Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 : Tidak usah takut
"Da...da..Daddy.." ujar Fazio terbata saat melihat seorang pria dengan pakaian kantoran menghampiri mereka. Emma dan yang lainnya mengikuti arah tatapan mata Fazio.
"Tuan.." ujar Camala menundukkan kepalanya.
"Kita pulang..." ucap pria itu dingin dengan ekspresi wajah yang datar. Emma terpana melihat pria yang ada dihadapannya saat ini. Bagaimana tidak, pria itu sangat tampan bak dewa Yunani meskipun hanya menampilkan wajah datarnya sekarang. Emma menatap pria itu dari atas hingga kebawah. Satu kata untuknya, perfect. Begitulah dalam pikiran Emma.
"Daddy bilang pulang..., jangan pancing amarah ku disini," ucap Javier dengan nada suara sedikit tinggi saat Fazio tidak juga bergerak dari tempatnya. Anak itu sedang ketakutan. Javier menarik kasar tangan Fazio hingga Es krim yang ada di tangannya terjatuh.
"Pak..jangan kasar begitu dong, tangannya bisa sakit. Bagaimana bisa anda bertindak kasar seperti itu pada anak kecil, terlebih anak anda sendiri. Dia hanya meminta anda untuk menjemputnya," tukas Emma marah tidak tega melihat Fazio diperlakukan demikian. Pria itu berbalik dan menatap tajam Emma. Bukannya takut, Emma malah menatap geram ke arah pria itu seakan menantangnya. Pria itu menyadari wanita yang baru saja membentaknya ternyata memiliki nyali besar juga.
"Dia anak saya, kamu tidak perlu ikut campur," ucap Javier dingin. Tapi tunggu dulu, tatapan Javier mengarah pada bagian dada Emma yang menurutnya cukup besar. Diam-diam ia melirik bagian itu. Astaga..., pikiran Javier mulai liar sekarang. Apalagi baju yang Emma pakai menonjolkan lekuk tubuhnya.
"Kak..." panggil Fazio sendu berharap Emma membantunya.
"Tidak usah takut, bilang saja sama kakak kalau daddy mu memarahi mu nanti. Biar kakak yang menghajarnya," bisik Emma namun masih bisa didengar oleh Javier.
Fazio lalu pergi dibawa oleh Javier.
"Dasar laki-laki, giliran buat anak nomor satu, pas anak lahir tidak dipedulikan. Maunya yang enak-enak saja," gerutu Emma pelan namun masih bisa didengar dengan jelas oleh Javier. Entah kenapa ucapan wanita itu membuat Javier tertawa dalam hatinya.
Malam harinya Emma dan Stella duduk santai di ruang tamu. Keduanya sedang menonton salah satu tayangan TV yang mereka sukai. Emma juga sudah menceritakan kejadian saat Ia bertemu dengan Fazio di mall dan ayah Fazio yang berwajah datar dan dingin.
********************
Di akhir pekan, Emma pergi ke pantai karena merasa bosan di rumah sendirian. Untung saja pantainya tidak jauh dari tempatnya. Tadi malam sahabatnya itu pergi ke rumah pacarnya dan menginap disana. Tak lama kemudian taxi pesanannya datang menjemputnya. Setibanya di pantai Emma mengganti pakaiannya. Emma mengenakan dress pantai berwarna kuning dengan tali spaghetti dan tak lupa mengenakan sling bag. Penampilan Emma seperti ini membuat dirinya terkesan tampil cute dan sexy. Emma melihat pengunjung di pantai sangat banyak karena hari ini adalah weekend.
"Eitsss..tunggu dulu, Aku melupakan topi dan kacamata" ujar Emma memakai topi dan kacamatanya.
Emma kemudian berjalan menyusuri bibir pantai. Duduk di pasir pantai menikmati suasana pantai yang indah.
Riak gelombang yang berkejaran dan angin sepoi-sepoi membuat wanita itu enggan untuk beranjak pergi.
Satu jam kemudian Emma sudah duduk bersandar di kursi santai dibawah bentangan payung yang menaunginya. Sesekali Ia menyesap minumannya sembari menikmati pemandangan di depannya.