NovelToon NovelToon
Striptis Single Mom

Striptis Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Roman-Angst Mafia / Anak Yang Berpenyakit / Chicklit
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: malkist

Di bawah lampu kerlap-kerlip euforia club, Rane, si Single Mom terpaksa menjalankan profesi sebagai penari striptis dengan hati terluka, demi membiayai sang anak yang mengidap sakit jantung.

Di antara perjuangannya, kekasih yang dulu meninggalkan dirinya saat hamil, memohon untuk kembali.

Jika saat ini, Billy begitu ngotot ingin merajut asmara, lantas mengapa dulu pria itu meninggalkannya dengan goresan berjuta luka di hatinya?

Akankah Rane menerima kembali Billy yang sudah berkeluarga, atau memilih cinta baru dari pria Mafia yang merupakan ipar Billy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malkist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Ayo makan bersama."

Entah untuk keberapakalinya Rane sudah menghela nafas panjang karena Billy yang terus-menerus mendekati nya tanpa ragu ragu lagi di depan Dande.

"Pergilah, Mama. Paman begitu baik pada ku hari ini. Lihatlah, banyak mainan dan makanan untuk ku yang dibelikan. Mama bisa menitipkan ku bersama Suster nanti."

Didukung oleh Dande, senyuman Billy merekah.

"Tidak bisa, Sayang. Mama sudah bilang, kalau waktu luang ku hanya untuk mu seorang. Cukup malam hari Mama meninggalkan mu karena pergi bekerja."

Tak di dengerin, tangan kecil Dande melambai ke Rane, menyuruh Mamanya mendekatkan telinga. "Mama, Paman Billy menyukai mu," bisiknya seperti seorang Ibu yang ingin membuka mata lebar lebar anak gadisnya. "Kenapa kau tidak meresponnya dengan baik. Padahal, aku sangat setuju kalau dia menjadi Papa ku." Mata jernih itu berkedip-kedip lucu ketika mendapat lirikan maut Rane.

Kembali, Rane menghela nafas panjang, 'Meski kami tidak bersama lagi, dia memang Papamu, Nak.'

"Pergilah bersamanya," sambungnya masih tak mau menyerah.

Billy sangat penasaran, apa yang mereka bisik-bisikkan?

"Sayang, kau tidak paham."

"Apa yang tidak ku pahami?"

Rane berpikir sejenak untuk merangkai kata-kata sederhana yang mudah dicerna anak seusia Dande. Sampai malam tiba pun, anaknya ini tidak akan berhenti mencecar sebelum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

"Ibaratkan boneka kesayangan mu," Rane melirik benda yang dimaksud di dalam pelukan Dande itu, "Kau pasti akan bersedih jika direbut seseorang bukan?"

Dande mengangguk.

"Begitu pun Paman Billy. Dia sudah punya istri alias sudah dimiliki seseorang. Kita tidak boleh merebut kebahagian orang lain dengan cara mengambil haknya." Rane terpaksa mengungkapkan fakta.

Mendengar itu, Dande yang duduk di atas bed, memiringkan kepalanya ke arah Billy yang berada di dekat jendela. Pun mendapat tatapan lembut dari pria itu.

"Jadi, itu alasan mu, Ma?" bisik Dande kembali.

"Iya, Sayang. Tidak lucu kan, kalau Mama tiba-tiba dipukul orang karena mengambil boneka milik orang lain?"

"Kau benar," sahut Dande dengan wajah yang terlihat kecewa. Dalam hati nya, ia sudah terlanjur suka pada Billy yang baik pada nya. "Mama, cari lah pria lain yang baik seperti Paman Billy.... Auh..." Dande tiba tiba meringis kecil dengan bibir mengerucut dapat sentilan manja dari Rane tepat di jidat nya.

"Jauhi percakapan ranah orang dewasa ketika bersama Bibi Iva. Diusia mu ini sudah seperti nenek nenek tau..." Rane mencoba berkelakar untuk menghibur Dande.

"Ck, Mama ... Aku sudah besar ya. Aku bahkan bisa nyambung jika diacak bergosip ria dengan Bibi Ivana."

Rane tersenyum sambil memicing lucu. "Ya ya ya. Kau memang sudah besar. Tapi, sampai kau sudah dewasa pun, di mata Mama, kau masih bayi kecil ku."

"Hahahaha..."

