Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Di lobi hotel
Saat keluar dari lift hotel, Kalix melihat Yuki sudah menunggunya di sofa tamu. "Yuki! Mana tour guide yang akan memandu perjalanan kami?" tanya Kalix memperhatikan sekitar mereka. Ia tidak melihat keberadaan Sakura disana.
"Sakura tidak bisa memandu perjalanan kalian hari ini, Tuan. Saya yang akan menjadi supir sekaligus pemandu wisata kalian."
Kalix mengangguk dan mengikuti langkah Yuki keluar dari hotel.
"Ken, aku jadi penasaran dengan wanita tadi. Mengapa wajahnya sangat mirip dengan Mommy?" celetuk Lukas berbisik pelan di dekat telinga saudaranya. Ia tidak mau Kalix mendengar obrolan mereka.
"Apa kau pernah mendengar sebuah mitos yang mengatakan jika tiap manusia di bumi setidaknya memiliki satu hingga tujuh kembaran tidak sedarah. Mitos ini berkembang dan banyak dipercaya masyarakat di berbagai belahan dunia."
"Apa kau mempercayai mitos itu?" tanya Lukas dengan wajah penasaran.
"Aku percaya. Karena kata Daddy, Mommy sudah meninggal 10 tahun lalu setelah kecelakaan. Bukankah kita juga sering datang ke makam Mommy." jawab Kendrick menatap lurus ke depan.
"Bagaimana dengan reinkarnasi? Apa kau mempercayai mitos itu?"
"Apa Nona Sakura merupakan reinkarnasi dari Mommy yang sudah ada di surga?"
Kendrick langsung menyentil dahi adiknya dan berbisik dengan pelan.
"Jangan mengada-ada! Mommy sudah tenang di surga!"
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Kalix menghentikan obrolan keduanya.
"Lukas bilang dia sudah lapar, Dad. Apa kita tidak akan berhenti di restoran terdekat dan sarapan sebelum pergi terlalu jauh?" sahut Kendrick membuat raut wajah Lukas berubah cemberut.
"Yuki. Tolong berhenti di restoran Jepang yang paling dekat. Sepertinya kedua putraku sudah lapar."
"Baik, Tuan."
Mobil yang mereka tumpangi melaju menuju restoran Jepang yang cukup populer di Tokyo.
Tak beberapa lama mereka tiba di sebuah restoran Jepang. Disaat yang bersamaan ponsel Lukas tiba-tiba berdering.
Drett
Drett
Drett
"Halo, Grandma?" sahut Lukas mengangkat video call dari neneknya.
[Apa kalian sudah sarapan?] tanya Alice tersenyum hangat menatap wajah mengemaskan cucunya.
"Kami sedang berada di depan restoran Jepang. Seorang pemandu akan menemani perjalanan kami hari ini." kata Lukas sembari memperlihatkan suasana disekitarnya.
Di London
Alice tersenyum hangat menatap suasana restoran yang ditangkap oleh kamera belakang ponsel cucunya.
[Apa Grandma tidak menyesal menolak tawaran Daddy ikut liburan ke sini?] tanya Lukas tersenyum jahil.
"Grandma masih bisa libur di lain waktu bersama kalian. Lebih baik kalian nikmati liburannya. Udah dulu ya. Bye"kata Alice buru-buru mengakhiri panggilannya.
Seorang dokter masuk ke dalam kamar yang ditempati Alice bersama seorang perawat. Alice tersenyum tipis menatap dokter dan perawat itu.
#
#
Di Jepang
Lukas melanjutkan langkahnya setelah panggilan telepon dari neneknya berakhir. Dari arah yang berlawanan seorang wanita terlihat melangkah dengan terburu-buru.
Wanita itu tanpa sengaja menabrak Lukas hingga terduduk di lantai. "Aw!" Wanita itu meringis kesakitan memegang pergelangan kakinya.
Lukas ber jongkok mengambil ponselnya yang terjatuh ke lantai.
Wanita itu berteriak marah menggunakan bahasa jepang.
"Baka!"
"Hara ga tatsu!"
Wanita itu menatap jijik ke kotor debu yang menempel di telapak tangannya.
"Apa kau tidak punya mata! " katanya lagi dengan wajah marah sekaligus kesal.
Lukas hanya diam membisu karena dia tidak tahu apa yang diucapkan wanita itu. "Sorry. Can you speak English?"
Seorang pria membantu wanita itu berdiri dan menatap Lukas dengan tatapan tajam.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya pria itu mengalihkan pandanganya ke arah wanita yang berdiri di sampingnya.
Pria itu melangkah mendekati Lukas dan menatapnya dengan tatapan yang terkesan mengintimidasi.
Pria itu tiba-tiba mendorong tubuh Lukas hingga terguling-guling ke bawah tangga.
"Baka!"
Pria itu mengendong wanita di sampingnya dan pergi dari sana.
