Liliana Larossa tidak sengaja menemukan anak laki-laki yang berdiri di bawah hujan di depan restoran ayahnya. Karena kasihan Liliana menjaga anak tersebut dan membawanya pulang.
Namun siapa sangka kalau anak laki-laki bernama Lucas tersebut merupakan anak bos tempatnya bekerja, sang pemilik perusahaan paling terkenal dan termasyur di San Francisco bernama Rion Lorenzo. Dan sayangnya, Lucas begitu menyukai Liliana dan tidak mau dipisahkan dari gadis tersebut. Hingga Rion harus mau tidak mau meminta Liliana tinggal di rumah Rion dan mengasuh Lucas dengan bayaran Liliana dapat tetap bekerja dari rumah sebagai IT perusahaan Lorenzo.
Tapi bagaimana jika Liliana tanpa sengaja menemukan fakta siapa sebenarnya Rion Lorenzo, yang merupakan ketua dari organisasi bawah tanah, Mafia? Dan harus mengalami banyak kejadian dan teror saat ia mulai menginjakan kakinya di rumah Rion?
Ikuti kisah Liliana dalam mengasuh Lucas sekaligus menghadapi sang ketua Mafia dalam teror yang akan mereka hadapi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
Bianca kini semakin dekat dengan Lili setelah gadis itu berhasil membawa kembali si kembar yang bahkan tidak bisa Bianca atau pun Rion temukan selama bertahun-tahun. Wanita itu benar-benar menaruh rasa hormat dan juga terima kasih luar biasa kepada Lili.
"Serius, Rion makan masakan buatanmu hampir setiap hari?!" seru Bianca terkejut ketika mereka berdua di dapur dan menyiapkan snack untuk anak-anak dan dua pria di ruang tengah sana.
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Lili heran akan reaksi dari Bianca barusan.
"Rion tidak pernah mau makan, makanan yang bukan di masak oleh chef profesional sejak dulu. Dia benar-benar pemilih dalam hal makanan, dan maunya semua bahan dalam kualitas terbaik dan mahal," jelas Bianca, masih terkejut ketika Lili mengatakan kalau adik laki-laki Bianca itu makan masakan Lili setiap hari.
"Benarkah? Tapi dari yang kulihat dia selalu makan masakanku tanpa protes, bahkan terkadang dia sendiri yang minta di masakan. Dan aku membeli bahan makanan dari supermarket seperti biasa." Lili mencoba mengingat apakah ia pernah melihat Rion tidak senang dengan masakannya, namun tidak ada.
"Kurasa benar kalau jatuh cinta bisa merubah seseorang. Aku masih tidak menyangka kalau dia bisa berubah sedrastis ini," nilai Bianca saat mendapati adik laki-lakinya yang berego tinggi dan dingin itu, bisa menjadi pribadi seratus delapan puluh derajat berbeda ketika bersama dengan Lili.
Mendengar hal itu, Lili hanya tersenyum. Senang karena tahu kalau Rion tidak main-main dengan perasaannya terhadap Lli. Ia bersyukur akan hal itu.
Mereka berdua kini kembali ke ruang tengah dengan nampan penuh kue, cookies, jus, dan makanan-makanan ringan lainnya.
Mendengar Lili datang seraya berkata ia membawa kue, langsung Lucas serta si kembar berhenti bermain dengan Dante dan menghampiri Lili dengan antusias.
Bianca lagi-lagi mengembangkan senyum ketika melihat si kembar yang dalam waktu singkat sudah begitu dekat dengan Lili. Bahkan dua bocah itu kini penuh dengan senyum dan semangat seperti Lucas, seolah semua rasa takut dan khawatir yang si kembar rasakan sebelumnya tidak pernah ada.
"Aku tidak tahu mantra apa yang diberikan Lili sampai-sampai semua anak kecil menyukainya," kata Bianca yang duduk tak jauh dari Rion.
"Kurasa hanya satu, kasih sayang," jawab Rion seolah bangga akan kelebihan kekasihnya itu.
"Lihatlah dirimu sekarang. Kau secinta itu dengannya, huh? Sampai-sampai kau bahkan makan masakannya setiap hari padahal semua orang tahu kalau kau tidak suka makanan yang bukan makanan mahal," celetuk Bianca, tersenyum lebar melihat sang adik.
"Diamlah," suruh Rion yang tidak ingin sang kakak memerpanjang ucapannya dengan tujuan akan memicu keributan seperti biasa.
Bianca tertawa melihat sang adik. Tahu dengan pasti kalau apa yang di katakan oleh Bianca itu benar adanya. Kalau adiknya ini telah cinta mati oleh gadis bernama Liliana Larossa.
"Kapan akan memberitahu Mom dan Dad soal Lili? Aku jamin mereka akan senang mendengar kau akhirnya memiliki hubungan serius degnan seorang perempuan, khususnya gadis baik seperti dia," Bianca berbisik, tak ingin Lili mendengar hal tersebut. Takut kalau Lili akan bingung dan khawatir jika mendengar soal orang tua Rion dan Bianca.
