Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
"Abang" lirih Bian saat ia pulang kuliah mendapati Alex berada di rumah nya. Alex yang sedang mengambil air minum di dapur menoleh saat mendengar suara lembut Bianca.
Sambil tersenyum Alex meletakkan gelas nya setelah menyesap habis air yang berada di dalam nya lalu dengan cepat menghampiri Bianca.
Alex menarik Bian ke dalam dekapan nya. Tapi sesaat kemudian pria itu mengernyit bingung saat merasakan tubuh gadis itu bergetar dan terdengar isakan lembut. Alex melepaskan pelukan nya, meraih dagu Bianca agar gadis itu mengangkat kepalanya.
Alex terpaku saat melihat mata Bianca menatap sendu padanya, wajah yang pucat dengan air mata di pipi nya membuat Bianca terlihat begitu rapuh. Dan ada hujaman perih yang Alex rasakan melihat Bianca seperti ini.
"Kamu kenapa menangis?" Tanya Alex selembut mungkin sambil menghapus air mata gadis itu.
"Bian kangen abang" akhirnya isakan kecil itu pecah menjadi tangisan. Hal itu semakin membuat Alex kebingungan.
"Hei kenapa makin kencang nangis nya" Alex memeluk Bianca lagi dengan erat. Tangan nya mengusap punggung Bianca yang tersedu.
"Abang ada di sini, tadi pagi juga kita ketemu. Masa kangen sampai menangis begini" Tanya Alex sambil terkekeh. Ia begitu gemas pada Bianca.
"Bian juga ggak ngerti" Keluh nya masih tersedu.
"Cup cup cup, uda yah jangan nangis lagi. Ini kita uda ketemu" Alex mencoba menenangkan Bianca meski ia cukup kebingungan akan sikap Bianca yang tiba-tiba seperti ini.
Setelah cukup tenang Bianca melepaskan diri dari dekapan Alex. Ia menunduk dengan wajah merona, ia merasa malu akan sikap berlebihan nya. Alex mengulum senyum menyadari hal itu, ia mengusap lembut rambut Bianca. Perlakuan Alex yang lembut dan manis itu membuat Bianca merasa semakin meleleh.
"Kamu kenapa sebenarnya bi?" Alex meraih wajah Bianca dan menatap dalam matanya, Posisi seperti ini membuat Bianca kesulitan bernafas dan jantung nya berdetak tak karuan.
"Bian nggak tau" Jawab gadis itu terbata. Alex tersenyum tipis. Pria itu mendaratkan kecupan di kening Bianca, lalu ke seluruh wajahnya hingga berakhir di bibir sensual gadis itu.
"Jangan sedih lagi. Oh ya kamu pucat banget bi? akhir-akhir ini kamu kelihatan ngga fit. Kamu sakit apa sebenarnya?" Raut wajah Alex berubah khawatir.
"Nggak bang, Bian baik-baik aja. Akhir-akhir ini memang banyak tugas di kampus" Ucap Bian. Ia tidak mau sampai Alex memaksa nya ke dokter.
"Ya udah yuk istirahat abang temenin" Alex melingkarkan tangan nya di pinggang Bianca, keduanya berjalan menuju kamar gadis itu, kamar yang selama 2 bulan ini mereka tinggali berdua.
"Abang kenapa uda pulang?" Jam pulang kantor biasanya 2 jam lagi.
"Tadi abang abis ada pertemuan di luar, mau kembali ke kantor malas."
Setibanya di kamar keduanya merebahkan diri di ranjang ber sprei lilac warna kesukaan Bianca. Alex memeluk Bianca dengan posesif.
"Tadinya sengaja pulang cepat mau minta jatah, tapi kamu nya lagi gini abang nggak tega" Bisik Alex sambil mencium puncak kepala Bian.
"Abang mesum dech" Bianca memukul lembut dada pria itu. Alex semakin getol menciumi Bianca sambil terkekeh.
"Abang uda kangen sama des*han kamu bi" Goda Alex.
"Abang ih, nanti ketauan bang Brian baru tau rasa"
"Brian lembur malam ini. Menyelesaikan laporan proyek yang kemaren" Jelas Alex.
