Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Bik, tolong panggilkan nona Sofia." kata Axel memberi perintah pada bi Yuli. "Tolong juga siapkan minuman dan camilan untuk tamu saya." imbuhnya lagi.
Saat ini adek sudah berada di ruang tamu dengan dua orang tamu yang duduk di depannya.
"Ini contoh yang bisa di jadikan referensi tuan muda." kata salah satu dari mereka.
"Tunggu calon istri saya, biar dia yang memilih." sahut Axel.
Kedua orang itu pun hanya bisa mengangguk, menunggu calon istri seorang Axelo Anderson datang.
"Ax." panggil Sofia yang berdiri tak jauh dari sana tepatnya di belakang Axel duduk.
"Sini." panggil Axel.
"Ada apa?" tanya Sofia yang mendekat dan duduk di sebelah Axel.
"Mereka berdua adalah tim WO yang akan menangani pernikahan kita." jawab Axel. seperti biasa Sofia pun menyapa mereka dengan ramah. "Kamu pilihlah konsep pernikahan seperti apa yang kamu inginkan." kata Axel dengan tangan mengusap kepala Sofia dengan begitu lembut.
"Kok aku." beo Sofia.
"Ya biasanya para wanita itu punya sebuah pernikahan impian ... jadi aku ingin mewujudkan pernikahan impian kamu." papar Axel.
"Tapi aku ..." kata Sofia.
"Sudah lihat-lihat dulu siapa tau ada yang srek sama keinginan kamu." potong Axel.
Mau tak mau Sofia pun akhirnya melihat beberapa gambar yang bisa dia jadikan referensi.
"Aku bingung Ax, gak taulah ... terserah kamu aja." kata Sofia. "Semuanya terlihat bagus." imbuhnya lagi yang membuat Axel tersenyum.
"Bener nih terserah aku?" tanya Axel yang di angguki oleh Sofia. "Tapi jangan protes ya sama hasilnya nanti." sambungnya lagi.
"Iya, gak akan protes." jawab Sofia.
Mana pernah Sofia datang ke pesta-pesta jadi kalau di tanya konsep malah pusing sendiri.
Axel pun akhirnya memilih konsep pernikahan yang seperti apa dan tentu saja di tambah dengan beberapa yang sesuai keinginannya. Dia ingin membuat pesta pernikahan megah, mewah dan elegan.
Hanya konsep pernikahan saja yang di pilih, karena pakaian mereka sudah beli sendiri, gedung juga punya sendiri, catering pun juga punya sendiri.
"Mau bulan madu kemana, hem?" tanya Axel dengan tangan yang menjawil hidung Sofia yang bisa di bilang mancung.
"Apaan sih, nikah aja belum kok sudah bahas bulan madu." sahut Sofia dengan malu-malu. Wanita itu bahkan sampai memalingkan wajahnya agar pipinya yang memerah tak terlihat oleh Axel.
"Ya kan perlu di bahas sekarang, supaya habis nikah bisa langsung berangkat." kata Axel yang semakin menggoda Sofia.
"Tau ah." kata Sofia yang sudah bangkit dari duduknya.
"Hei mau kemana?" tanya Axel saat Sofia mulai melangkah menjauh darinya.
"Tidur." jawab Sofia dengan singkat.
Axel tak henti-hentinya tersenyum, bahkan sampai geleng-geleng kepala sangking senangnya karena bisa menggoda Sofia.
❤️
"Terimakasih ya non." ucap bik Yuli tiba-tiba.
Saat ini Sofia sedang berada di dapur bersama bik Yuli untuk membuat sarapan.
"Untuk?" tanya Sofia. Bingung juga kenapa tiba-tiba kepala art di rumah itu mengucapkan terimakasih padanya, padahal Sofia tak melakukan apa-apa.
"Kerena sudah memberi warna di rumah ini." jawab bik Yuli. "Tadinya rumah ini seperti tak berpenghuni non, karena semua pekerja akan kembali kerumah belakang jika sudah menyelesaikan pekerjaan mereka ... hanya tinggal saya saja yang ada di sini." sambungnya. "Tuan Axel bisanya akan berangkat pagi dan pulang larut malam , sampai rumah langsung masuk kamar untuk istirahat, bahkan sering juga tak pulang dan lebih memilih untuk tidur di perusahaan." cerita bik Yuli. "Tapi semenjak ada non Sofia ... Tuan muda jadi pulang sore selayaknya orang kerja, makan malam di rumah, hari minggu pun keluar untuk bersantai di teras." imbuhnya.
