SELOW UPDATE!!!
Suka Alhamdulillah tak suka tinggalkan saja tanpa meninggalkan jejak, harap mengerti !! jangan karna komentar jahat kalian membuat Nae sebagai penulis Down....Cuzz cerita karangan semata jangan terlalu disamakan dengan dunia nyata....!!!
SINOPSIS
pernah di khianati membuatnya enggan memiliki pasangan hidup yang hanya menginginkan apa yang ia miliki..
seorang gadis gendut yang sebenarnya multitalenta memiliki segalanya tapi dirinya tak pernah bahagia karna semua orang hanya menginginkan sesuatu dari apa yang dimilikinya..
sejak di khianati oleh sahabat dan kekasihnya, gadis ini meninggalkan semua kebanggaannya keluar Negri dan menurunkan berat badannya setelah berhasil ia malah hidup menjadi gadis culun yang sederhana...
akankah gadis culun ini mendapatkan cinta sejati nya? ikuti kisahnya...
Novel ini hanya karangan semata, apabila ada kesamaan tempat dan nama itu semua murni kesalahan penulis..
harap bijak dalam berkomentar...
selow Update...!!
Happy Reading..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bisa menyentuhnya
Sya menggeleng-geleng kepalanya lalu fokus mencari Kevin,,
"ya ampun... aku terlalu menyepelekan rumah sederhana tadi.. nyatanya di bawah rumah ini ada fasilitas kamar president suite..! bahkan lebih". Sya memang mengakui sempat menyepelekan rumah Kevin tadi.
Sya mencari Kevin dimana-mana dan menemukan kamar Kevin,
Sya melihat Kevin yang sudah jauh lebih baik hanya saja Kevin terlihat butuh istirahat yang cukup.
"apa segitu menderitanya dia kalau bersentuhan dengan perempuan? ". Sya berkata dalam hati.
Sya terlonjak kaget saat mata Kevin terlihat bergerak-gerak.
"mana sarung tanganku? " Sya mencari-cari sarung tangannya di dalam tasnya yang ada di meja nakas Kevin.
sepertinya Bayu mengumpulkan semuanya dan meletakkannya di kamar Kevin.
Sya menemukan sarung tangannya, Sya persis seperti dokter bedah saja setiap hari bawa sarung tangan dan masker tidak kebanyakan perempuan di tasnya bawa bedak dan lipstik.
kalau bukan karna lipstik wiwin, Sya mungkin tidak akan bisa mengelabui para wartawan bodoh tadi.
Setelah merasa aman Sya mendekati Kevin dan memegang bahu Kevin.
"tuan anda sudah tidak apa-apa? " tanya Sya dengan khawatir memegang rahang Kevin
Kevin mencoba untuk duduk dan Sya dengan sigap membantu Kevin duduk meletakkan bantal di punggung Kevin.
Kevin tersenyum tipis di wajahnya yang sudah mulai membaik.
"anda masih bisa tersenyum? " tanya Sya dengan dongkol.
Kevin tertawa kecil hal itu membuat Sya makin jengkel dan memukul bahu Kevin dengan kesal.
"anda menyusahkan saya tau? " omelnya dengan mata melotot galak.
Kevin mengetuk-ngetuk kening Sya hingga Sya terjingkat kaget
"kau? bukan.. bukan.. tuan... anda bisa menyentuh saya? " tanya Sya melihat jemari Kevin
Sya dengan berani memegang tangan Kevin demi memastikan Kevin memakai sarung tangan atau tidak.
Kevin merasa ada yang salah dengan jantungnya saat ini, ia melihat tangannya dipegang Sya lalu melihat lagi ke arah jantungnya.
"apa aku kumat lagi? " batin Kevin
"tapi kenapa tidak sesak nafas seperti biasanya? ". batinnya terheran-heran.
"tuan.. coba pegang kening saya lagi? " pinta Sya dengan semangat.
"ekhhemm..!! " Kevin berdehem menetralkan rasa gugup dirinya di tatap Sya.
"ba.. bagaimana kau bisa tau tempat ini? " tanya Kevin.
"ooh.. tadi saya mau minta pulang tapi anak buah kalian membawa saya kesini.. awalnya saya tidak tau kenapa saya diantar kesini terus mereka bilang ini adalah rumah anda.! "
"ck.. butuh perjuangan saya masuk kesini tuan.. kenapa rumah anda selalu banyak ruang rahasia? seperti tentara saja"
Kevin menebarkan senyum menawanya menahan gemas dengan omelan Sya yang tidak ada remnya.
"malah tertawa? ya.. ya.. ya... percuma bicara sama anda yang suka sekali menindas saya.. " dumel Sya dengan mulut komat-kamit tak jelas.
"apa yang kau katakan? " tanya Kevin penasaran.
"tidak ada.. !" jawab Sya sambil tersenyum
"benarkah? " tanya Kevin memicing mengetuk-ngetuk kening Sya.
Sya melototkan matanya ke Kevin lalu iris matanya melihat ke atas dimana kulit Kevin memang memegang keningnya.
"aaaakh... bagaimana jika anda kumat lagi tuan? " pekik Sya yang malah khawatir.
"kau tidak masuk dalam daftar alergi ku culun..! " Kevin dengan santai berkata.
"k.. kenapa? " tanya Sya tidak mengerti.
"karna aku tau kau pasti masih bersih kan? " tanya Kevin melirik Sya sekilas.
"hah? " Sya tak mengerti hanya menganga lebar.
Kevin memperhatikan penampilan Sya hingga Sya spontan saja melindungi asetnya hal itu membuat Kevin tergelak.
"tubuhmu sama sekali tidak bagus suka memakai pakaian besar, wajahmu juga tidak cantik, penampilanmu tidak menarik.. kepang rambutmu itu terlihat norak.. jadi aku bisa tebak kau belum pernah pacaran"
Sya melebarkan matanya tak percaya,,
"aku pernah pacaran..! " bentak Sya tak terima sambil berkacak pinggang
"ya.. ya.. ya.. " Kevin tau hal itu hanya untuk melindungi diri Sya saja biar jangan memalukan.
.
.
"lepaskan sarung tanganmu! " perintah Kevin.
Sya menatap curiga ke Kevin dan terbelalak saat Kevin mendekat padanya.
Sya melangkah mundur dan mundur hingga ia terjatuh dengan posisi terlentang di ranjang Kevin.
Kevin menindihnya hingga mata Sya ingin keluar dari sarangnya.
"melihat ekpresimu saat ini kau belum pernah berada di situasi ini ya? " ejek Kevin
Sya yang merasa malu tapi tidak mau di ejek dengan geram ia berkata.
"aku pernah berada di posisi ini" elaknya dengan nada meninggi.
Kevin duduk mengangk*ngi Sya dengan posisi sangat intim.
Kevin melepaskan sarung tangan Sya hingga Sya yang malah khawatir bersentuhan dengan tangan Kevin.
"aku akan buktikan padamu" seringai Kevin.
"membuktikan apa? " tanya Sya dengan mata melotot
Sya melihat sarung tangannya yang dilempar Kevin dilantai, Kevin kembali mendekati wajah Sya hingga Sya tidak punya pilihan mengalihkan wajahnya kesamping.
Kevin menautkan jemarinya dengan jemari Sya hingga Sya menoleh cepat ke tangan Kevin yang tengah menggenggam kedua tangannya seperti sepasang kekasih yang sedang memadu cinta.
"kamu berbohong..! tubuh dan bibirmu masih bersih" gemas Kevin mengetuk bibir Sya.
Sya membelalakkan matanya.
"bagaimana anda bisa tau? " tanya Sya menghadapkan wajahnya ke Kevin hingga pandangan mereka bertemu.
jarak wajah mereka hanya beberapa CM saja, Kevin yang pertama kalinya bisa melihat dekat dengan Sya pun bisa melihat betapa indahnya mata si Culunnya dari dekat.
bulu mata lentik, mata besarnya, serta bibir merah muda nan alami
tangan Kevin perlahan melepaskan kaca mata besar Sya hingga Kevin bisa melihat hidung Sya juga mancung.
matanya seakan terhipnotis dengan pemandangan itu.
"culun ini memang cantik" . batin Kevin memuji
Sya mengerjab-ngerjabkan matanya. "bagaimana anda bisa tau kacamata saya minta di ganti? "
lamunan Kevin seakan buyar seperti terdengar suara jangkrik saja disekitarnya.
"hah? "
Sya meradukan keningnya dengan kening Kevin hingga pria tampan itu bangkit melepaskan tangan Sya sambil mengusap keningnya.
"kaca mata saya ganti rusak karna anda" gerutu Sya dengan kesal
Kevin mengalihkan matanya ke kacamata Sya yang memang rusak.
"kenapa aku yang ganti? " tanya Kevin
"saya harus membantu anda supaya bisa lepas dari wartawan dan kaca mata saya terkena pintu lalu jatuh setelah itu anda menginjaknya dengan sepatu mahal buatan paris anda itu.. "
Sya menunjuk kesal sepatu Kevin
"lalu kenapa dipakai? "
"ck.. pakai nanya lagi.. itu untuk menutupi wajah can..? aeh... maksudnya untuk membantu penglihatan saya" ujar Sya hampir keceplosan.
Kevin menaikkan kedua alisnya, "apa dia tadi mau bilang menutupi wajah cantiknya? " batin Kevin.
Kevin memang akui Sya sangat cantik tanpa make up diwajahnya bahkan dengan kepangan rambut saja Sya masih terlihat cantik.
"sampai kapan anda diatas saya tuan? " tanya Sya dengan datar.
"mentang-mentang anda bisa menyentuh saya jangan harap anda mencari keuntungan di diri saya.. cari saja pria lain untuk melampiaskan hasrat anda" omel Sya dengan mata melotot galak
Kevin menjatuhkan rahangnya, "kau menyuruhku berhubungan dengan pria hah? "
"hmm.. sana bangkit...! " Sya mendorong kesal dada bidang Kevin hingga Kevin berdiri hampir saja ia terjengkang padahal Kevin baru saja pulih.
"sejak kapan anda tau bisa menyentuh saya? " tanya Sya
"sejak pertama kali kau mendaftar" jawab Kevin
Kevin melihat baju putih Sya yang terbuka kancing bajunya.
"bajumu..! kenapa kau melepas bajumu? apa kau tidak sadar sejak tadi? " Kevin mengalihkan pandangannya.
Sya melihat ke bawah dan dengan cepat membenarkan kancing bajunya
"kalau sejak awal udah tau kenapa tidak bilang? dengan begitu aku tidak repot-repot memakai sarung tangan " gumam-gumam Sya dengan kesal.
"uuh... saya lapar.. pinjam dapur anda" Sya memutar tubuhnya berlari kecil dengan semangat.
Kevin melihat kaki mulus Sya yang tak memakai apapun hal itu membuat darahnya mendesir, Kevin memukul-mukul kepalanya sendiri menghilangkan bayang-bayang kotor itu.
sebagai pria dewasa yang selalu menahan hasratnya kini seakan meledak seperti bom waktu melihat seorang gadis yang bisa ia sentuh.
awalnya Kevin hanya merasa aman bersama Sya yang tidak seperti perempuan lainnya namun entah sejak kapan Kevin mulai saja tumbuh rasa padahal hatinya sudah lama mati.
setiap hari bertengkar dengan Sya yang berbeda dari perempuan lain, Sya juga cerdas bisa diandalkan walau penampilannya tidak menarik tapi dengan uang bisa merubah segalanya kan? begitulah fikiran Kevin yang sedang perang batin di bahunya antara si kanan dan si kiri.
(maksud sikanan dan sikiri itu bisikan jahat di sisi kiri dan bisikan baik disisi kanan).
.
.
.