karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja
Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.
Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
membongkar pesugihan kepala pocong
Melihat hal tersebut, Galang tersenyum tipis dan merentangkan tangannya, seolah pasrah. Pisau tersebut menusuk Galang, seketika para pengunjung, termasuk pemilik warung, membelalakan matanya, karena pisau tersebut tidak mampu menembus kulit Galang.
"Wah, gila! Kebal dia, co!" ucap salah satu anak muda laki-laki.
Sementara itu, banyak wanita yang kagum melihat Galang. Para warga langsung menangkap pemilik warung dan menyeretnya ke kantor polisi.
Galang kembali ke motornya, hendak pulang, tetapi pocong hitam tinggi yang dari tadi di pojok warung menghampiri Galang dengan cara meloncat-loncat. Matanya melotot, wajanya pucat, dengan kain kafan berwarna hitam. Nampak belatung dan darah ada di mana-mana.
Ketika dekat dengan Galang, pocong tersebut mencoba meludahi Galang, tetapi "Plakk!" Langsung ditampar Galang, bahkan sampai kepala pocong tersebut lepas.
"Makan dia, Singo!" Baik, tuan. Seketika pocong tersebut hilang, dimakan Singokolo.
Galang kembali ke motornya dan menggas motornya ke Desa Mergosari.
"Udah pulang kamu, Lang? Tumben ga pulang malem," tanya Bu Sari.
"Hehe, iya, Bu. Tadi cuman sebentar."
"Udah makan belum?"
"Udah, Bu."
Galang masuk ke kamarnya. "Oh, yah, Tanty apa dia ga papa?" ucap Galang dalam hati.
Galang langsung menelephone Tanty. "Halo, Nty. Kamu ga papa?"
"Ga papa, ko. Sekarang kamu di mana?"
"Aku lagi di rumah."
"Oh, ya, udah."
Galang mematikan telephonenya, lalu Galang masuk kembali ke alam ghoib untuk berlatih.
Sementara itu, "Ishhh, ko di matiin!" kesal Tanty karena Tanty bosan. Dia memilih menyalakan TV dan menonton berita.
"Viral! Seorang pemuda berhasil mengungkap kasus pembunuhan dan membongkar pesugihan di warung makan bakso. Berikut cuplikan video pemuda tersebut."
Nampak Galang yang sedang berdiri di meja dan mengungkapkan pesugihan kepala pocong. Dalam berita tersebut juga nampak Galang yang kebal terhadap senjata tajam.
"Galang, ko makin hari makin aneh, yah. Masa iya dia kebal sama pisau? Apa Galang beneran dukun?" gumam Tanty dalam hati.
"Yah, sini yah!" ucap Tanty pada ayahnya yang kebetulan lewat.
"Kenapa? Lihat berita, noh? Kemarin Galang ngusir hantu-hantu yang ada di Desa Shafira, terus ngebongkar kasus pembunuhan, terus ini ngebongkar pesugihan. Bahkan tadi Galang kebal sama pisau. Apa jangan-jangan Galang dukun, yah?"
"Haha, mana ada dukun seumuran sama Galang? Kalau Galang dukun, dia kan ga nyakitin orang. Justru malah ilmunya digunakan buat kebenaran."
"Iya juga, ya. Oh, ya, yah, kenapa banyak orang yang mati di rumah Tuan Abimanyu tadi?"
"Oh, tadi malem, waktu Ayah mau nyelamatin kamu bareng polisi, ternyata rumah Abimanyu di rampok. Jadi, deh, banyak yang mati. Lah, terus rumahnya sampe roboh kaya gitu. Kenapa, yah?"
"Itu tadi di sana dua kali gempa. Untung kamu langsung Ayah bawa kesini."
Pagi pun tiba, karena ini hari Sabtu, Galang cuma ngelamun di depan rumah. "Kira-kira apa lagi, yah, yang bisa bikin gw kuat?" gumam Galang dalam hati.
"Mau main ke rumah Fatur? Dia lagi sibuk ngerjain tugas. Apa gw ke kota aja, yah?"
Galang mengambil sepeda motornya. "Mau kemana, Lang?" tanya Bu Sari.
"Main ke rumah temen, Bu. Di rumah terus bosen."
"Ya, udah. Sana!"
Galang melajukan motornya ke kota. "Kemana yah, kira-kira? Kerumah Tanty aja kali, yah?" ucap Galang dalam hati.
Beberapa jam perjalanan, Galang sampai di rumah Tanty. Penjaga yang melihat Galang langsung membukakan gerbang.
"Makasih, Pak," ucap Galang.
"Sama-sama, Mas."
Galang mengetok pintu rumah Tanty, dan Alex yang keluar.
"Eh, Galang! Tumben kamu kesini," ucap Alex.
"Iya, Om, ga ada kegiatan aja di desa."
"Ya, sudah. Masuk, Lang! Sini, Lang! Om mau tanya sama kamu," ucap Alex.
"Tanya apa, Om?" tanya Galang.
"Apa kemarin kamu ada di rumah Abimanyu?" tanya Alex.
"Iya, Om. Galang ada di sana."
"Terus, apa kamu tahu siapa yang berantem di depan rumah Abimanyu?" tanya Alex.
"Oh, itu... Galang, Om, sama orang tua. Kekuatannya ngeri banget, Om," ucap Galang.
"Jadi kamu Surogeni?" tanya Alex.
"Iya, Om. Tadi saya mau ngintipin Om di dalem, tapi tiba-tiba orang tua itu dateng dan nantangin."
"Hmm, hebat kamu, Lang! Bisa ngimbangin dia. Emangnya dia siapa, Om?" tanya Galang.
"Ga penting itu, Lang. Yang penting kamu ga usah berurusan sama dia, apalagi kalo disuruh masuk organisasi-organisasi gitu. Kamu tolak aja," ucap Alex.
"Ya, udah, Om. Bangunin Tanty dulu, dia masih tidur."
"Lah, udah siang gini masih tidur, Om. Yah, gitu, Lang. Udah biasa," ucap Alex sambil berjalan pergi.
Organisasi apa yang dimaksud Om Alex? gumam Galang dalam hati.
Sementara itu, Alex masuk ke kamar Tanty dan mencoba membangunkannya.
"Nty, bangun!" ucap Alex sambil mengguncang tubuh Tanty.
"Apa, sih? Bangun? Udah siang? Ga, masih ngantuk?" ucap Tanty.
"Itu, di luar ada Galang nungguin kamu," ucap Alex.
Tanty langsung berdiri dan berlari ke kamar mandi. Alex geleng-geleng melihat kelakuan Tanty.
"Hadeh, kalau Galang aja langsung bangun," ucap Alex.
Alex keluar menemui Galang kembali.
"Tungguin yah, Lang. Tanty lagi mandi," ucap Alex.
"Iya, Om. Santai aja," ucap Galang.
"Kamu udah makan belum?" tanya Alex.
"Udah, Om."
"Ya, udah, Om. Mau berangkat kerja," ucap Alex sambil berjalan pergi.
"Iya, Om. Silahkan, Mas," ucap Galang.
Pembantu menyodorkan minuman dan cemilan kepada Galang.
"Wah, repot-repot, Bi. Ga papa, Mas. Saya boleh ngobrol sama Mas, ga?" tanya pembantu.
"Ngobrol apa, Bi?" tanya Galang.
"Saya tahu, Mas Galang bisa ngusir hantu. Jadi, saya mau minta tolong sama Mas Galang buat ngusir hantu di rumah saya," ucap pembantu.
"Ceritanya gimana, Bi? Ko bisa ada hantu di rumah Bibi?" tanya Galang.
"Sebenarnya, saya pindahan di situ, Mas. Rumahnya lumayan besar, terus harganya murah. Karena harganya murah, jadi saya beli, Mas. Eh, baru seminggu tinggal di situ, anak-anak saya kerasukan, Mas. Saya ga tega ngelihatnya, Mas. Mau bawa orang pinter, takut bayarnya mahal," ucap pembantu.
"Tolongin saya, Mas. Usirin hantu-hantu itu," kata Non Tanty.
"Mas, itu dukun," ucap Non Tanty.
"Iya, Bi. Nanti Galang coba bantu. Rumah Bibi alamatnya mana?" tanya Galang.
"Ini, Mas. Oke, Bi. Nanti saya kesana."
"Persyaratannya apa aja, Mas?" tanya pembantu.
"Ga ada persyaratan apa-apa, Bi. Biasanya orang-orang pinter gitu, Mas..."
"Ga, Bi. Saya bukan orang pinter atau dukun.
Ya, udah, Mas. Saya tinggal dulu, masih ada pekerjaan."
"Iya, Bi."
Melihat pembantu sudah pergi, Galang meminum dan menikmati cemilan yang ada.
"Lama banget, dah, nih, Tanty. Hay, Lang, udah lama," ucap Tanty sambil membawa piring berisi roti.
"Dirasain baru dateng," ucap Galang dalam hati.
"Iya, udah lama, tapi ga papa, santai aja. Sekarang kamu hebat, yah, Lang? Bisa bongkar pesugihan gitu, berita kamu viral, tau, Lang?" ucap Tanty.