NovelToon NovelToon
Gadis Pejuang Keluarga

Gadis Pejuang Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Sorenya, Ayah pulang ke rumah bersama Hasna. Ayah berencana bermalam di rumahnya sambil membicarakan permasalahan yang terjadi.

Usai melakukan kegiatan di rumah bersih-bersih, memasak, dan lainnya. Hasna mandi dan istirahat. Saat sedang duduk dan mengambil ponselnya, ayah berkata.

"Kamu kemarin kenapa pulang cepat dari kantor?" Tanya ayah hati-hati. Hasna duduk tegap, dia mengingat kejadian kemarin saat di kantor.

"Ayah, orang-orang disana kerjanya hanya gosip terus. Panas telingaku dengar, orang ke kantor harusnya kerja! Tapi mereka hanya ghibah in orang. Makanya Hasna memilih pulang setelah pekerjaan Hasna selesai." Jelasnya jujur.

Ayah manggut-manggut paham. "Tapi kenapa sampai pak Desa marah-marah?" Tanya ayah lagi.

Hasna mengangkat kedua bahunya. "Lagi sensi kali dianya yah!" Jawabnya asal. Hasna menjadi kesal mengingat kejadian demi kejadian di kantor. Ada saja hal-hal tidak mengenakkan.

"Nak, pak Desa itu orang tua yang harusnya kamu hormati. Dia juga bos kamu nak!" Nasehat sang ayah pelan tapi penuh penekanan.

Hasna diam mendengarkan nasehat sang ayah. "Ayah harap kamu bisa menghormatinya nak, karena kamu juga kerja dengannya. Biar bagaimana pun dia bos kamu dan dia yang dituakan." Jelas sang ayah.

Hasna mengangguk paham. "Betul itu ayah, tapi kan pekerjaan Hasna sudah selesai. Hasna juga sudah menjelaskan kok kemarin." Ucapnya tetap kekeh dengan pendapatnya.

"Ayah gak tahu saja bagaimana kelakuan mereka, orang tua memang pantas dihormati kalau memang kelakuan baik. Nah kalau selingkuh, cih males deh!" Batin Hasna tidak suka.

Pantang baginya jika ada laki-laki yang tega menyakiti perempuan. Ibunya perempuan, isterinya perempuan, neneknya perempuan. Apalagi selingkuh itu sungguh men ji-jik kan.

"Iya nak, tapi kita juga harus sadar diri siapa kita nak." Ujar ayah Ahmad lagi. Dia paling tidak suka membuat huru hara. "Nak, orang yang mengalah bukan berarti kalah." Imbuhnya.

Hasna diam berpikir, benar juga kata ayah. Dia mencerna setiap nasehat sang ayah. "Baik lah ayah, Hasna akan menghormatinya demi ayah." Ujarnya kemudian.

Ayah Ahmad tersenyum bangga pada putrinya yang mau mengalah. Semua akan ada hikmah-Nya, pikirnya. Tidak berselang lama adzan maghrib berkumandang, Hasna sholat di kamarnya begitu pula dengan ayah Ahmad.

Usai shalat dan membaca kalamullah, Hasna membuka ponselnya. "Kak Hana." Gumamnya pelan lalu membaca pesan tersebut.

"[Assalamu'alaikum ayah, dan Hasna. Aku punya kabar baik nih. Aku hamil!]" Pesan Hana. Hasna langsung bersujud syukur.

"Alhamdulillah.... setelah beberapa tahun menanti akhirnya aku akan menjadi aunty." Gumamnya bangga. Dia memberikan informasi bahagia ini kepada ayahnya.

Padahal Hana mengirimkan pesan di grup keluarga. "[Alhamdulillah, selamat kak bentar lagi jadi ibu]" balas Hasna lambat. Mereka semua bahagia dengan kabar Hana hamil.

"[Berapa bulan kak?]" Tanya Hasna lagi. Mereka komunikasi hingga pukul 22.15 wita.

"[Alhamdulillah tiga bulan de, nanti kalau lahiran kamu kesini ya sama ayah]" ujar Hana merasa sedih mengirim pesan suara.

"[Kakak gak boleh sedih ya! Kan ada Husna disana, ada kak Hasyim dan juga mertua kakak]" balas Hasna melalui pesan.

"[Terharu saja de]" balas Hana sebelum diakhiri oleh Hasna.

"[Kakak istirahat, apalagi kakak hamil harus tetap sehat dan kuat demi kemenakan aku juga]" balasnya semangat. Kemudian Hasna tidur dengan memeluk bonekanya yang menjadi teman tidurnya.

Saat Hana hamil, biasa Hasna mengirimkan uang buat sang kakak. Saat hamil Hana sempat berhenti kerja demi buah hatinya. "[Maaf kak, aku hanya mengirim sedikit saja]" ujar Hasna.

"[Tidak masalah de, itu lebih dari cukup]" balas Hana cepat. Perekonomian Hana dan suami sedang diuji saat Hana hamil. Beruntungnya Hasna sudah kerja dan dapat membantu.

Beberapa bulan kemudian Hasna mendengar sang kakak melahirkan hanya ditemani sang suami. "Tega sekali mertuanya tidak menemani kakakku." gerutu Hasna.

"Kasihan kak Hana melahirkan tanpa kami, apalagi tanpa ibu. Aku pasti akan sedih jika berada di posisinya." batin Hasna mendapat pesan pada kakaknya yang telah melahirkan kemenakan pertama mereka juga cucu pertama ayahnya.

"[Selamat kakakku, aku masih di rumah ini]" ucap Hasna saat terhubung via video call.

"[Makasih adikku, ini kemenakanmu sehat dan sempurna. Alhamdulillah]" jawab Hana tersenyum manis.

"[Kakak fresh ya sudah melahirkan]" celetuk Hasna. Hana tersenyum mendengar celetukan sang adik.

"[Emang harus gimana de? Kan bahagia ada si kecil. Baby H sudah lahir loh]" ucap Hana bangga. Hasna ikut tersenyum bahagia.

"Kakak memang hebat, meski tanpa orang tua dan mertua dia tetap kuat. Sehat-sehat kakakku." doa Hasna tulus. "[Kak, aku mau siap-siap ke kantor dulu ya! Nanti aku akan kesana bersama ayah kalau sudah dapat izin dari kantor]" ucapnya.

Hana mengangguk mantap. Panggilan pun diakhiri. "Husna ke Kota M, jadi kak Hana hanya berdua dengan kak Hasyim." gumam Hasna sambil bersiap pergi ke kantor.

Setibanya di Kantor, Hasna menjalankan tugasnya sebagai bendahara. Terkadang dia harus ke Kota MI untuk pengurusan atau pencairan dana.

Selain itu, dia biasa harus melakukan rapat atau pun pelatihan, baik ke Kantor Camat mau pun ke Kota Provinsi di Kota K. Semua Hasna lalui demi keluarga. "Permisi pak." ujar Hasna masuk ke ruangan pak Desa.

"Masuk, ada apa Hasna?" tanpa menoleh sambil menandatangi berkas yang diberikan oleh pak Sek-des.

"Begini pak. Saya mau izin pekan depan selama satu minggu." ujar Hasna tegas tapi lirih. Pak Adi melepas pulpen di tangannya. Memijat pelipisnya yang berdenyut tiba-tiba.

"Bagaimana pekerjaan kamu?" tanyanya penuh selidik. Bukan hanya pak Desa yang menatap Hasna tapi juga pak Sek-des.

"Sudah selesai semua pak. Tinggal tunggu pencairan dana gelombang dua tapi belum ada kepastian." jawabnya jujur.

"Mau kemana izin seminggu Hasna?" tanya pak Sek-des kepo, Hasna melirik tanpa menjawab. "Wah liburan atau lamaran?" ledeknya karena Hasna diam saja.

"Mau ke Kota P pak, kakakku melahirkan." jawabnya jujur. "Mau lihat kemenakan baru." imbuhnya meyakinkan.

"Baiklah, saya izinkan jika pekerjaan telah tuntas." jawab pak Desa pada akhirnya. Hasna tersenyum senang dan bernafas lega.

"Terima kasih banyak pak. Permisi." ujar Hasna senang keluar dari ruangan pak Desa. Tapi kebahagiaannya tidak dapat terlihat dengan jelas karena dia menyembunyikannya sendiri.

Hasna selalu berwajah biasa saja dan tidak sedih, tidak juga begitu bahagia. Bisa dibilang berwajah datar susah ditebak. Sorenya Hasna pulang dengan ceria dalam hatinya.

"Pulang ke rumah Mami deh, sudah lama gak nginap sana." gumam Hasna membereskan pakaiannya. Lima belas menit kemudian bisa berangkat setelah mandi dan shalat ashar.

Setibanya di rumah Mami, hanya ada Widia. Yusuf pergi mengaji sedangkan Ayah dan Mami ke kebun.

