NovelToon NovelToon
Antara Hijrah & Dosa

Antara Hijrah & Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Poligami / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Selingkuh / Preman / Tukar Pasangan
Popularitas:19.9k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.

Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.

Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.

Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kucing Hutan

Sore itu aku duduk santai di teras belakang rumah sambil menemani anak perempuanku main. Memang saat aku ada di rumah, kupastikan anakku ada bersama denganku.

Bisa dibilang Quality time-lah. Supaya perkembangan mental dan kejiwaannya bagus kalau dekat dengan ayahnya. Hanya saja yang ada di sampingku bukanlah istriku, melainkan Rinda yang sedari tadi memang gabut dan bingung mau ngapain di kamarnya.

Kebetulan mertuaku pergi bersama salah satu adiknya keluar kota. Jadilah di rumah tak terlalu ramai dengan omelannya yang biasa memprotes apa yang Ariefna kerjakan.

Aku pun jadi tenang, begitu juga Rinda yang bebas dari rutinitas menemani mertuaku. Sebenarnya apa yang diprotes mertuaku itu bagus juga, tapi kadang terlalu over, masih menganggap Ariefna belum mampu mengerjakan tugas rumah tangga dengan baik.

“Paahh.. makan diluar aja yuk.. bosen nih di rumah terus...” keluh istriku yang tiba-tiba muncul dari arah pintu dapur.

“Mmm.. ayuk deh, mama mo kemana?”

“Kemana yah? serah papa aja dehh...” balasnya mendekatiku.

“Kita ke kafe ‘Kucing Hutan’ aja yuk kak!” ucap Rinda semangat, padahal kami tak bertanya.

“Diihh.. apaan? Nama kafe kok ‘Kucing hutan’? Beneran ada gak tuh tempatnya?” kataku tak percaya.

“Ehh.. beneran ada maasss.. ini lho aku baru lihat di Insta story temenku...”

“Yaudah deh paa.. kita coba kesana aja,” Ariefna menyetujui.

“Hhh.. okelah.. udah cepet ganti pakaian,” ajakku kemudian.

Malam itu akhirnya kami berempat dengan menumpang mobilku jalan ke pinggiran kota. Jalannya menanjak karena berada di lereng bukit.

Memang cocok kalau ada kafe di tempat seperti itu. Selain pemandangannya bagus, situasinya juga tenang, gak bising karena suara kendaraan bermotor.

Seperti yang Rinda bilang, tempatnya beneran ada dan namanya memang Kucing Hutan. Setelah memarkir kendaraan, aku, istriku, anakku dan Rinda langsung mencari tempat dengan suasana paling nyaman.

“Tuhh kan.. aku bilang apa.. beneran namanya Kucing Hutan,” kata Rinda menyenggol lenganku.

“Iya.. iya... emang aku aja yang ga tau Rin...” balasku.

Rinda malam itu nampak cantik sekaligus modis. Dengan jilbab warna cream yang dipakainya membuat kesan anggun terlihat jelas dalam diri Rinda. Sedangkan Ariefna yang memakai jilbab warna biru langit terkesan keibuan banget. Pakaiannya memang sederhana, tapi enak dipandang dan tak membosankan.

“Udah ini aja yang dipesan?” tanya istriku kemudian.

“Iya itu aja, udah banyak tuhh...” balasku.

“Oke.. bentar aku ke kasir”

Istriku dan anak perempuanku jalan ke arah kasir yang berada di dalam ruangan terpisah. Karena kita memilih tempat duduk di luar ruangan akhirnya istriku harus jalan agak jauh.

Sebenarnya tempatnya tak begitu luas, tapi penataan bangunannya terkesan aneh dan jalannya memutar. Entah kenapa dibuat begitu aku tak tahu alasannya.

“Mas..”

“Hmm... apa?” tolehku ke arah Rinda.

“Kak Ariefna cantik yah...”

“Ya cantik dong Rin... kalo ga cantik mana mungkin dia kujadikan istri, hehe...”

“Mmm... cantik mana, sih mas sama aku?”

“Eh, kok kamu tanya gitu sih? ya sama cantiknya lahh... “ balasku santai.