"Akan kuberitahu segera saat suasana sudah cukup tenang. Saat ini keadaan kita masih tidak bisa dibilang baik. Ada banyak hal yang harus diurus, terutama tentang penyerangan kita malam itu di Brazil. Aku masih memikirkan cara untuk menemukan dalangnya," jawab Rion, memikirkan kondisi tidak dapat diduga sekarang.
Bianca mengerti, karena bagaimana pun ia tahu pekerjaan Rion yang lain sebagai pimpinan kelompok ilegal bawah tanah. Dimana Rion membuat kelompok itu demi melindungi dirinya, keluarga, dan Lorenzo dari banyak pihak.
BIPPP!!!
Suara nyaring terdengar dari kamar Lili, membuat sang gadis yang sedang menenami para bocah makan kue, langsung melihat ke arah kamarnya. Buru-buru ia meninggalkan ruang tengah dan berlari ke kamarnya.
Lili langsung duduk di kursi sofa depan meja kerjanya, melihat apa yang terjadi dalam layar komputer sang gadis. Jari-jarinya menari dengan cepat di atas keyboard, mencari tahu lebih jauh apa yang menyebabkan bunyi alarm yang barusan terdengar. Karena akhir-akhir ini ia banyak melakukan pekerjaan pribadi, membantu Rion dalam banyak hal sehingga ia memasang banyak pengingat pada setiap pekerjaannya.
"Ada apa, Love?" Rion masuk ke dalam kamar Lili, mencari tahu alasan dibalik suara yang terdengar dan juga Lili yang tiba-tiba berlari ke kamar.
"Jhonny, menjual smartphone-nya, dia menghapus semua data di ponsel lamanya. Aksesku seketika terputus olehnya," ucap Lili, segera mengambil tindakan tercepat untuk dapat kembali mendapatkan akses ke ponsel baru orang yang dibicarakan.
Sedangkan Rion, mendengar satu nama itu langsung memasang wajah penuh amarah, menakutkan. Beruntung karena Lili sedang sibuk dengan yang dikerjakan sehingga ia tidak harus melihat betapa menyeramkannya wajah Rion karena ekspresi marah pria tersebut. Bagaimana tidak, karena Jhonny merupakan nama tabu untuk Rion dengar. Nama tersebut adalah nama dari mantan suami Bianca, sekaligus ayah kandung si kembar yang menjual para bocah itu ke human traficking di negara berbeda. Tentu saja Rion masih tidak memaafkan pria itu, bahkan bersumpah akan menghancurkan hidup pria brengsek itu sehancur mungkin.
"Sepertinya dia akan pergi dari Las Vegas dalam waktu beberapa hari bersama dengan wanita yang tinggal bersamanya. Alasannya karena hutang. Dia kalah banyak di meja judi, dan sekarang jadi buronan beberapa rentenir dan pemilik casino. Dia sudah membeli tiket dan tujuannya ke Arizona sebelum terbang ke Florida," kata Lili, terus menggali informasi yang ia dapatkan dari hasil pencarian ilegal Lili sebagai hacker.
"Lalat busuk itu tidak akan bisa lari kali ini. Tolong berikan semua informasi itu ke handphone-ku dan juga Dante, akan kurus dia kali ini hingga selesai. Tidak hanya berani menghancurkan hidup kakakku, dia juga menghancurkan hidup keponakanku," geram Rion dengan tangan mencengkeram keras punggung kursi Lili.
Mendengar hal itu, Lili langsung mengirimkan semua data terkait pria bernama Jhonny tersebut. Tahu betapa bencinya Rion terhadap mantan suami Bianca itu. Bahkan untuk Lili tidak ada pria yang jauh lebih brengsek dibandingkan Jhonny saat ini karena apa yang telah pria itu lakukan, sampai menjual anak-anaknya yang masih berusia sepuluh tahun ke lelang jual beli manusia di negara lain.
"Love, aku akan segera pergi dan mengurus pria itu. Tetaplah di rumah dan jangan pergi kemana pun. Aku akan minta Bianca datang ke sini untuk menemanimu nanti," ucap Rion, mengecup pucuk kepala sang gadis.
"Apa kau akan pergi sekarang?" tanya Lili, memutar tubuh dari layar komputer untuk melihat Rion.
"Iya. Aku tidak ingin sampai kehilangan si brengsek itu. Tenang saja, aku sudah merencanakan sesuatu untuknya. Sesuatu yang akan membuatnya ingat seumur hidup apa yang telah ia lakukan," jawab Rion, memeluk sang gadis erat.
"Hati-hati." Lili membalas pelukan Rion.
Rion dengan lembut mengecup bibir Lili, kemudian mencium lembut dahi gadis itu. "I will, Love," katanya.
Dan Rion segera pergi dari kamar Lili menuju ruang tengah. Ia memeluk Lucas dan si kembar, bicara dengan Bianca sebentar tentang urusan yang akan ia kerjakan ini. Lalu pergi meninggalkan rumah bersama dengan Dante yang telah kembali masuk dalam mode bekerja kembali. Kali ini Rion akan pergi memburu. Buruan yang membuat darah Rion mendidih. Jangan harap akan ada kata 'ampun' kali ini.
yang banyak
bunga mawar merah untuk mu😅🥰