" Maaf saya harus segera pulang, hampir Maghrib, ibu sudah menunggu sayur sayur ini." jawab Ira.

"Hello Ira, tidak sopan banget sih, teman lama pulang malah di cuekin, kita itu cuma kasihan sama kamu, dan aku beri tahu ya, mending kamu jadi Tkw tu, di hongkong atau taiwan, mending gajinya besar, tidak begini terus, panas panas di sawah, wajah kusam, kasar, atau kerja di kafe di kota, kamu kan cantik pasti bisa." Maya Winarti meminta Ira jadi tkw ke hongkong atau taiwan saja.

" Iya win, Er, nanti aku fikirkan lagi, kalau mau ke kota atau jadi tkw kan juga perlu biaya, jadi harus nabung dulu, kalian tahu sendirikan keadaan keluargaku." Jawab Ira.

"Halo Ir, kamu itu jangan ketinggalan info deh, siapa bilang jadi tkw perlu biaya, paling cuma gaji kamu di potong, berapa bulan begitu saja,. tidak perlu repot, ya kali kalai laki laki haris bayar mahal dulu baru berangkat." jawab Winarti lagi.

"Oh ya, daftarnya di mana?" Ira mulai kepo dengan pernyataan Winarti.

"Sudah jangan di ladeni, nanti kalau dia jadi tkw beneran kita kita bakalan kalah, dia pulang pasti jadi rebutan pemuda pemuda di sini." Kata Erna.

"Buat apa bersaing dengan dia kalau yang naksir pemuda kampung sini aku mah ogah, lihat saja tampang mereka tidak sebening cowok kota." kata Erni. dia mengajak Winarti pergi. Disepanjang jalan, banyak yang menyindir Ira.

"Ir ir kamu itu cantik kok mau maunya kerja di sawah, tru pagi ke pasar, pulang dari pasar menjaga anak bu sari yang cerewetnya minta ampun itu, lebih baik kamu bekerja saja di kota dik atau jadi Tkw, gajinya juga lebih besar, Kalau cuma begini kamu tidak akan maju." Ada seorang tetangga Ira juga bilang, kalau sebaiknya Ira bekerja saja di kota, gaji besar dan sebagian di kirim ke kampung.

"Mereka melarang mbak, takut kalau salah pergaulan, lalu kalau jadi tkw, takut seperti mas Rahmat, di malah di tangkap polisi di sana karena ilegal." Kata Ira.

"Coba kamu bicara sama emak dan bapak, dan janji tidak akan neko neko." kata mbak susi tetangga Ira.

" Iya mbak, Ira akan coba bicara pada mereka, kasihan bapak harus mencari uang demi menebus mas Ahmad, anaknya juga masih kecil kecil, dan mbak Nila juga butuh figur seorang suami." kata Ira.

" Kakakku juga ada yang bekerja di jakarta, jadi pembantu sih, tapi gajinya besar, dia bahkan bisa beli sapi dan sawah. besok kakakku pulang, coba deh kamu bicara ke dia, nanti aku bantu, yang penting kamu yakinkan bapak dan emak dulu." Ucap Mbak susi meyakinkan Ira.

" Terima kasih mbak nanti malam Ira akan bicara ke mereka." Jawab Ira, lalu dia melanjutkan perjalanannya. Di tengah perjalanan, dia melihat Deni pacarnya, yang kemaren sore berjanji padanya akan mengumpulkan uang untuk melamarnya tanya hari ini Ira melihat Deni sedang berciuman dengan Vania yang tak lain sepupu Ira sendiri, Vania bekerja di salon, penampilannya seksi dan bodinya terawat. sedangkan dia pakai bedak saja jarang.

Uang yang mereka kumpulkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari dan di tabung untuk menebus mas Ahmad.

Ira yang penasaran , mendekati gubuk tersebut dan tampak dengan jelas mereka sedang bercumbu mesra.

