seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
"assalamualaikum" ucap Abi dan Atar berbarengan.
"Walaikumsalam " jawab umi dan bunda.
Abi Kia mulai melangkah mendekati putri nya yang masih terbaring lemah mengelus kepala nya dengan sayang.
"Bagai mana kabar mu Patimah" tanya Abi Kia.
"Alhamdulillah baik" jawab umi Kia tanpa melihat ke arah mantan suami nya itu.
"Maaf atas smua yang terjadi padi Kia" ucap nya penuh sesal.
"Sudah jalan dari Allah" jawab nya singkat.
Abi Kia merasa menyesal karan telah meninggal kan keluarga yang paling ia cintai tapi semua sudah terlanjur tak mungkin bisa di ulang kembali, ia pun kembali mendekat ke arah kia dan mencium kening putri nya itu, tangan Kia bergerak dan mata nya mulai terbuka Atar yang m nyadari itu langsung Mendekat ke arah ranjang.
"Umi, bunda, Abi Kia sudah sadar" ucap Atar memberitahu.
"Alhamdulillah " ucap semua nya merasa senang.
Kia masih belum sadar sepenuhnya mata nya masih mengerejep menyesuaikan dengan cahaya sekitar.
"Umi" ucap Kia dengan lirih.
"Iya nak umi di sini" jawab nya sambil memeluk sang putri yang masih terbaring.
Abi Kia ingin pergi dari ruangan tersebut sebelum Kia melihat nya namun Atar mencekal tangan nya seolah berkata tetep di sini semua nya akan baik baik saja, akhir nya Abi Kia pun mengangguk dan teteh berada di ruangan tersebut.
"Mas... Makasihh" ucap Kia saat pandangan bertemu dengan Atar, Atar hanya membalas dengan senyuman.
"Bunda" ucap Kia saat melihat keberadaan calon mertua nya juga.
"Iya nak, cepet sembuh mantu bunda" ucap bunda Kia sambil memeluk nya.
Kia mulai menatap satu persatu orang yang ada di ruangan tersebut dan tatapan keduannya bertemu, Abi Kia tersenyum pada putri nya namun dengan cepat Kia memalingkan wajah nya dan menatap ke arah umi nya.
"Umi Kia haus" ucap nya dengan lemah, umi kia pun langsung mengambil kan minum untuk putri nya itu.
"Bun kita keluar yuk, mungkin mereka butuh waktu untuk bicara" bisik Atar pada bunda Nya.
"Yasudah "
"Patimah aku sama Atar ke luar sebentar ya" umi Kia mengangguk kan kepala nya, atar dan bunda nya pun keluar dari ruangan tersebut.
"Gimana tar kamundi restuin gak sama Abi Kia" tanya bunda Atar saat mereka sudah kluar.
"Tentu dong Bun siapa yang gak mau punya mantu tampan dan mapan kaya Atar" jawab Atar dengan sombongnya sambil terkekeh.
"Sombong nya anak bunda"
"Harus dong"
"Alhamdulillah berarti Kia beneran bakal jadi mantu bunda dong??"
"Itu sih harus"
"Wah wah Roma roma nya anak bunda udah mulai jatuh cinta ni" ledek bunda Atar.
"Bunda apa sih" ucap Atar malu malu.
"Gak usah malu malu kamu sama bunda tar" ucap nya, mereka pun melangkah menuju Kantin rumah sakit.
***
Di ruangan Kia sangat terlihat sekali jika Abi dan umi Kia sangat canggung berada di situasi seperti ini tapi berbeda dengan Kia yangalah asik sendiri memainkan ponsel.
"Kia" panggil sang Abi namun Kia tetap acuh.
"Kia" giliran sang umi yang menegur putri nya agar tidak mengacuhkan Abi nya.
"Kia, kia masih ingat apa yang kia bilang kemarin sebelum berangkat ke sini" tanya umi Kia dengan lembut sambil mengelus kepala putri nya yang tertutup hijab.
"Kia allah aja maha pemaaf masa kita sebagai hamba nya sulit untuk memaafkan" sambung nya.
"Jangan di pakai ini semua salah saya bukan salah Kia" ucap Abi Kia.