"Kak, bantuin kerja tugasku dong? Bahasa Inggris nih." ujar Widia memelas. Hasna mengangguk setuju! Mereka belajar bersama di ruang tengah. Usai belajar Mami dan Ayah tiba, Hasna sudah memanaskan lauk pauk untuk makan malam.

1
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
bagus kok, tulisanmu rapih 😚 teruskan ya biar jadi penulis profesional ☺
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: oke 😚
Hani: Aamiin.. terima kasih Ketua /Good/
total 2 replies
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
kota apaan nih, coba buat 1 huruf aja kayak kota A, B, atau C. jan buat dua huruf ya 👍
Hani: untuk saat ini tidak ada ketua, terima kasih
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: apakah ada lagi yang ingin di tanyakan ☺
total 5 replies
Thoriq murtadho
gak mau tau ya... besok harus update!!! /Determined//Determined//Determined/
Hani: sip. update tiap hari dua bab lah kak insya Allah
total 1 replies
Hafizah
semangat selalu thor
Hafizah
semangat berkarya thor
Hafizah
semoga mbk Maria sadar dan gak bergosip lg
Hafizah
Hasna jg kerja
Hafizah
semangat berkarya thor
Thoriq murtadho
cukup jadi penikmat cerita ini /Smile/

semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: Terima kasih kak Thoriq ♡
total 1 replies
Reogkhentir
Wah jangan bilang kalau keinginan ayahnya untuk yang terakhir kali, semoga Hasna tidak menyesali kelak. Lanjutkan kesahnya sungguh bagus sekali sangat menyentuh kalbu
Hani: ikuti terus ya kak sampai tamat /Pray/
total 1 replies
Reogkhentir
Entahlah seperti apa nasib ayahnya, semoga mereka tetap diberikan ketabahan kesabaran serta ikhlas dalam menghadapi semua dan penuh rasa syukur.
Hani: Aamiin. ikuti terus ya kak
total 1 replies
Reogkhentir
Basngsssssat sekali kau istri durhaka, memeras keringat suami demi kepentingan sendiri. Semoga azab segera menghampirimu, kota P itu Pinrang kah🤔
Hani: bukan kak. /Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Ya jelas saja Hasna malas berlama lama dikantor desa lah yang lain pada santai serta gibah semua ji, hanya Hasnah yang sibuk sendiri. Lapor saja ke camat Hasna, kelakuan kades Adi itu sudah berselingkuh dengan staff dikantornya.
Hani: Hasna gak mw ikut campur kak krna itu urusan orang, dia disitu hanya kerja.
total 1 replies
Reogkhentir
Tampa sadar sebenarnya mengerjakan pekerjaan orang orang yang ada dikantor desa itu, sungguh biadab sekali orang orang itu senang sekali memeras keringat orang lain.
Hani: Lama-lama Hasna gak mau disuruh² kak, dia hanya fokus pada pekerjaanya di bendahara. Bahkan Hasna tidak dibuatkan jadwal piket karena dia menolak.
total 1 replies
Reogkhentir
Dari kata kata ketusnya kelihatan sekali masih kerabat dari kades, sok berkuasa serta sombong sekali tingkahnya.
Hani: Hasna : iya kak. Ada salah satu selingkuhan pak Desa disitu, makanya dia bergaya.
total 1 replies
Reogkhentir
Wadah mbak Winda mana mau berkah serta barokah usaha mu lah gaji karyawan tak dibayarkan, hanya diminta jadi pemeras keringat orang saja. Yang sabar Hasnah jalani semua dengan penuh keikhlasan serta penuh syukur semoga kelah kesuksesan mu melebihi mereka
Hani: Hasna ; Aamiin. mksh kk
total 1 replies
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
Hani: Emang aku buatnya yg real kk, mksh dah mampir.
total 1 replies
Reogkhentir
Sudah terima saja jadi bendahara desa tak terlalu sulit itu, dari pada kau tinggal dengan dengan orang yang tak kau senangi bikin sakit hati terus
Hani: Hasna: Iya kak. aku terima tawaran itu. Aku datang ke rumahnya demi ayah kak/Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Kalau mau merebut hatinya ya yang tulus jangan modus, mau cuma sama bapaknya saja guna diperas tenaganya. Mana lagi mulut tukang gibah pula, jika anaknya Ahmad sukses paling minta jatah dengan berbagai alasan.
Hani: Hasna : Bener tuh kak, kenapa jg aku dapat Mak Tiri kek gitu ya! Enak kalau punya Mak Tiri kayak bunda Ashanty
total 1 replies
sSabila
Semangat terus kak
Hani: sama sama.
sSabila: terima kasih kak
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!