"Memang bisa kalau hari minggu dianya juga gak di rumah bik?" tanya Sofia yang mulai penasaran dengan sosok Axel.
"Ada, tapi tuan muda akan tetap berdiam di rumah kerjanya untuk menyelesaikan semua pekerjaannya non." jawab bik Yuli.
"Oh gitu." sahut Sofia sambil manggut-manggut. "O iya bik, sudah berapa banyak wanita yang Axel bawa kerumah?" tanya Sofia yang ingin tau lebah banyak tentang Axel.
"Gak ada non, cuma non Sofia saja." jawab bik Yuli.
"Masa sih bi." kata Sofia tak percaya. "Ah bibi bohong ni pasti." sambungnya lagi.
"Kalau ingin tau tanya langsung ke orangnya, jangan sama orang lain." kata Axel yang tiba-tiba suaranya terdengar di telinga Sofia dan bik Yuli.
Sofia dan bik Yuli pun langsung refleks menoleh ke belakang.
"Eh Ax, sudah lama kamu kamu di situ." tanya Sofia dengan sedikit gugup kerena ketahuan tengah membicarakan pria itu.
"Lumayan, sejak ada yang tanya-tanya tentang wanita yang aku bawa kerumah ini." jawab Axel.
Pria itu semakin berjalan mendekat dengan kedua telapak tangannya yang di masukkan kedalam saku celana.
"Ax, ih kok kamu nguping sih." kata Sofia untuk menutupi rasa gugup plus malunya.
"Bukan nguping, tapi gak sengaja dengar." sahut Axel. "Jadi nyonya Axelo Anderson, apa yang ingin anda tau dari tuan Axelo Anderson?" tanya Axel dengan kedua tangan yang sudah merengkuh pinggang Sofia sehingga posisi tubuh mereka semakin dekat.
"Ax, apa sih malu sama bi Yuli." kata Sofia yang gugup setengah mati karena perlakuan Axel ini.
"Orang bi Yuli nya gak ada kok." ujar Axel yang membuat kepala Sofia menoleh kiri kanan untuk mengetahui keberadaan wanita paruh baya itu dan nihil ... benar kata Axel, bi Yuli sudah gak ada di sana.
Axel semakin mengikis jarak keduanya hingga wajah mereka semakin dekat satu sama lain, bahkan hembusan nafas Axel sangat jelas terasa menerpa wajah Sofia. Karena ulah Axel ini Sofia sampai lupa bernapas sangking tegangnya.
"Bernapas sayang." lirih Axel tepat di telinga Sofia sehingga menimbulkan rasa geli sekaligus gelanyar aneh kala hembusan nafas Axel menerpa lehernya.
"Ax." panggil Sofia yang nyaris tak terdengar sangking lirihnya.
"Iya sayang." sahut Axel. "Kenapa, hem?" tanyanya.
"Jangan gini, gak enak kalau sampai terlihat sama yang lain." sahut Sofia agar bisa terbebas dari rengkuhan Axel saat ini. Apa yang di lakukan Axel ini sama sekali tak aman untuk tubuh dan jantungnya.
"Gak ada orang sayang, cuma ada kita berdua di sini." kata Axel dengan suara yang terdengar begitu sensual di telinga Sofia.
Axel benar-benar susah mengendalikan dirinya sendiri jika berada di dekat Sofia. Makannya dia menentukan hari pernikahan secepat mungkin ... takut kebablasan.
Cup
"Manis." ujar Axel dengan senyum mengembang di bibirnya kala mengakhiri sesi c**mannya bersama Sofia. Hem benar-benar pandai curi-curi kesempatan bapak satu ini.
Berbeda dengan Sofia yang justru langsung menenggelamkan wajahnya di dada Axel sangking malunya akan apa yang mereka berdua lakukan di dapur pagi ini.
next, semangatt thorr
cerita bagus ..