Ericka Queenca Leana Putri Maheswara anak dari Erick Maheswara dan Leana Maheswara yang sering dipanggil dengan sebutan Caca yang sangat cantik dan imut. Namun, kecantikan Caca hilang begitu saja karna Caca lebih memilih berpenampilan seperti gadis nerd agar tugas yang ia dapatkan berjalan dengan mulus.
Apakah Caca bisa menyelesaikan tugas tersebut? Atau kah dirinya yang akan selesai didunia?. Yuk baca kelanjutannya.....agar tauu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author.halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepakatan
"Hah? Baiklah buk, terimakasih atas informasinya" ucap Caca yang sepertinya dirinya lumayan terkejut, karna dirinya seperti pernah mendengar marga Stavin, tapi Caca lupa dimana dia pernah baca atau diberitahu oleh orang lain.
Akhirnya Caca pun meninggalkan kerumunan itu...kini Caca melangkah kan kaki ke arah dimana Elina berada dan ternyata Elina sepertinya sedang menunggu informasi dari dirinya.
"Gimana gimana...siapa yang meninggoy?" Tanya Elina yang antusias tak sabar ingin tau.
"Sabar kek...gue aja baru keluar Lo ini dari kerumunan itu" ucap Caca.
"Maaf maaf...habisnya dari tadi gue nungguin Lo lama banget, jadi ngga sabaran gue hehehe" ucap Elina dengan cengengesan.
"Nanti gue ceritain, sekarang kita ke kelas dulu. Soalnya kata gurunya tadi jangan ada yang tau cerita sebenarnya, biar siswa dan siswi HIGH INTERNASIONAL SCHOOL M mencari tau sendiri yang penting jangan tau dari orang lain. Gitu kata ibuk tu" ucap Caca panjang lebar agar Elina mengerti dengan maksud ucapannya.
"Oh...oke oke, ya udah ayok balik ke kelas , karna gue ngga sabaran pengen denger ceritanya" ucap Elina. Dan dua sejoli itu pun beranjak dari tempat mereka berdiri dan langsung pergi menuju salah satu kelas yang dimana kelas mereka berada.
Setelah mereka sampai di kelas... ternyata kelas mereka sudah banyak siswa dan siswi yang sedang membahas tentang kejadian yang ada di toilet siswi tersebut.
"Eh, gue denger yang meninggal tu Tania Stavin tau...dan lebih parahnya lagi, katanya dia di bunuh!" Ucap seorang gadis yang menjabat sebagai sekretaris di kelas itu yang kebetulan kelas itu adalah kelas dimana Elina dan Caca berada.
"Hah? Serius Lo, kalau dia bunuh?" Tanya ketua kelas yang tak percaya dan dirinya juga kaget.
"Iya bjirr...gue juga kaget tadi pas denger kalau dia di bunuh" ucap si sekretaris.
"Lo salah denger kali" ucap ketua kelas yang tak yakin.
"Terserah sih...intinya gue denger nya itu, jadi kalau Lo ngga percaya mah itu salah Lo, bukan salah gue" ucap si sekretaris yang sudah malas dengan ketua kelas.
Begitu lah gosip disiang hari di HIGH INTERNASIONAL SCHOOL M dan termasuk juga didalam kelas Caca dan Elina.
"Benar kata mereka ca?" Tanya Elina memastikan.
"Tadi kata ibuk itu iya, kayak gitu ceritanya" jawab Caca.
"Bentar gue kayak kenal deh sama yang namanya Tania Stavin, tapi siapa ya?, kok gue lupa" ucap Elina yang memikirkan apakah dirinya kenal atau tidak dengan Tania Stavin, atau dirinya pernah bertemu di suatu tempat.
Puk..
"Aww,Sakit ca...Lo jahat banget sih main tepuk tepuk kening gue aja!" Ucap Elina yang mengelus elus keningnya yang sakit karna pukulan yang diberikan Caca padanya.
"Makanya..perbaiki dulu kalimat Lo, dah sebut nama orangnya malah nanya lagi siapa. Kan agak laen Lo" ucap Caca.
"Emang gue bilang apa tadi?" Tanya Elina yang tiba-tiba saja Elina lupa dengan kalimat yang ia ucapkan sendiri.
"Kagak tau gue, Lo pikir aja sendiri" ucap Caca yang langsung membenamkan kepalanya disela sela tangannya, karna dirinya ingin tidur.