Bianca mengangguk tanda mengerti.
Senyumnya tersungging kala merasakan Alex mendekapnya semakin erat, ia menyesap sebanyak-banyaknya aroma tubuh Alex. ia sangat mencintai pria ini, ia merasa kali ini kehangatan dekapan Alex benar-benar masuk ke dalam hati dan terasa amat menenangkan.
🍁🍁🍁
Hari yang Bian tunggu tiba, ia sudah duduk di kursi penumpang bersama Bella. Mereka akan pergi berlibur.
Brian sudah siap duduk di kursi kemudi, namun mereka masih menunggu Alex yang sempat berpamitan keluar sebentar.
"Bang Alex ke mana bang, kok lama" Gerutu Bian yang mulai bosan.
"Alex jemput Salsa" Jawab Brian santai ia tak menyadari bahwa ucapan nya seperti sebuah ledakan besar bagi Bian. Gadis itu tercekat dengan dada bergemuruh, jadi akan ada Salsa di antara mereka.
Ia merasa tidak akan sanggup melihat kemesraan mereka dengan kondisi perasaan nya yang tidak stabil akhir-akhir ini. Ia selalu ingin berdekatan dengan Alex dan jika ada Salsa itu sama saja ia harus menikam hatinya berulang kali.
"Jadi Salsa ikut" Gumam Bianca, Bella mengusap tangan Bella dan menatap gadis itu iba.
"Iya, emang kenapa?" tanya Brian.
"Jadi Bian jomblo sendirian dong nanti. Jadi obat nyamuk. Ah jadi malas ikut, Bian di rumah aja deh bang" Bianca mati-matian menahan sesak, untung ia sudah terlatih menahan diri agar tak menampakkan kesedihan nya.
"Abang juga jomblo, kamu juga kan Bell? nggak ada yang bakalan jadi obat nyamuk" ucap Brian cepat.
"Tapi kan abang sama Bella lagi pedekate" Brian terlihat panik.
"Kata siapa? enggak! siapa yang pedekate sama Bella. Ngarang kamu tu" protes Brian terlihat panik dengan wajah yang sedikit merah, sementara Bella mengulum senyum. Ia tak mengambil hati ucapan Brian yang jelas seperti sebuah penolakan. Brian sempat menolak saat Bianca mengatakan akan mengajak Bella, namun rayuan Bianca berhasil meluluhkan hatinya hingga ia mengizinkan Bella untuk ikut. Dan sekarang Brian dengan tegas menyatakan penyesalan atas keputusan nya itu.
"Masa sih, jujur aja lagi bang. Bian dukung kok" Ucap Bianca sambil tersenyum menggoda. Brian akan kembali melayangkan protes nya namun ia mengeram kesal saat Bella tersenyum lebar dan memeluk adiknya.
"Makasih ya Bi, kamu emang adik ipar yang paling baik"
Brian mendengus dengan rahang mengetat mendengar ucapan Bella.
"Eh jangan sembarangan. Sejak kapan Bian jadi adik ipar kamu" Sungut Brian. Bianca terkekeh melihat ekspresi Brian yang terlihat lucu.
"Jangan sebel-sebel bang, nanti bucin akut baru tau rasa!"
"Tu dengerin bang" sambung Bella yang membuat Brian semakin kesal.
"Eh aku bukan abang kamu ya, nggak usah ikut-ikut Bian panggil abang" Brian tampak sewot.
"Iya emang bukan abang aku, tapi calon suami" Sambar Bella cepat. Brian memelotot kan matanya, sial ia salah bicara!
"Jadi nggak mau dipanggil abang? panggil sayang aja ya?" Ucap Bella lagi sambil tersenyum manis dengan mata berbinar. Kekesalan Brian malah terlihat begitu manis dan menggemaskan di mata Bella.
Bianca terbahak melihat interaksi abang dan sahabatnya yang terlihat begitu lucu namun manis.
Namun tawa Bian surut saat melihat mobil Alex tiba di rumah mereka, dan tidak berapa lama pria itu dan kekasihnya turun lalu mendekat ke arah mobil mereka.
Bian mati-matian menekan rasa sesak di dadanya.
🍁🍁🍁