“Gak mungkin... ayo dong mas, siapa yang lebih cantik?” cecar Rinda. Aku belum tahu pertanyaannya mau mengarah kemana.

“Gini.. kamu memang cantik Rin.. Ariefna juga cantik.. cuma cantiknya kalian itu beda”

“Beda gimana sih mas?”

“Ya beda.. kalo Ariefna cantiknya itu anggun keibuan...” jawabku.

“Kalo aku?”

“Kalo kamu, tuhh cantiknya kelewatan,”

“Hihihii.. mas Bima bisa aja ngegombalnya...” ucapnya malu menutupi mulutnya yang meringis itu.

“Hhh... kamu ini ada-ada aja”

Obrolan kami terhenti ketika istriku datang. Tak ada lagi pembicaraan antara aku dan Rinda yang membahas pertanyaannya tadi.

Ketika kami makan pun apa yang kami obrolkan hanya seputar kondisi rumah dan cerita tentang mertuaku yang sering ngomel gak jelas. Itu kata mereka berdua, aku hanya menimpalinya saja.

Sekitar jam 9 malam kami beranjak pulang. Sebelum masuk ke dalam mobil istriku mengantar anakku ke toilet terlebih dulu. Sedangkan aku dan Luki lanjut berjalan menuju parkiran.

Sedari tadi aku melihat ada yang janggal dengan penampilan Rinda, mumpung tak ada istriku langsung saja aku utarakan apa yang jadi pemikiranku.

“Kamu gak lagi datang bulan kan Rin?” tanyaku pelan.

“Iya sih mas... tumben nanya.. napa emangnya?”

“Hehehe.. gapapa sih.. cuma aku lihat kamu ga pake cel4na dalam yah?”

“Ihhh.. mas Bima sok tau deh..”

“Hahaha, bilang aja.. iya apa enggak? Jangan-jangan kamu juga ga pake BH nihh?” balasku setengah bercanda.

“Mmm, iya sih..”

“Beneran?” aku mendadak tak percaya jawabannya.

“Iya bener, nihh... coba pegang mas... put1nkku aja ngejiplak gini masak gak keliatan?” Rinda menyingkap kain jilbabnya sebatas leher.

“Eh, apaan sih Rin? Udahh.. aku percaya kok, balikin...”

“Emang napa sih mas? Mas Bima jadi perhatian banget deh.”

“Gapapa sih.. tapi, ngapain juga kamu ga pake daleman gitu?”

“Yaa biar keliatan seksi aja mas, ngetes aja apa badanku masih diperhatiin orang apa enggak.”

“Trus, hasilnya?”

“Kan udah ketauan.. mas Bima aja jadi perhatian banget sama aku kan? hihihi...” balasnya membuatku mati kutu.

“Hhh.. untung kamu pake celana panjang Rin... ga pake rok...” ujarku.

“Hihihi.. ntar kapan-kapan aku pake rok aja... biar semriwing gitu.”

“Eh, jangan dong.. bahaya...”

Obrolan kami kembali terhenti ketika Ariefna dan anakku datang. Kami langsung masuk ke dalam mobil kemudian jalan meninggalkan area parkiran kafe.

Karena tak ada tempat lain yang ingin kami tuju, akhirnya kami putuskan untuk langsung pulang saja. Apalagi anakku sudah mulai mengantuk dan sempat tertidur di kursi belakang.

...𓀐𓂸ඞ 𓀐𓂸ඞ...

Malam itu Rinda seperti mendapat kebebasan yang lain ketika mertuaku tak ada di rumah. Dia dengan bebas bisa nonton drama korea di depan Tv sepuasnya. Kalau istriku sendiri tak pernah marah atau protes pada kelakuan Rinda.

Ketika aku keluar kamar hendak ke kamar mandi, kulihat Rinda sudah duduk santai dan nyaman di depan Tv yang layarnya sedang menampilkan oppa-oppa korea itu.

“Ahhh.. drakor lagi drakor lagi.. ga ada bosennya kamu?” ujarku sambil melewati Rinda.

“Biarin, weekk...”

