Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Melihat Mia
Amar pun menelungkupkan wajahnya ke bantal. Mengingat semua kenangan masa lalunya. Ada perasaan bersalah di hatinya. Saat ia meninggalkan keluarganya. Cukup lama Amar terdiam. Sampai akhirnya ia pun tertidur pulas dengan sendirinya.
Dan paginya dirumah pak Farhan. Alisa sudah duduk di dalam mobil. Menunggu Zain yang sedang mengambil berkas di kamarnya. Karna tadi ia lupa membawanya
" Maaf abang lupa?" kata Zain. Ketika sudah masuk kembali kedalam mobil
" Ngak apa apa bang," kata Lisa tersenyum. Lalu Zain pun menyalakan mobilnya. Karna hanya mereka berdua yang belum berangkat. Sedangkan ayah dan bundanya Sudah berangkat kerja sedari tadi.
" Kita memutar jalan saja ya de, agar ngak terjebak macet. Biar ade ngak terlambat ," kata Zain.
" Terserah abang, yang penting nyampe," kata Lisa yang mulai terbiasa dengan Zain.
Zain pun tersenyum. Lalu mengendarai mobilnya dengan tenang. Sedangkan Lisa hanya duduk diam .Sambil matanya menatap kedepan
" Apa ade melamun, atau memikirkan bang Amar?" tanya Zain mengusik lamunan Lisa
Hingga Lisa pun menoleh. Menatap Zain yang menyetir mobil sembari tersenyum tipis pada Lisa.
" Apa bang Zain dekat sama bang Amar?" tanya Lisa.
" Tidak juga, kenapa?" jawab Zain melirik Lisa yang terlihat memikirkan sesuatu. Sehingga kerutan di dahinya terlihat sangat jelas.
" Lisa hanya merasa aneh bang. Bang Amar sedikit berubah. Akhir akhir ini, dan tadi malam bang Amar sempat nelpon Lisa. Tapi hanya 10 menit. Lalu di matikan. Apa bang Amar punya masalah. Masa sampai segitunya," kata Lisa mulai curhat.
" Mungkin Amar sedang sibuk de, jadi kita maklumi saja," kata Zain. Yang tidak mau Lisa terlalu memikirkan Amar.
" Ya semoga saja begitu bang, Lisa berharap bang Amar dapat pekerjaan yang bagus setelah wisuda," kata Lisa.
" Aamiin, "jawab Zain sambil fokus menyetir
Sehingga tidak terasa berkendara, mereka pun sudah sampai didepan gerbang sekolah.
" Ya ampun ngak terasa, terimakasih ya bang. Hati hati di jalan," kata Lisa saat Zain merapat ke pinggir jalan.
" Ya ade juga hati hati, oh ya apa ade masih punya uang saku. Nih buat jajan," kata Zain yang mengeluarkan dompetnya
" Lisa masih punya bang, masih cukup kok buat besok," kata Lisa menolak.
" Terima saja, tidak baik menolak rezeki. Siapa tahu ade butuh" kata Zain. Sembari memberikan uang merah 3 lembar pada Lisa yang ingin membuka pintu mobil.
" Ya sudah , terimakasih ya bang. Ini bukan utang kan?"kata Lisa memastikan.
" Hahaha, ade ini ada ada saja. Sana cepat masuk nanti terlambat," kata Zain
" Ya bang, sekali lagi terimakasih," kata Lisa tersenyum senang. Karna ia mendapat uang saku dari Zain.
Lalu Lisa cepat keluar dan menutup pintu mobil. Setelah itu ia melangkah menuju pintu gerbang sekolah. Sedangkan Zain tersenyum geli di dalam mobil . Sambil tersenyum senyum sendiri. Mengingat perkataan Lisa barusan.
" Astaga anak itu terlalu polos, andai abang sudah akrab. Bang Zain cubit pipimu de," kata Zain tersenyum. Yang sudah bisa menerima Lisa sebagai adiknya
Lalu Zain pun kembali menjalankan mobilnya meninggalkan sekolah Lisa. Untuk menuju kantornya. Karna siang ini ia akan ada rapat dengan klein.
Disisi lain Amar yang baru sarapan bersama papi dan maminya. Terlihat sangat menikmati makanannya. Sehingga maminya terlihat senang melihat Amar mulai beradaptasi bersama keluarga barunya.
" Mar ada beberapa mobil di garasi. Kau bisa memakainya, jika Amar mau nak. Kuncinya di laci lemari ruang tengah," kata papi. Menatap Amar sembari tersenyum.
" Terimakasih pi, Amar pakai motor dulu saja. Besok besok jika butuh dan mulai bekerja. Baru Amar akan membawa mobil," kata Amar.
" Ya itu terserah Amar saja nak, jangan sungkan untuk minta apa yang Amar butuhkan pada mami dan papi ya," kata mami ikut menimpali
" Ya mi" angguk Amar. Lalu kembali menyuap makanannya. Begitu juga kedua orang tuanya.