"Oooohhhhh... hehehe, sorry ca. Kan gue mikir" ucap Elina yang cengengesan.
"Ca! Lo tidur?" Tanya Elina yang melihat Caca yang tak ada pergerakan sedikitpun ataupun membalas perkataannya.
"Lah beneran tidur nih bocah...ya udah deh, gue ikutan tidur juga" ucap Elina, yang pada akhirnya mengikuti Caca yang sudah berada di alam mimpinya. Di sisi lain tepatnya di salah satu perusahaan yang begitu megah dan besar, yang dimana beberapa bulan terakhir perusahaan itu baru saja menjadi branding topik di penjuru dunia karna produksi yang perusahaan itu kelola sangat menguntungkan dan mau membagi hasil yang sangat memuaskan bagi para pekerja yang bekerjasama kepada perusahaan itu.
Namun, kini pemilik perusahaan itu sudah meninggal dunia di akibatkan oleh orang lain. Dan kini yang meneruskan perusahaan tersebut adalah istrinya yaitu nyonya Helen, yang dimana semua kolage bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan TA COMPANY sangat takut jika hasil kerjasamanya tak seperti apa yang sudah di sepakati oleh Almarhum Tuan Tama kepada mereka.
Dan semua kolage bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan TA COMPANY kini sedang melakukan rapat bersama Nyonya Helen. Mereka ingin memastikan apakah kesepakatan di awal tetap berjalan lancar saja atau kesepakatan itu di ubah dengan kepergian Almarhum Tuan Tama.
"Sepertinya nyonya Helen tidak akan setuju, itu sebabnya dirinya tak hadir" ucap Tuan Delon.
"Anda jangan berfikir seperti itu, mungkin saja nyonya Helen sedang sibuk. Apalagi beberapa hari terakhir nyonya Helen sedang berduka atas kepergian suaminya, jadi dirinya harus bisa mengontrol emosi dan air mata yang tentu saja akan keluar disaat saat tertentu" ucap Tuan Candra.
"Benar seperti yang Tuan Candra katakan, karna saya yakin bahwa nyonya Helen sangat terpukul dengan kepergian Tuan Tama. Itu sebabnya kita harus bisa memaklumi nyonya Helen untuk saat ini" ucap Tuan Mahes.
Ceklek...
"Maaf saya datang terlambat!" Ucap nyonya Helen yang baru saja memasuki ruang rapat yang dimana hanya dirinya lah yang terakhir datang dan sepertinya rapat belum mulai karna menunggu kedatangannya.
"Tidak apa-apa nyonya, kami mengerti dengan keterlambatan anda" ucap Tuan Candra.
"Terimakasih atas pengertiannya. Baiklah mari kita mulai saja rapat ini, karna saya masih banyak pekerjaan yang harus saya lakukan" ucap nyonya Helen yang tak mau berbasa-basi.
"Baik lah nyonya...saya akan mewakili teman-teman kolage bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan TA COMPANY. Kami datang ke sini untuk mempertanyakan, apakah kesepakatan yang telah kami buat dengan Tuan Tama tetap terjalin baik hingga selamanya atau nyonya ingin membuat perubahan?" Tanya Tuan Candra yang mewakili semua teman kolage bisnisnya, agar nyonya Helen tak bingung dengan maksud kedatang mereka.
"Baik saya akan menjawab pertanyaan anda... semenjak kepergian suami saya, saya lah yang akan mengurus segala apapun yang ada di perusahaan TA COMPANY ini, saya jugalah yang berhak mengubah ataupun menetapkan kesepakatan yang pernah di buat oleh suami saya. Dan seperti pertanyaan anda barusan, saya belum bisa menjawab apakah kesepakatan itu tetap terjalin atau tidak karna saya harus memikirkannya terlebih dahulu. Dan tuan tuan semua tau, bahwa sudah banyak perusahaan yang di luar negara ini, memilih untuk memutuskan kerjasamanya dengan TA COMPANY karna kabar hoax yang tidak tau siapa yang menyebarnya. Jadi untuk saat ini mungkin perusahaan TA COMPANY tetap menjalin kesepakatan yang ada, namun jika ada perubahan saya akan mengabari tuan semuanya. Mungkin tuan tuan semua mengerti dengan apa yang saya maksud dan saya harap juga anda semua tetap mau bekerjasama dengan baik kepada perusahaan kami yang tidak terlalu besar ini. Dan mungkin tuan tuan ingin mempertanyakan sesuatu? Jika iya, silahkan selagi saya mampu menjawabnya" ucap nyonya Helen panjang lebar agar teman kolage bisnis suaminya bisa mengerti dengan ucapannya.