Aku lanjut jalan ke kamar mandi untuk buang air kecil dan membasuh muka. Setelah selesai aku langsung kembali menuju kamar, namun begitu melewati Rinda aku malah duduk menemaninya. Ketika aku sudah duduk tenang, Rinda sempat melirik ke arahku.

“Ihh.. katanya ga mau nonton?” tanya Rinda jengkel.

“Loh, emang aku nonton? Kan cuma duduk sebentar aja.. masak ga boleh?” balasku tak kalah sengit.

“Yaudah mass.. iya dehh...”

Sejenak mataku melihat ke arah Rinda yang duduk menatap layar Tv. Malam ini dia memakai gaun tidur tipis di tubuhnya.

Karena warnanya yang hitam menerawang, mataku jadi bisa melihat lekuk tubuh di balik gaun yang dipakainya itu. Tak kulihat lagi bayangan BH di tubuhnya hingga tonjolan put1nk susvnya kadang ikut menerawang di balik kain baju tidurnya itu.

Rinda nampak tenang saja, meski dia tahu aku sedang memperhatikannya.

“Gimana, malam ini udah telfon suami kamu belum?” tanyaku basa-basi lagi.

“Udah kok mas, barusan...”

“Kok cuma sebentar? Lagi sibuk yah suami kamu.”

“Hhmm.. iya mungkin, lagi ga pengen diganggu sama istrinya yang bawel ini mungkin,” balasnya murung.

“Ehh.. jangan buruk sangka gitu dong, ga baik...”

Luki tak membalas lagi ucapanku, dia masih sibuk menatap layar TV sambil mengangkat kedua kakinya ke atas kursi. Dengan kedua tangan memegangi lututnya, cel4na dal4mnya kini jadi terumbar bebas.

Bahkan gundukan mem3knya nampak tercetak jelas di balik kain segitiga merah muda yang menutupinya. Agaknya bulu-bulu kem4luan yang tumbuh di sekitar liang peran4kannya sudah dia bersihkan.

1
Ummi Yatusholiha
kira2 ada gak ya kisah kehidupan yg seperti itu,tertutup tapi utk menutupi sesuatu yg besar
Ummi Yatusholiha
kok dari kisah bima bnyk yg gak nyambung ya babnya thor 🤔🤔
Ummi Yatusholiha: ooo gitu ya thor, pantesan ada bab yg gak nyambung
Tya 🎀: banyak bab yang di smackdown sama admin kak, begitu pun chapter yg ke 2 nya,
total 2 replies
Ummi Yatusholiha
lah, trus lanjutannya kisah si bima arifna di mana thor..
Reyna Avasya Maximilian
Yg sama si bos ada lanjutan nya ga kak
Reyna Avasya Maximilian: Okee kak gppa
Tya 🎀: Banyak yg ke-smackdown sama mimin, kak. Maaf kalau partnya gak lengkap....
total 2 replies
neng ade
cukuplah si bos nya aja yang lain nya jangan
Deni Saputra
mksh karya y asyk JD tegang bcay..wkwkwk lanjut y lbih bgus??
nuna
Basah luar dalem thoorrr
Adit monmon
Luar biasa
neng ade
berpikirnya terlalu lama tadi saat tiba di rumah Farida udah tau kan jalan ke rumah Farida tadi tuh jauh dan sepi mana lewat persawahan juga ..
neng ade
kenapa ga menginap aja sih udah terlalu malam cuacanya juga udah mau hujan
neng ade
hadir thor 🙏❤️
Apriyanti
terimakasih Thor 🙏
Heri Wibowo
syukurlah cerita ini cuma ada di Republik Novel Toon. ditunggu cerita tidak masuk akal lainnya Thor.
Heri Wibowo
Wah dapat tambahan lobang baru nih Bim
Heri Wibowo
tahan banget kamu BIM, genjot 2 lobang sekaligus.
Heri Wibowo
lanjut Thor
Heri Wibowo
main bertiga asal jangan lututmu kopong aja Bim
Heri Wibowo
jangan-jangan itu Rizal
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
Wah bisa juga itu Bim, kalau ariefna mau ikut cari suami baru.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!