******************
Siangnya Lisa dan Sani langsung pulang. Namun karna hari ini ada les. Mereka pun ingin langsung ketempat les yang biasa mereka datangi. Namun kali ini Lisa yang membawa motor Sani. Lalu keduanya meluncur dengan kecepatan sedang. Agar bisa mampir dulu ke sebuah cafe . Untuk makan siang. Karna Lisa ingin mentraktir Sani makan. Sebelum mereka mengambil les sore ini.
" Sani kita mampir cafe yang di depan itu ya?" kata Lisa.
" Hah buat apa, tanggal tua Lis, gue lagi boke, " kata Sani memberi alasan. Tahu jika Lisa ingin jajan di sana.
" Hari ini gue yang traktir loe, jadi ngak perlu khawatir," kata Lisa.
" Serius nih, dapat durian runtuh loe?" kata Sani senang.
" Ya lumayan, dapat rezeki ngak di sangka sangka dari abang baru," kata Lisa.
" Hah abang baru , maksud loe abang ketemu gede. Atau loe sudah nerima tuh salam kak Dean," kata Sani asal ngomong
" Dasar mulut ngak punya adab. Main fitnah aja loe San, mana ada...ini rezeki di kasih abang sepupu gue yang baru datang dari surabaya Susan " jelas Lisa kesal
" Sani....Lis, seenaknya saja loe ganti nama gue. Bisa di aqiqah dua kali gue , jika ganti nama." kata Sani tidak terima.
" Loe juga, seenaknya main tuduh. Emang gue gadis apaan. Gue ngak kaya loe yang hobby jelalatan," kata Lisa yang membawa motor mereka masuk ke halaman cafe.
" Hehehe....maaf beb, kan ngak ada salah nya menebak nebak," kata Sani. Seraya turun dari motor. Ketika motor sudah berhenti
" Mulut mu harimau mu San, hati hati kalo main tebak. Bisa zonk baru tahu rasa," kata Lisa manyun. Yang masih duduk diatas motor.
" Dih baper, ayo turun. Lepas tuh helm . Katanya mau traktir. Niat atau cuma mau PHP gue," kata Sani berkacak pinggang.
" Hehehe ... mengharap juga lor. Gue pikir loe menolak," ledek Lisa tersenyum.
" Ngak benar itu beb, kebetulan cafenya terlihat bagus, pasti makanannya enak .Jadi perut gue perlu request minta di isi. Kan mumpung gratis," kata Sani tersenyum.
" Dasar Susan," kata Lisa yang turun dari motor dan mengendong tasnya. Dan mulai melangkah menuju cafe
" Lisa jangan mulai deh," kata Sani protes
" Hehehe... begitu aja baper. Apalagi kalo punya pacar makin baper kali loe ya San. Tapi jangan sampe mewek deh," sindir Lisa
" Ngak akan. Emang loe, tapi kenapa loe ngak mau punya pacar Lis. Rugi loe Lis, kan banyak yang mau," jawab Sani.
" Bikin dosa itu mudah San, taubatnya susah. Loe tahu sendirikan. Kalo kita itu, di larang berpacaran dalam agama Islam. Apa loe lupa kata pak guru" kata Lisa.
" Tahu sih, tapi kan itu hanya hiburan biar ngak bete," kata Sani.
" Ngak ada hiburan yang sampai membuat loe terlena karna dosa. Hingga loe semakin terjerumus kedalamnya," kata Lisa berjalan masuk cafe. Sambil mencari tempat duduk kosong.
" Ya ustadzah, sudah ceramahnya. Ayo kita pesan makanan," kata Sani yang mengikuti Lisa . Lalu menarik kursi dan duduk tenang Sembari meraih buku menu yang sudah tersedia di atas meja.
" Sudah, tapi jangan nekat. Takut loe hamidun," kata Lisa bicara sedikit berbisik
" Amit amit, ogah gue mending gue jadi jomblo," jawab Sani.
" Hehehe...tuh makan omongan sendirikan," kata Lisa meledek Sani.
" Aku mau yang ini, boleh kan," kata Sani. Mengalihkan pembicaraan Lisa . Karna ia tidak mau berdebat dengan sahabat baiknya itu.
" Ya , trus makanannya?" kata Lisa sambil ikut melihat lihat menu makanan di cafe. Sani pun lalu menunjuk gambar makanan yang ia suka.
" Aku yang ini saja," kata Lisa Sembari tangannya memanggil pelayan cafe. Namun tidak sengaja matanya melihat sosok yang ia kenal.
" Bukannya itu mba Mia ?" kata Lisa
" Siapa ?" tanya Sani. Ikut melihat kemana mata Lisa tertuju.
" Ah bukan siapa siapa" kata Lisa yang melihat Mia berduaan dengan seorang pria. Dan mereka sedang asyik makan sambil ngobrol.
" Sudah mba , hanya ini?" tanya pelayan
" Ya mba," kata keduanya kompak. Hingga pelayan itu pun pergi. Untuk membuat pesanan pelanggan.
" Dia bukan pacar abang kan?" batin Lisa dalam hati. Kembali mengamati Mia . Namun saat Lisa dan Sani menunggu pesanan datang. Tiba tiba....
" Sani , Lisa...!!" sebuah suara mengangetkan keduanya.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar