Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Alena
🍒
•Hari itu, selepas pulang dari kantornya. Alena diminta untuk datang kerumah mertuanya.
Di telfon dia bilang akan memberikan hadiah untuk Alena, tentu saja mendengar itu dia sangat senang.
Dia pastinya tidak akan melewatkan satu hadiahpun yang sudah disiapkan untuknya.
"Wahh Alena kamu sudah datang, kemarilah nak ibu mau kasih hadiah buat kamu." Ibunya seokjin dengan gembira menyambut kedatangan menantunya.
"Iyaa ibu baiklah." Jawab Alena tak kalah senang.
"Apa seokjin tidak mengantarmu?." Tanya ibunya saat menyadari putranya tidak ada disana.
"Suamiku sedang sibuk di kantor cabang ibu, dia tidak sempat mengantarku kesini. Tapi aku sudah bilang padanya kalau ibu memintaku kesini, jadi mungkin dia akan menyusul nanti." Alena menjelaskan agar ibu mertuanya tidak salah faham.
"Haih memang anak itu selalu saja sibuk dengan pekerjaannya, bahkan ketika dia sudah menikah." Ibunya mengomel
"Sudahlah ibu, aku baik baik saja. Aku bahagia menikah dengan putramu." Sahut Alena
"Haihhh sudah lupakan anak itu, sekarang ayok ikut denganku keatas. Kakekmu sudah menunggu." Ibunya langsung menarik Alena untuk naik ke lantai dua.
Rumah mereka ada tiga tingkat, dan di tengahnya di biarkan berlubang hingga dari lantai atas bisa melihat ke ruang paling bawah.
"Hallo kakek." Alena menyapa kakek yang sedang berdiri menunggunya.
"Cucu menantuku sudah datang, kemarilah nak." Kakek memanggilnya.
"Kakek sedang apa disini?." Tanya Alena
"Aku dan ibu mertuamu ini sudah menyiapkan sesuatu untukmu, sekarang lihatlah kebawah dan pilih." Ujar sang kakek
Alena langsung melihat kearah bawah, dia melihat ada sebuah peta yang sangat besar di lentangkan begitu saja di lantai oleh para pelayan.
"Pilih apa?" Alena makin kebingungan
"Pulau nak." Ibunya menyahut yang membuat Alena langsung menutup mulut saking terkejut.
*Aku benar benar memiliki keluarga yang sangat kaya raya sekarang, apa mereka bingung menghabiskan uangnya sehingga akan memberiku sebuah pulau?* Batin Alena.
"Cepat cepat pilih." Pinta kakeknya
"E e ehh tunggu dulu, ini beneran kalian mau ngasih aku pulau? Ini terlalu berlebihan ibu, kakek." Alena mengeluh
"Haih tenang saja nak, ini tidak ada apa apanya untuk kita." Balas ibunya
"Benar, bahkan jika kamu meminta kapal pesiarnya sekalipun aku pasti akan memberikannya untukmu." Kakeknya ikut menyahut.
Alena memijit pangkal hidungnya pening, dia tidak bisa membuat keputusan sepihak karena pasti dia harus bertanya pada seokjin terlebih dahulu.
"Baiklah baiklah, aku akan memilih nanti. Tapi aku harus tetap membicarakan ini pada seokjin dulu, dia adalah suamiku. Bagaimana jika sekarang, aku akan membuatkan ibu dan kakek makanan yang lezat hmm?" Tanya Alena mengalihkan pembicaraan
"Wahhh kamu mau memasak untuk kita?." Tanya ibu mertuanya
"Hmm, ayok." Alena mengangguk cepat.
Dia lalu menggandeng tangan ibu mertua dan kakeknya untuk pergi dari sana, Alena menjadi satu satunya menantu yang sangat di sayangi di keluarga itu.
Karena seokjin baru saja memberi kabar kalau dia tidak pulang malam ini, karena urusan pekerjaan. Seokjin meminta agar Alena menginap di rumah orang tuanya.
Alena pun dengan senang menyetujuinya, jadi dia akan pulang keesokan harinya. Sedangkan Irene, dia sedang pulang juga kerumah orang tuanya. Jadi rumah seokjin saat ini tidak ada orang kecuali pelayan.
//
//
Keesokan paginya, Alena terbangun ketika merasakan perutnya tertekan oleh benda keras.
Dia bingung karena dia meraba ada kepala seseorang di sana, seingatnya dia hanya tidur sendirian.
"Loh, seokjin?" Dia mengucek matanya memastikan apa benar itu suaminya.
"Hmm kamu sudah bangun?" Seokjin juga akhirnya ikut terbangun karena mendengar suara Alena.
"Sejak kapan kamu disini?." Tanya Alena
"Tadi malam, aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat diluar perkiraan. Jadi aku fikir untuk menyusulmu kesini." Jawab seokjin
Alena memegang wajah tampan itu dan memeriksanya.
"Ada apa?" Seokjin kebingungan Alena terus membolak balikan wajahnya seperti ada sesuatu.
"Kelopak matamu sedikit terlihat, itu pasti karena kamu kurang tidur." Ujar Alena.
"Kalau begitu temani aku tidur sekarang." Seokjin menarik tubuh Alena ke pelukannya
"Eitsss tidak bisa, aku harus bekerja hari ini." Alena memukul tangan seokjin
"Aku bossnya, dan kamu adalah karyawanku. Kamu tidak boleh membantah atasan." Seokjin selalu punya cara agar Alena menurut.
Akhirnya dia mengikuti kemauan suaminya itu untuk kembali tertidur dikasurnya, mereka saling berpelukan tanpa melihat waktu.
//
//
Entah berapa lama mereka sudah tertidur, saat ketukan pintu terdengar membuat pasangan itu terbangun.
"Alena, bangun nak ini sudah malam. Kamu belum makan." Ibu mertuanya memanggil
Alena yang baru saja bangun mengucek matanya kasar dan segera memeriksa ponselnya.
Ternyata jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dia benar benar tidur seperti orang mati bersama seokjin.
"Iya ibu aku akan segera bangun." Teriak Alena
"Sayang, bangun." Alena mencubit pelan pipi suaminya.
"Hmmm." Seokjin menolak untuk bangun, dia masih mengantuk sepertinya.
"Huh lebih baik aku bangun lebih dulu, takut ibu dan kakek khawatir." Gumam Alena
Tapi saat dia bangun, seokjin langsung menahan tangannya.
"Aku juga mau turun." Ujar seokjin dengan suara seraknya.
"Bukanya kamu masih mengantuk?." Tanya Alena
Dengan cepat seokjin membuka matanya.
"Tidak."
Setelah itu dia langsung bangun dan mengangkat Alena ala bridal style, Alena terkejut dengan perlakuan ini.
"Turunkan aku, kamu mau ngapain?." Alena memukul dada seokjin
"Membawamu turun, bukankah kita akan makan?" Tanya seokjin
"Iya tapi tidak seperti ini, cepat turunkan aku." Pinta Alena
Seokjin jelas tidak mendengarkan dan langsung membawa Istrinya turun ke meja makan.
Ibu dan kakeknya yang sedang menunggu juga tak kalah dibuat terkejut ketika Alena turun dengan di gendong seokjin
"Hah anak ini? Bagaimana dia bisa ada disini?" Tanya ibunya
Setelah menurunkan Alena dikursi, seokjin juga ikut duduk.
"Ibu ini, aku sudah lama tinggal dirumah ini. Aku juga sering pulang malam tanpa kalian ketahui, itu adalah hal terbiasa bagiku." Jawab seokjin enteng sambil meminum teh
Ibunya langsung datang menghampirinya lalu menjewer telinganya
"Dan kamu mengganggu Istirahat menantuku?" Tanya ibunya geram
"Terus terus, jewer dia sampai kesakitan. Bagaimana dia bisa menggangu tidur cucu menantuku." Kakeknya ikut mengompori
"Aduh duh, ibu aku tidak mengganggunya. Aku datang dan langsung tidur, itu saja." Seokjin membela diri
"Aku tidak percaya, tidak mungkin Alena tidur sampai larut malam seperti ini jika bukan kamu yang memaksanya. Benar kan sayang?" Ibunya langsung bertanya ke Alena
Dengan wajah di sedihkan, Alena mengerucutkan bibirnya dan mengangguk.
Saat ibunya tahu, dia akan langsung menjewer anaknya lagi. Tapi seokjin dengan cepat berlari dan bersembunyi di belakang Alena, menggunakannya sebagai tameng.
"Jika ibu mendekat, maka ibu akan melukainya." Seokjin mengancam dengan lucu
Alena terus tertawa karena ini adalah hal yang menggemaskan, baru kali ini dia melihat seorang CEO dingin takut dengan ibunya sendiri.
"Dasar anak nakal." Dengan centong di tangannya, ibunya siap menggetok anaknya itu.
Hallo
Besok author mau bikin bab agak ngeselin dikiitttt, boleh yA☺️