Billy ikut tersenyum melihat Rane dan Dande berujung saling bercanda riang. Tapi sebenarnya, hati nya saat ini menjerit jerit pilu menyesali kebodohannya di masa lampau. Di mana ia pergi menggores luka dalam, untuk hati Rane.

"Andai kita selalu bersama, mungkin kita sudah memiliki anak dan hidup bahagia. Penyesalan ternyata semenyakitkan ini. Kau bahkan tidak mau memberi ku sedikit kesempatan untuk menebus kesalahanku, Rane," gumam nya.

Ting...

'Perlu kah aku melapor polisi atas kehilangan mu setelah dua puluh empat jam?'

Nyesel Billy mengaktifkan telpon nya. Pesan Sia sangat mengganggunya.

'Kau ada di mana? Bahkan, kau tidak datang ke kantor.'

Billy menghela nafas gusar. Jujur, ia tidak ada minat lagi pulang ke rumah itu.

'Brengsek. Kau membuat kedua telapak kaki ku diperban.'

Adanya makian Devon berikut foto kaki pria itu, Billy sampai menzoom kedua kaki itu dengan ekspresi yang bingung.

"Dande, Paman keluar sebentar." Izin ke Dande, tapi lirikan nya ke Rane. "Ah, bisa kah kau memberi ku nomer telepon mu?"

Rane hendak menolak. Tapi Billy mengingatkan diri nya sebagai wanita yang sudah disewa jasa nya dalam sepekan ini. "Biar memudahkan informasi lokasi nanti malam."

Paham maksud Billy, tanpa menyahut, Rane memberikan nomer nya.

"Terimakasih." Billy tersenyum senang mendapatkan nomer telepon Rane. "Sampai nanti. Aku pergi dulu."

Di luar, Billy langsung menelepon Devon.

"Apa maksudmu luka itu? Apa Sia atau Marc yang melakukan nya?"

"Kakak ipar mu memang kejam."

Billy merasa tidak enak hati ke Devon. "Maaf, Devon. Aku tidak bermaksud menaruh mu dalam masalah."

"Sudah lah. Lebih baik kau pulang ke Sia. Racuni saja wanita gila itu, jika kau ingin bebas bersama Rane." Karena kesal mendapat luka, berujung dibuat istirahat total sampai bisa berjalan normal, Devon sampai memberi ide konyol ke Billy.

"Ck, perlukah omongan mu barusan, ku adukan ke Marc?" Meski tak menginginkan Sia sebagai istri nya, jelas Billy tidak akan melakukan hal picik itu. Bagaimana pun, jantung Piere ada di dalam tubuhnya.

"Ya. Adukan sana jika kau bosan melihat ku hidup. Kau memang tidak mencintai ku."

"Aku mual mendengar mu."

"Hahahaha..." Devon terkekeh. "Kau harus bertanggung jawab. Carikan aku wanita yang bisa mengurus ku di apartemen. Aku perlu makan dan ini itu."

"Dasar bajingan wanita. Kau butuh bantuan untuk kaki mu atau burung mu ?"

"Hahahaha... Dua - duanya."

"Kenapa Marc membuat kaki mu seperti itu?"

Deg...

Setelah panjang kali lebar, kenapa teman sialan nya itu baru bertanya alasan. Devon merasa terjebak dan menyesal memamerkan keadaan kaki nya.

"Halo, Devon? Kau masih hidup?"

"Sialan. Sudah lah, aku mau istirahat. Tentang kaki ku, kau tanyakan saja pada Marc. Aku malas membahas nya."

Biarin Marc yang membuat alasan, batin Devon mematikan telepon.

***

"Aku ingin bertemu Marc. Minggir lah!" Billy yang dihadang oleh dua bodyguard kakak ipar nya itu, mendengus kesal karena tak diizinkan masuk ke ruangan office Marc.

"Tunggu sebentar, Tuan Billy. Beri kami kesempatan untuk mengklarifikasi kedatangan mu__ eehh..."

Billy langsung menerobos pintu yang tak terkunci.

Sudah mengetahui keributan itu yang terpantau lewat cctv, Marc segera memberi kode kepada dua anak buah nya untuk membiarkan Billy di ruangan nya.

Billy merapikan kemeja kusut nya yang sebelumnya sempat dicengkeram oleh anak buah Marc sembari berkata tidak the point, "Kenapa kau melukai Devon?"

Seperti tak menganggap ada keributan Billy, Marc kembali bekerja mempelajari laporan di depannya.

"Marc!"

"Aku tidak tuli. Pelankan suara mu." Marc menjawab kalem. Bahkan sangat lembut membuat Billy curiga saja karena sebenarnya pria yang memiliki wibawa dan aura dingin menarik ini, sebelum nya selalu ketus padanya.

"Kenapa kau repot-repot jauh kemari hanya ingin bertanya itu? Tanya ke Devon, kenapa aku membuat nya terluka?"

Dasar. Billy merasa, Marc dan Devon melempar nya kesana kemari tentang jawaban.

"Dia menyuruh ku bertanya kepada mu."

Oh, ternyata Devon memegang janjinya yang tak akan mengakui kesalahan satu malam dengan Sia? Bagus lah.

"Dengar, Marc. Devon tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah rumah tangga ku. Kau terlalu melebar kemana-mana membawa bawa Devon."

"Eum. Aku paham. Aku tidak akan menyentuh orang yang tidak ada sangkut-pautnya," jawab Marc masih tenang untuk Billy dengar.

"Karena aku sudah mengantongi pelaku utamanya yang membuat mu mengabaikan adik ku sialan," sambung Marc menyeringai dalam hati.

"Ku harap kau tidak semena - mena lagi, Marc!"

Setelah memperingati, Billy hendak pergi. Namun terjeda karena seruan Marc, "Perbaiki lah hubungan mu dengan Sia. Aku punya dua tiket liburan ke luar negeri. Pergilah dan rajut kehidupan baru kalian."

Tawaran tersebut adalah sebuah kesempatan terakhir dari Marc.

"Maaf, Marc. Aku tidak bisa. Aku sungguh sungguh tidak mencintai Sia. Mengerti lah!" Saking ingin bebas nya dari bayangan hubungan yang tak diinginkan nya, suara Billy sampai terdengar memohon.

Alih-alih menjawab, Marc justru mengibaskan tangannya sebagai kode pengusiran sembari menunduk kembali melihat dokumen.

Setelah Billy menutup pintu rapat - rapat, barulah Marc kembali mengangkat pandangan nya dengan kedua sudut bibir tersemat sinis.

Tangan nya segera meraih telepon, menghubungi seseorang. "Lakukan sesuai rencana. Malam ini, aku tidak ingin mendengar kegagalan."

"Baik, Bos."

Mematikan sambungan singkat, Marc bersandar ke belakang seraya menghela nafas panjang. "Kau mengabaikan kesempatan terakhir ku, Billy. Dan kau tau, aku tidak bisa melukai fisik mu karena Sia. Lihat saja, melalui Rane mu, kau akan ku buat menderita."

1
Ana
Billy oh Billy sekarang apa yang akan kau lakukan jika rane dan dande menderita 😢😢😢
Ana
nah loh 😂
Ana
hmmm 🤔diajak mungkin ya kak
Agus Tina
😀😃😃😃😃 bagus perempuan kuat bukan menye2 bisa menggunakan kelemahan sekaligus kelebihan fan kekuatannya ...
Agus Tina
Bagus ceritanya
Ana
Billy menempatkan rane dalam masalah 😩😢😢😢
kasihan rane nanti
Ana
waduh, kabuuuur devon
Ana
padahal bukan Billy 🙈
Ana
ck rumit, malah mungkin hidup rane ga akan tenang jika dengan Billy
Ana
hais devon kamu masuk kandang singa eh🤭 kan gawat kalau Marc tau
Ana
apa rane beneran melakukan itu sama Billy, tapi kenapa? pake pengaman ga, kalau ga bisa aja kan hadir dande kedua 🙈malah mikirin aku hahaha😂
Ana
kenapa ga tes DNA aja bil
Ana
Billy kah 🤔🤔
Ana
hmmmm apakah jatuh cinta terhadap rane bisa merubah seorang marc
Ana
hadeeeh tambah rumit, marc bakalan tau deh
Ana
😂😂😂😂hahaha kelemahan laki-laki emang itu
Ana
semoga berhasil rane
Ana
ck semoga ga terlaksana keinginan mu
Ana
ck gawat
Ana
rane ada benarnya Billy, dia akan terancam bahaya jika dekat dengan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!