Melodi sunyi berdendang indah di keheningan malam. Detak bisu memecah kesunyian dalam langkah-langkah sepi. Dalam diam, kata-kata berseru keras dalam hati.
Jihan malam ini berniat ingin memberikan kejutan kepada suaminya karena beberapa hari tidak pulang ke rumah disebabkan ada kerjaan di luar kota.
Tapi kenyataannya, Jihan lah yang mendapatkan kejutan. Jantungnya meletup-letup, darah panas mendidih mengalir sampai ke ubun-ubun. Jihan tak mampu bersuara, hanya tetesan air mata yang mewakili perasaannya.
Tepat di depan matanya, suaminya tidur bersama seorang wanita tanpa busana dalam satu selimut sambil berpelukan.
Apa yang akan terjadi?
Ikuti terus jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 PHK
CRAAAAANG!
Jihan refleks menghindar dari gelas yang dilempar Leena ke arahnya. Pecahan kaca berhamburan. Jihan membuka lebar pintu ruangan Leena. Jihan takut Leena akan berbuat jahat kepadanya.
"Bu Leena? Apa salah saya?" Jihan berdiri di depan pintu.
"Apa yang kamu lakukan!"
"Apa maksud Ibu?"
"Apa kamu menggoda Sulthan?"
"Pak Sulthan yang menggoda saya," jawab Jihan.
"Mulai hari ini kamu dipecat!"
"Apa alasannya?"
"Tidak profesional dalam bekerja," jawab Leena.
Untung Jihan sudah menyimpan kontak istri Pak Alex. Jihan menghubunginya. Jihan bilang saat ini dia dipecat karena tidak profesional dalam bekerja. Jihan juga mengatakan Sulthan minum jus yang sudah diberikan obat oleh Pak Alex. Bu Leena cemburu karena dia dianggap menggoda Sulthan.
Bu Mira meminta Jihan memberikan teleponnya kepada Leena. Bu Mira bertanya apakah Jihan benar-benar akan dipecat. Leena menjawab iya. Bu Mira mengingatkan Leena jangan lupa memberikan pesangon yang pantas untuk Jihan.
Leena memanggil bagian HRD untuk segera memproses surat PHK untuk Jihan. Jihan menerima surat PHK dan juga pesangon yang besar dari perusahaan. Setelah semua diselesaikan Jihan kembali melapor kepada Bu Mira.
"Bagaimana Jihan? Apa pesangon yang kami berikan kurang?" Leena duduk dengan sombongnya menatap tajam ke arah Jihan.
"Terima kasih Bu Leena. Sudah masuk ke dalam rekening saya. Kalau begitu saya permisi," Jihan sedikit membungkukkan badannya.
"Maaf Bu Leena," Sekretaris Leena masuk ke dalam ruangan tanpa permisi.
"Ada apa!" Leena mengernyitkan keningnya.
"Bu Leena, Bu Mira mengirim Assistennya untuk mengakhiri kerja sama dengan perusahaan kita. Karena Bu Mira rugi banyak," kata Sekretaris Leena.
Jihan keluar dari ruangan Leena. Masih terdengar suara teriakan Leena yang memarahi Sekretarisnya. Tidak berapa lama seorang pria berpakaian jas hitam masuk ke dalam ruangan Leena sambil membawa beberapa dokumen.
Jihan berpamitan kepada semua rekan kerjanya di bagian administrasi. Semua rekan kerjanya kaget, baru saja Jihan masuk kerja tapi sudah dipecat.
"Teman-teman terima kasih atas kerja samanya selama ini," ucap Jihan.
"Apa ini ada hubungannya dengan kejadian tadi?" bisik Elma.
"Betul, betul, betul," sahut Jihan.
Jihan meninggalkan perusahaan OK dengan senang hati. Jihan juga mendapatkan hadiah liburan dari Bu Mira. Jihan sama sekali tidak menyangka Bu Mira sangat jauh berbeda dengan Pak Alex. Bu Mira sangat baik terhadapnya.
Jihan berdiri di depan perusahaan OK. Jihan menunggu Arsen. Tiba-tiba saja terdengar ledakan dari dalam gedung. Semua orang berlarian keluar. Jihan berbalik ke arah belakang. Jihan melihat kobaran api.
Jihan ikut berlari ke seberang jalan. Api terlihat berkobar. Jihan mencari teman-temannya di bagian administrasi. Jihan berharap mereka selamat. Pemadam kebakaran tiba dan berusaha memadamkan api.
Jihan melambaikan tangannya ke arah Elma dan teman-temannya. Beruntung mereka semua selamat. Jihan bertanya apa yang terjadi. Mereka hanya mendengar suara ledakan dari lantai 1 dan teriakan kebakaran. Tanpa pikir panjang mereka berlari menuruni tangga darurat dari lantai 2.