"Kia pantas membenci saya atas apa yang saya lakukan jadi jangan paksa dia untuk memaafkan saya karan dia berhak untuk tidak memberikan maaf pada saya, kalau begitu lebih baik saya pergi dari pada keberadaan saya mengganggu" ucap Abi Kia tapi sebelum pergi ia kembali mendekat ke arah Putri nya dan mencium kening Kiara dengan sayang.
"Cepat sembuh putri Abi" ucap nya lalu melangkah menjuhi Kia.kia tak kuasa menahan tangisan nya.
"Abi" ucap Kia dengan lirih, Abi Kia pun menoleh sebentar dan tersenyum pada Kia setelah itu kembali melangkah.
"Abi jangan pergi" ucap Kia sukses m buat langkah Abi nya berhenti dan membalikan badan nya melangkah cepat menghampiri putri nya, memeluk dengan erat.
"Maafin Kia Abi" ucap Kia terisak di pelukan Abi nya.
"Putri Abi gak salah, seharus nya Abi yang minta maaf karan Abi lah yang salah" ucap Abi Kia sambil melerai pelukan nya dan menghapus air mata Kia.
"Makasih putri Abi karna telah memaafkan Abi" ucap Abi Kia senang.
"Umi" sekarang Kia menatap ke arah umi nya.
"Iya nak" ucap umi Kia sambil mendekat ke arah Putri nya.
"Maafin Kia ya umi karna udah buat umi susah"
"Kia gak pernah buat umi susah" ucap nya sambil memeluk sang putri.
"Patimah " panggil Abi Kia, Kia pun melepaskan pelukan nya pada sang umi.
"Maaf kan semua kesalahan saya" ucap nya.
"Saya sudah iklan dengan semua jalan yang Allah berikan pada Kita " jawab umi Kia.
"Makasih Patimah "
"Abi maafin Kia ya yang udah jadi anak durhaka sama Abi"
"Kia gak salah nak, semua ini salah Abi"
"Kia senang karan hari ini kita bisa berkumpul kembali walaupun gak bisa seperti dulu " ucap Kia sedih.
"Harus ikhlas ya nak" ucap umi Kia, Kia pun mengangguk.
Tiba tiba Atar dan bunda nya masuk ke dalam ruangan Kia.
"Assalamualaikum " ucap bunda dan Atar.
"Walaikumsalam" jawab ketiga nya.
"Kita bawa makanan ni pada belum makan kan" ucap bunda Atar.
"Makasih ya, jadi ngerepotin " ucap umi Kia tak enak.
"Gak sama sekali kok" jawab bunda Atar.
Ia pun memberikan makan pada umi Kia lalu melangkah mendekati kia.
"Bunda bawa kan sup untuk mantu bunda yang cantik " ucap nya pada Kia.
"Makasih bunda " jawab Kia sambil mengambil makan yang bunda Atar berikan.
Kia menatap Abi nya " Abi gak mau nyuapin Kia makan" ucap nya.
Abi Kia tersenyum sambil melihat ke arah Putri nya ia sangat senang karan kia kembali manja pada nya seperti dulu.
"Mau dong, dengan senang hati Abi akan menyuapi putri Abi ini"
"Kita makan bersama ya Abi" ucap nya sambil tersenyum.
"Patimah ayok makan bareng" ajak bunda Atar, mereka pun melangkah menuju sofa.
"Kenapa tidak ada yang menawari Atar makan" ucap nya puru puru cemberut.
"Ah iya lupa anak ganteng bunda , sini makan nak" ucap nya nya sambil terkekeh.
"Bunda mah emang selalu lupa sama Atar" Atar cemberut.
"Udah gak usah ngembekan gitu jelek"
"Enak aja"
"Udah makan yuk" ajak nya.
Bukan nya makan Atar malah asik dengan ponsel nya.
"Tar makan dulu jangan main ponsel terus" tegur sang bunda.
"Bentar Bun ada telpon masuk" ucap nya, Atar pun keluar sebentar karan takut menganggu jika mengngakat telpon di dalam.
Tak lama Atar kembali masuk ke dalam ruangan rawat Kia, ia mendekati bunda nya.
"Ada apa tar?" Tanya ya nya.
"Ma Atar ada panggilan darurat, Atar harus pergi sekarang"
"Loh kok mendadak sih"
"Namanya juga darurat ma"
"Yasudah pergi saja"
"Tapi kia gimana??" Tanya nya sambil melirik ke arah kia.