Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 - Membeli Benih
Roby berhasil membawa Ervan diam-diam dengan mobil. Dia pergi ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pengobatan.
Di perjalanan, Ervan mulai memucat. Dia nyaris tak sadarkan diri. Untungnya Ervan masih bisa bertahan saat sampai di rumah sakit.
Kala itu juga Ervan langsung di operasi. Hal yang sama juga terjadi pada Roby. Mengingat dia juga memiliki luka tembak.
Di waktu yang sama, Erika baru saja menidurkan baby Leroy. Mengingat waktu sudah menunjukkan jam 11 malam.
Erika ke dapur sebentar untuk meminum segelas air putih. Dia berdiri sambil menatap keluar jendela.
"Hantu? Sepertinya semuanya baik-baik saja," gumam Erika sembari mengangkat pundaknya. Dia bahkan merasa nyaman tinggal di rumah tua tersebut.
Ketika satu malam telah berlalu, tidak ada hal yang mengerikan terjadi. Erika dan Cynthia tidak mendapatkan gangguan apapun saat tinggal di rumah tua. Kini mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan.
"Bagaimana? Tidak ada apa-apa kan?" celetuk Erika.
"Kau benar. Kalau begini, kita pasti betah tinggal di sini. Baby Leroy bahkan terlihat nyaman-nyaman saja di sini," sahut Cynthia. Ia nampak sibuk mengoleskan alpukat pada roti. Selanjutnya dia sempurnakan roti dan alpukat dengan telur ceplok. Maka selesai sudah menu sarapan mereka. Cynthia segera memberikan roti buatannya pada Erika.
"Terima kasih," ungkap Erika. Dia lantas memakan roti buatan Cynthia. Matanya terpejam saat merasakan roti buatan Cynthia. "Rotimu semakin enak saja," pujinya.
"Thanks. Semua karena kau yang mengajariku, Nona. Kalau tidak, aku tidak akan tahu menu sehat ala USA ini," tanggap Cynthia. Ia juga ikut menikmati roti. "Jadi apa rencanamu hari ini?" tanyanya.
"Aku ingin membeli benih sayuran dan buah ke pasar," jawab Erika.
"Bersama Ethan?" tebak Cynthia.
"Ya. Kau jaga baby Leroy di rumah. Oke?"
"Oke. Tolong beli juga bahan makanan."
Erika mengangguk. Obrolannya dan Cynthia berakhir. Erika segera bersiap dan pergi dari rumah. Ia berjalan kaki ke penginapan.
Meski jaraknya cukup jauh, Erika tak peduli. Toh dia akan menganggap jalan kakinya sebagai olahraga.
"Sepertinya aku harus membeli kendaraan agar bisa kemana-mana," gumam Erika. Ia mendengus kasar karena uangnya pasti tidak akan cukup untuk membeli kendaraan. Erika berniat akan membelinya saat hasil kebunnya nanti menjanjikan. Dirinya sudah membayangkan akan memiliki kebun sayur dan buah yang subur.
Sesampainya di penginapan, Erika langsung menemui Ethan ke meja resepsionis. Akan tetapi lelaki tersebut tidak terlihat ada di sana.
Erika pun berinisiatif memeriksa ke rumah belakang. Ternyata Ethan ada di sana. Lelaki itu sedang menemani keponakannya bermain basket.
"Ethan!" panggil Erika.
Mendengar itu, Ethan berhenti bermain basket. Dia menghampiri Erika sambil mengajak keponakannya.
"Kenalkan namanya Charlie!" ujar Ethan.
"Halo, Charlie. Aku Erika," tanggap Erika.
"Kau orang baru itu bukan? Aku harap kau tidak bernasib seperti yang lain," kata Charlie. Dia merupakan anak remaja berusia 17 tahun yang suka asal bicara.
"Hush! Charlie! Jangan asal bicara," tegur Ethan.
"Yang lain? Memangnya apa yang terjadi?" Erika bertanya karena penasaran.
"Lupakan! Dia hanya asal bicara," balas Ethan dengan tawa canggung.
"Mr. Sullivan tidak akan tinggal diam dengan penghuni baru desa ini. Apalagi kalau dia berniat ingin berkebun di sini," cetus Charlie.
"Charlie! Sebaiknya kau masuk. Biarkan aku yang bicara pada Erika." Ethan mendorong Charlie menuju rumah. Remaja itu lantas terpaksa menurut.
Sementara Erika, dia melipat tangan ke depan dada. Matanya memicing dan berkata, "Sebenarnya apa yang dibicarakan Charlie? Apa yang terjadi pada orang yang mencoba tinggal di sini?"
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