Nazwa Kamila, seorang perempuan cantik yang pernah gagal dalam pernikahannya lantaran ia tidak bisa memiliki keturunan. Keluarga suaminya yang terlalu ikut campur membuat rumah tangganya hancur. Hubungan yang ia pertahankan selama tiga tahun tidak bisa dilanjutkan lagi lantaran suaminya sudah menalaknya tiga kali sekaligus.
Kehilangan seorang istri membuat hidup seorang Rayhan hancur. Ia harus kuat dan bangkit demi kedua buah hatinya yang saat itu usianya masih belum genap dua tahun. Bagaimana pun hidupnya harus tetap berjalan meski saat ini ia bagaikan mayat hidup.
Suatu hari takdir mempertemukan Nazwa dan Rayhan. Akankah mereka berjodoh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulah Anggi
Malam ini Nazwa dan Rayhan menjaga Anggi secara bergantian. Nazwa menjaga mulai dari jam 8 malam. Selama Nazwa menjaga Anggi, Rayhan merebahkan diri di sofa sambil memeriksa email yang masuk melalui hanphone-nya.
Jam 9 Anggi sudah terlelap. Suaranya ocehannya sudah tidak terdengar lagi. Nazwa pun menjaga Anggi sambil melihat sosial media. Tidak sengaja ia menemukan postingan yang menandai akun Soni. Ternyata selingkuhan Soni sedang mengupload fotonya bersama Soni. Fanya nama perempuan yang sudah menghancurkan rumah tangga Nazwa itu kini tengah berbahagia lantaran Soni memberinya surprise di ulang tahunnya yang ke 23 tahun. Ditambah lagi caption Fanya yang seolah-olah mengaku sudah menikah diri beberapa bulan yang lalu.
Nazwa hanya bisa tertawa sinis melihatnya.
"Dulu bahkan dia tidak pernah ingat kapan ulang tahunku. Apa dulu aku hanya mencintai secara sepihak? Ah tidak, dia yang tadinya ugal-ugalan mengejarku. Aku saja yang bodoh." Batinnya.
Nazwa pun meng-unfollow semua yang berkaitan dengan Soni. Nazwa baru ingat harus mengirimkan alamat kepada Soni. Ia pun mengirim alamat kontrakan Tiwi. Nazwa tidak ingin Soni tahu di mana keberadaannya saat ini. Setelah sertifikat itu dia dapat, dia akan memblokir nomer Soni.
Nazwa menghela nafas panjang, lalu menyandarkan diri di sandaran kursi. Entah jam berapa Nazwa pun terlelap dalam duduknya.
Rayhan yang tidak dapat tidur beranjak dari sofa. Ia ingin melihat keadaan Anggi. Namun ternyata ia juga melihat pemandangan lain. Wajah cantik Nazwa tampak teduh dengan nafasnya yang teratur.
"Siapa kamu sebenarnya? Kenapa aku seperti pernah melihatmu di masa lalu. Huh... siapa pun kamu semoga kamu benar-benar tulus menjaga si kembar." Batinnya.
"Haccim haccim .... " Tiba-tiba Nazwa bersin.
Rayhan pun membalikkan badan dan pura-pura masuk ke kamar mandi.
Saat Rayhan masuk ke kamar mandi, Nazwa pun terbangun.
"Ternyata aku ketiduran." Lirih Nazwa seraya mengusap wajahnya.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka. Sontak Nazwa menoleh. Rayhan keluar dengan wajah segarnya karena dia baru saja cuci muka dan membasahi sedikit rambut bagian depannya. Rayhan menyisir rambutnya dengan ruas jarinya. Mata Nazwa terpesona seperkian detik.
"Astagfirullah." Lirihnya sambil menundukkan pandangan saat sadar Rayhan meliriknya.
"Istirahat saja, biar aku yang menjaganya."
"Iya Pak."
Nazwa beranjak dari duduknya lalu pergi ke kamar mandi untuk membuang air kecil. Rayhan duduk di kursi menggantikan Nazwa.
"Papa... " Lirih Anggi.
"Eh iya, kok bangun?"
"Haus."
"Oh iya, ayo minum dulu."
Setelah selesai minum, Anggi mencari keberadaan Nazwa.
"Mana nany?"
"Di kamar mandi.Tidur lagi gih. Biar Papa yang jaga kamu."
Nazwa pun keluar dari kamar mandi.
"Anggi bangun?"
"Cuma haus, nany. Sekarang mau bobo lagi."
"Oh iya."
"Nany... "
"iya?"
"Nany temani Anggi juga dong di sebelah sini. Anggi pinggir ditungguin Nany sama Papa, boleh ya?"
Mana mungkin Nazwa tega menolak permintaan Anggi. Bahkan Rayhan pun tidak melarangnya. Nazwa mengambil satu kursi yang berada di pojokan, lalu ia letakkan di sebelah kiri brangkar Anggi. Anggi tersenyum melihat di samping kiri dan kanannya ada yang mendampinginya.