"Baiklah kami mengerti dengan yang nyonya maksud. Tapi saya ingin bertanya sebelumnya, maaf jika pertanyaan saya bisa membuat nyonya Helen sakit hati atau pun tidak mengenakan didalam hati nyonya" ucap Tuan Candra yang menjeda kalimatnya yang sepertinya ingin meminta izin terlebih dahulu.
"Tanya saja jika ada yang mengganjal dihati anda, semampu saya akan saya jawab" ucap nyonya Helen yang mempersilahkan Tuan Candra bertanya.
"Terimakasih nyonya...berita hoax seperti apa yang anda maksud nyonya hingga banyak kolage bisnis yang dari luar putuskan kontrak kerjasamanya kepada perusahaan TA COMPANY ini?" Tanya Tuan Candra yang penasaran, karna Tuan Candra tak mengetahui sama sekali berita yang di ceritakan oleh Nyonya Helen.
Bukannya menjawab... nyonya Helen malah berjalan menuju salah satu ruang yang berada tak jauh dari ruangan Rapat tersebut. sepertinya nyonya Helen seperti ingin mengambil sesuatu dan setelah apa yang ia inginkan sudah ia dapat, kini nyonya Helen masuk lagi ke dalam ruang rapat itu, dan langsung memasukkan flashdisk ke laptop yang dimana laptop tersebut sudah tersambung ke layar infokus.
Yang dimana dilayar tersebut kini terpampang sebuah berita yang dimana mengatakan bahwa kepergian Tuan Tama itu disebabkan oleh ulahnya sendiri yang dimana Tuan Tama suka menjatuhkan perusahaan orang lain dan mengambil klien perusahaan lain agar bisa bekerjasama dengan perusahaan TA COMPANY, dan tidak hanya itu...di berita itu mengatakan kalau Tuan Tama selalu melakukan korupsi di setiap perusahaan yang bekerjasama dengannya dan masih banyak lagi berita berita tentang Tuan Tama yang sangat buruk dalam berita tersebut.
"Mungkin dengan berita ini, saya sudah menjawab pertanyaan anda dan saya harap anda bisa puas dengan jawaban saya" ucap nyonya Helen yang sepertinya sedang memendam kekesalannya karna melihat berita itu lagi.
"Kalau boleh tau...apakah pelaku yang menyebar ini sudah diketahui nyonya Helen?" Tanya Tuan Delon yang sepertinya merasa tak terima, karna itu semua tak seperti kenyataannya. Karna setau mereka tuan Tama lah yang memberikan banyak keuntungan kepada kolage bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan TA COMPANY. Lalu mengapa videonya mengatakan bahwa Tuan Tama korupsi?.
"Untuk saat ini...anak buah saya sedang mencari siapa pelakunya, namun tetap saja tak ketemu. Anak buah saya sampai kewalahan menghapus semua berita yang telah tersebar di luar negri dan tidak hanya itu, hingga saat ini juga pelaku pembunuh suami saya belum juga ketemu. Padahal kematian suami saya sudah beberapa hari yang lalu, tapi tetap saja saya dan yang lainnya tidak dapat mengetahuinya" ucap nyonya Helen yang sepertinya menahan air mata mengingat kematian suaminya yang sangat tragis, di tambah lagi dengan berita hoax yang tersebar.
"Anda harus bersabar nyonya...saya yakin anda sanggup menghadapi semua ini, karna tabur tuai itu nyata nyonya Helen" ucap Tuan Candra yang menenangkan nyonya Helen agar dirinya kuat untuk mengahadapi apa yang telah diperlakukan oleh orang lain pada suaminya yang telah tiada.
"Terimakasih atas perhatiannya Tuan Candra, saya yakin saya bisa melalui ini semua. Baiklah kalau begitu, apakah tuan tuan semua masih ada yang ingin di tanyakan? Jika tidak saya ingin menutup rapat ini, karna saya masih ada rapat di tempat lain" ucap nyonya Helen.
"Sepertinya kamu sudah puas dengan jawaban anda nyonya Helen, jadi kami semua tak ada pertanyaan lagi" ucap Tuan Candra.
"Baiklah jika begitu...saya permisi terlebih dahulu" pamit Nyonya Helen yang langsung berjalan menuju pintu keluar ruang rapat tersebut.
BERSAMBUNG....