Figo derlangga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun, laki laki itu hanya tertarik dengan James, asisten laki laki pribadinya.
Keadaan seketika berubah drastis ketika Figo bertemu dengan maid baru dirumah miliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Step by step
"Rhea, kau mau mandi?"
Shearen menggelengkan kepalanya. "Kakiku..."
Figo mengangguk lembut saat melihat Shearen masih ragu. "Aku akan membantumu," ucapnya dengan tenang.
Figo mengulurkan tangannya, membantu Shearen dengan hati-hati untuk masuk ke dalam kamar mandi dan mendudukkannya di kursi kamar mandi. Dengan perlahan, Figo membasahi rambut Shearen dengan air hangat.
"Figo."
"Percayalah denganku," ucap Figo sambil menuangkan sedikit sampo ke telapak tangannya.
"Tutup mata," suruh Figo.
Shearen menurut, wanita itu menutup mata, merasa cemas, namun Figo memijat lembut kulit kepala Shearen dengan sampo. Gerakan tangannya penuh kehati-hatian, memastikan setiap helai rambut Shearen bersih.
Setelah menyelesaikan semuanya, Figo menggendong tubuh Shearen dengan hati-hati dan mendudukkannya di atas ranjang. Ia mengambil hairdrayer dan mulai mengeringkan rambut Shearen dengan lembut.
Figo kemudian merapikan rambut Shearen, memastikan setiap helai rambut tertata rapi. Setelah itu, ia mengambil sedikit liptint dan mengoleskannya ke bibir Shearen dengan penuh perhatian.
"Perfect," ucap Figo sambil tersenyum lembut.
"Dio*r? " shearen tampak terkejut ketika melihat lipstik yang ada di tangan Figo.
"Aku membelikan sepaket untukmu, make up, skin care. Semuanya ada di meja make up, gunakan itu. " ucapnya.
"Makasih,"
"Cuma makasih, sayang? " tanya Figo, menaikkan alisnya menantang wanita itu.
Cup
Tanpa meminta izin lebih dulu, Figo mendekat dan memberikan ciuman singkat di bibir Shearen. Gerakannya spontan, namun penuh keyakinan, membuat Shearen tertegun sejenak
" Ucapan makasih yang aku mau. " ucap Figo sembari mengulur smirk di bibirnya.
-
Setelah selesai merapikan Shearen, Figo mendengar suara ketukan di pintu. Seorang dokter masuk ke dalam kamar bersama dengan John .
"Selamat pagi, bagaimana keadaan Ny Shearen hari ini?" tanya dokter.
"Sudah mulai lebih baik, Dok," jawab shearen.
Dokter mengangguk dan memeriksa kondisi Shearen. "Bagus, Shearen. Sekarang, kita perlu fokus pada terapi berjalan agar kamu bisa berjalan kembali."
Shearen menatap dokter dengan sedikit cemas. "Apa aku bisa berjalan lagi, Dok?"
"Tentu saja, dengan terapi yang tepat dan semangat yang kuat, kamu pasti bisa berjalan lagi," jawab dokter dengan penuh keyakinan.
Dokter kemudian menatap Figo. "Tuan Figo, Tuan harus lebih semangat mengajak Shearen terapi berjalan. Dukungan tuan sangat penting untuk kesembuhannya."
Figo mengangguk dengan tegas. "Pasti." jawab Figo penuh keyakinan.
Dokter tersenyum dan memberikan beberapa instruksi terapi kepada Figo. Setelah itu.
Setelah dokter memberikan instruksi, Figo mulai menemani Shearen untuk menjalani terapi berjalan. Ia membantu Shearen bangun dari ranjang dan memapahnya dengan hati-hati." Sakit. " ucap shearen mencoba menahan rasa sakit di kakinya.
"Kita coba dulu. " ucap Figo mencoba menenangkan Shearen, tangan laki laki itu masih menegang tangan shearen.
"Kita mulai pelan pelan aja, oke?" ucap Figo sambil tersenyum lembut.
Shearen mengangguk, meskipun masih merasa cemas. Mereka berjalan pelan-pelan di sekitar kamar, Figo selalu berada di samping Shearen untuk memberikan dukungan dan menjaga keseimbangannya.
Setiap langkah yang diambil Shearen adalah pencapaian besar. Figo terus memberikan semangat dan pujian setiap kali Shearen berhasil melangkah.
"Kau melakukannya dengan baik, Rhea. Teruskan, aku ada di sini," kata Figo dengan penuh semangat.
Setelah beberapa saat, mereka berhenti sejenak untuk istirahat. Figo memastikan Shearen duduk dengan nyaman di kursi.
"Minum dulu," ucap Figo sambil menyerahkan botol air kepada Shearen.
Shearen menghirup napas dalam-dalam dan meminum air yang diberikan oleh Figo.
"I believe you can do it," ucap Figo dengan penuh keyakinan.
Setelah beristirahat sejenak, Figo mengajak Shearen melanjutkan terapi berjalan.
Langkah demi langkah, Shearen semakin percaya diri. Figo tidak pernah melepaskan tangannya dan selalu memberikan dukungan.
"Lihat, kau bisa melakukannya," ucap Figo dengan senyum bangga.
Shearen tersenyum, meskipun keringat mulai membasahi dahinya. "Capek. "
"Sebentar lagi. "
Mereka akhirnya mencapai ujung, dan Figo memberikan pelukan hangat kepada Shearen. "Kau bisa melakukan ini, rhea. Aku sangat bangga."