"Sekarang tidurlah!" Ujar Nazwa.
"Iya nany."
Keesokan harinya.
Anggi terbangun karena mendengar adzan Shubuh. Namun ia tersenyum saat melihat pemandangan indah di atas perutnya. sebelah tangan Papanya berada di atas tangan Nany. Mereka berdua sama-sama tidur berbantal tangan di samping brangkar. Hal tersebut di luar kesadaran mereka. Lagi-lagi Anggi mengambil gambar mereka dengan i-pad nya.
"Mereka kompak sekali." Lirih Anggi sambil terkekeh.
"Papa, Nany bangun.... "
Sontak Rayhan dan Nazwa terbangun. Mereka sama-sama mendongak. Keduanya baru sadar jika tangannya bersentuhan. Rayhan dan Nazwa sama-sama menarik tangannya. Nazwa, salah tingkah, namun Rayhan kembali ke setelan awal. Ia beranjak dari kursinya dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Padahal sebenarnya dia pun malu karena posisi tangannya yang berada di atas tangan Nazwa.
Rayhan masuk ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu'. Nazwa merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena tidurnya yang asal-asalan.
"Hehe... Nany, Papa lucu ya."
"Hah lucu?"
"Iya, sok cool." Ujar Anggi sambil terkekeh.
Nazwa hanya bisa mengulum senyum.
Tidak lama kemudian, Rayhan keluar dari kamar mandi. Sebelum Anggi ceramah, Nazwa mendahuluinya.
"Pak, silahkan shalat duluan. Saya masih sakit perut."
"Hem."
Pagi-pagi Oma dan Opa sudah datang ke rumah sakit membawa sarapan. Tidak lama kemudian dokter datang mengontrol keadaan Anggi.
"Pak Rayhan, detak jantung Anggi sudah stabil. Semuanya juga normal. Hari ini juga dia boleh pulang. Tapi tetap ya, di rumah nanti tolong jaga mood nya. Jangan sampai dia panik atau membuatnya terkejut berlebihan. Karena hal itu dapat memicu kejadian seperti kemarin. Dan seminggu lagi bawa Anggi kontrol ke rumah sakit."
"Baik, dok. Terima kasih banyak."
Mendengar dirinya sudah boleh pulang, Anggi sangat senang. Karena tiga hari di rumah sakit itu rasanya sangat lama baginya.
Rayhan pun mengurus segala administrasinya. Sekitar jam 9, perawat masuk ke kamar Anggi untuk melepas selang infus.
"Semoga sehat terus ya dek." Ucap suster.
"Makasih, sus."
"Sama-sama."
Suster pun pamit keluar.
Nazwa membereskan semua barang-barang yang akan dibawa pulang.
"Sudah beres semua Wa?"
"Sudah, Bu."
"Kalau begitu, ayo kita pulang."
"Yeay... akhirnya Anggi pulang."
Rayhan menggendong Anggi. Mereka keluar dari kamar inap dan naik lift menuju ke bawah. Tak jarang beberapa dari perawat dan staf rumah sakit yang menyapa bahkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada mereka. Karena mengetahui Tuan Zaki pemilik rumah sakit tersebut. Dan tentu saja mereka membalasnya dengan ramah.
"MasyaAllah memang Bu Salsa dan keluarganya benar-benar panutan. Meskipun bergelimang harta namun tetap rendah hati. Aku beruntung bisa bekerja dengan mereka. Ya, meskipun Papanya si kembar model es balik, hihihi..." Batin Nazwa.
Mereka sudah masuk ke mobil. Kali ini yang menyetir Papi. Otomatis Mami yang duduk di depan samping kemudi. Papi sengaja agar Rayhan dan Nazwa bisa beristirahat, karena semalam sudah menjaga Anggi. Sedangkan Rayhan, Nazwa dan Anggi duduk di kursi tengah. Anggi duduk di antara Papa dan Nany.
Dan benar saja, Rayhan dan Nazwa tertidur saat di perjalanan pulang. Namun Anggi masih betah bermain i-pad. Saat mengetahui Papa dan nany nya terlelap, Anggi melihat foto mereka.
"Pi, keputusan kita sudah benar. Lihatlah, mereka terlelap di belakang." Ujar Mami.
"Iya Mi, jadikan mereka pasti ngantuk."
"Iya Oma, Opa. Nany dan Papa semalam tidurnya sambil duduk." Sahut Anggi.
"Anggi kamu lihat apa? Kok senyum-senyum sendiri?"
Oma khawatir Anggi melihat sesuatu yang tidak pantas ia lihat.
...****************...
1 part lagi tapi author mau masuk dapur rekaman dulu ya 😆