Api dengan cepat bisa dipadamkan. mereka semua bernapas lega. Terdengar notifikasi dari grup aplikasi hijau milik bagian administrasi. Mereka semua diizinkan pulang.
Jihan mengajak delapan temannya untuk makan cemilan bersama. Jihan traktir mereka sebagai salam perpisahan. Niat baik Jihan tentu saja disambut oleh mereka. Mereka masuk ke dalam restoran cepat saji.
"Beruntung tadi sempat bawa tas dan handphone," kata Elma.
"Jihan, hmmm, kenapa kamu dipecat?" tanya Wati.
"Ih," Budi menyenggol lengan Wati.
"Ok, kalian pesan dulu. Setelah itu akan aku ceritakan semuanya," Jihan menarik mereka semua ke depan kasir.
Satu persatu mereka memesan makanan. Mereka mencari tempat yang nyaman. Elma memilih duduk di pojok restoran. Mereka menikmati santapan dengan tenang.
Iwan yang baru keluar dari kamar mandi dengan cepat mengambil ponselnya. Iwan membuka aplikasi Toktok. Iwan menunjukkan kepada teman-temannya.
Iwan mendengar obrolan para gadis yang makan di restoran cepat saji. Ada sebuah video di restoran barat yang menayangkan seorang gadis dipaksa melayani seorang pria tua untuk melancarkan sebuah bisnis perusahaan. Di situ nampak dengan jelas wajah Jihan dan Pak Alex.
"Astaga, ini kamu Jihan," kata Wati.
"Gaeeessss, kalian dengerin dulu penjelasan Jihan," kata Elma.
Jihan menghela napas. Jihan menceritakan semuanya kecuali kebohongan yang dia buat. Dari Pak Alex yang menaruh sesuatu ke dalam minuman dan minuman itu berhasil ditukar Jihan dengan minuman Sulthan. Sampai dengan penyiraman sup panas dan semprotan saos pedas ke dalam celana Pak Alex.
"Serius?" tanya mereka semua.
"Ih, ngeri," Iwan dan Budi memandangi celana mereka.
"Terus apa reaksi dari minuman yang diminum Pak Sulthan itu?" tanya Budi.
"Aku gak tau. Yang pastinya, Pak Sulthan berkeringat dingin, wajahnya memerah, dan dia berusaha melecehkan aku," jawab Jihan.
"Pasti Afrodisiak. Bagaimana kamu bisa bebas dari Pak Sulthan?" tanya Iwan.
"Saat itu, Bu Leena masuk ke dalam ruangan kami. Bu Leena menuduhku merayu Pak Sulthan trus mengusirku. Dan aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya karena pada saat itu aku mendengar suara alarm kebakaran," Jihan menahan ketawa.
Elma akhirnya memberitahu teman-temannya tentang hubungan Sulthan dan Leena. Lagi-lagi teman-temannya terkejut.
"Jihan, coba kamu ingat-ingat lagi. Apa sebelumnya kamu pernah punya hubungan dengan Pak Sulthan? Jangan-jangan kamu mantannya Pak Sulthan sehingga Bu Leena cemburu," ujar Fika.
"Maaf aku tidak ingat," sahut Jihan.
"Apa alasan kamu dipecat?" tanya Wati.
"Tidak profesional dalam pekerjaan," jawab Jihan.
"Itu semua karena faktor cemburu. Jihan di sini sebagai korban. Dan siapa yang menyebarkan video itu. Bukannya kalian ada di ruangan VIP?" kata Elma.
"Iya. Siapa pun orangnya, aku berterima kasih kepadanya," Jihan menerima panggilan dari seseorang.
Jihan mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya dan berpamitan. Jihan keluar dari restoran. Jihan masuk ke dalam mobil Arsen yang menunggu di parkiran restoran. Arsen memberikan tab kepada Jihan.
Arsen penasaran dengan video yang lewat beranda media sosialnya. Video yang baru saja diunggah oleh akun yang bernama 'Black White'. Video itu berisi tentang seorang karyawan wanita yang menjebak atasannya di sebuah restoran.
Terlihat saat Jihan menukar gelasnya dengan gelas Sulthan. Kemudian obat itu bereaksi dan Sulthan mendekati Jihan, memeluk dan menciuminya.
"Itu semua benar Kak. Tapi bukan aku yang menaruh sesuatu ke gelas itu. Pak Alex yang melakukannya," Jihan membela diri.
"Aku percaya. Video ini sudah berhasil kuhapus. Aku sudah menghancurkan sistemnya. Jihan, kamu harus berhati-hati. Ada seseorang yang sangat ingin menghancurkanmu."
"Aku tau siapa orangnya."
"Siapa?" Arsen memandangi Jihan.
"Bu Leena. Janda tajir kesepian."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...