"Astagfirullah mas Deni mbak Vania, apa yang kalian lakukan, mas bukannya kemaren kamu berjanji akan melamar saya, tapi kenapa sekarang kamu dan mbak Vania melakukan itu." Kata Ira, matanya berkaca kaca, menahan tangis.

"ha malamar kamu, lihatlah perbedaan kamu dan aku Ira." Vania berdiri dan memperbaiki penampilannya yang acak acak acakan itu, Vania berlenggok menampilkan lekuk tubuhnya. lalu dia memutar tubuh Ira yang tertutup rapat memakai blouse kuno, dan Rok yang nggak banget.

"Lihat dirimu, yang jelas Deni pasti memilih aku yang lebih seksi, lebih cantik pastinya." Jawab Vania.

" Mas, kenapa kamu diam saja, katakan sesuatu! " Kata Ira.

" Vani benar, aku lebih cocok dengan Vani, lebih baik jangan mengharap aku lagi." Kata kata Deni bagaikan petir tanpa hujan di sore hari, Ira segera pergi meninggalkan Pasangan sejoli tersebut, sambil mendorong gerobaknya.

Ira menguatkan hatinya dan tidak mau menangis, dia harus kuat, buat apa menangisi pria yang tidak konsisten.

" Kuat Ira, kuat, kamu tidak boleh menangisi pria tidak punya pendirian itu, hidup mu sudah susah jangan di tambah dengan susahnya memikirkan seorang pria." Gumam Ira.

Khumaira terus mendorong gerobaknya, dia tidak mempedulikan sandal jepitnya yang putus sebelah.

" Ini sandal juga ikut ikutan putus, kamu mengejekku ya." gumam Ira pada sandalnya, dia memutuskan untuk meninggalkan sandal sebelahnya, dan pulang dengan telanjang kaki.

Ibunya sudah menunggu dengan harap harap cemas, karena tidak biasanya Ira pulang sampai sesore ini, bahkan adzan magrib sebentar lagi berkumandang.

"Ya Allah Ir, kamu dari mana saja nduk, ibu sudah cemas menunggu kamu, dan kenapa kakimu berdarah, mana sandal kamu?"

Ibu melihat ada bercak darah di kaki Ira, karena tadi memang tersandung batu. Gadis polos ini bahkan tidak mempedulikan kakinya terluka, semua itu tidak ada bandingannya dengan luka di hatinya.

Ira memutuskan untuk segera mandi dan sholat magrib, menumpahkan segalanya pada sang pencipta, Ira lebih memilih curhat kepada Allah daripada pada manusia, bahkan di depan kedua orang tuanya sendiri Ira menutupi semua kesedihan dia selama ini.

" Ya Allah, aku tidak pernah menyesali apa yang terjadi pada hamba selama ini, hamba tahu apa yang tejadi memang sudah kau kehendaki, tapi boleh kah hamba memohon ya Allah, untuk mengurangi cobaan yang kau berikan pada hamba, Beri hamba jalan yang tepat untuk bisa membantu orang tua hamba, ya Allah setiap teman, tetangga menyuruh hamba bekerja ke kota, tapi kedua orang tua melarangnya, mana yang harus hamba lakukan ya Allah." Ira menumpahkan semua ya di atas sajadahnya.

1
Wiwik murniati
Luar biasa
Wiwik murniati
Lumayan
indah
Luar biasa
yusuf b
Lumayan
Anggi Ragi
disuruh karoke malah sholawatan 🤣😭😭😭
Sugi Yanto
blm baca
❣@Sha_Putrie❣
Bergetar saat tau Ternyata namanya Khumaira /Heart/
Sugi Yanto
Luar biasa
Anonymous
keren
Andariati Afrida
Bagus jalan ceritanya. Terus berkarya thor
kutu
Luar biasa
Betty Susilorini
Lumayan
murni vista
Luar biasa
Fi Fie
menarik, sampe baca ulang
Sachi Alfarizky
Lumayan
Sri Wahyuni
Luar biasa
nurul istiqomah
seru
Rara Nospan
Kecewa
Rara Nospan
Buruk
Joko Widodo
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!