[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Kehebatan Gionardo Alano
Gio mengontrol pabrik narkotikanya yang tersembunyi di ruang bawah tanah sebuah kantor travel miliknya di Roma. Hari ini dia memakai kemeja putih dan celana biru. Kacamata hitam bertengger manis di hidungnya yang mancung. Dia mengamati bagaimana orang - orang membuat narkotika dan membungkusnya, di belakang Fransesco mengikutinya.
“Sepertinya Finn melarikan diri bersama 100 kg barang kita. Dia belum menyetorkan uang sejak dua bulan yang lalu” Kata seorang lelaki yang Gio suruh untuk mengatur pabriknya. Gio sangat sibuk hingga tidak mungkin memegang semuanya sendiri.
“Beraninya lelaki itu” Rahang Gio mengeras.
Beberapa orang memang membantu Gio untuk menyalurkan barang - barang terlarang miliknya demi memperoleh keuntungan. Gio paling membenci pengkhianatan.
“Kau mungkin belum tahu ini, Tuan. Aku mendapat laporan jika ada narkotika murni dalam bentuk permen dan harga murah yang beredar di pasaran”
“Bukankah hal seperti ini sudah banyak di pasaran?” Tanya Fransesco.
“Ya memang, tapi kali ini dalam bentuk granul yang di bungkus kotak permen dengan harga murah”
“Bagaimana bisa dalam harga murah?” Kata Gio.
“Ini yang masih kami selidiki”
“Cari tahu siapa yang berani bersaing denganku” Kata Gio sambil tersenyum licik
Gio sudah menjadi yang nomor satu selama hidupnya dia tentu tidak akan membiarkan seorang pun menggesernya. Seorang lelaki masuk dengan membawa sekoper uang.
“Senang melihatmu Tuan” Sapanya
Gio menghampiri orang itu membuka koper dan mengecek uangnya. Tangannya berhenti di beberapa lembar terakhir dan menyunggingkan senyum yang membuat semua orang gemetar takut “Kau berani menipuku?”
“Aku tidak pernah menipumu. Kau tau sudah berapa lama kita bekerja sama”
Gio melempar uang itu ke muka lelaki tadi “Kau berani datang dengan uang palsu?”
“Aku sungguh tidak tahu, Tuan. Aku bersumpah”
“Kau tahu aku paling benci orang yang menipu? Apa menurutmu aku tidak tahu jika kau berbohong? Kau berani menyelipkan uang palsu untuk mengelabui orangku. Kau tahu jika uang ini hanya akan tersimpan di lemari besi karena aku jarang menggunakannya”
Lelaki itu menunduk tidak berani berkata apapun dia tahu mengenai kehebatan berkelahi seorang Gionando, tapi dia tidak tahu jika jari lelaki itu sangat peka terhadap perbedaan uang.
“Aku minta ampun” Lelaki itu berlutut di depan Gio dengan menangkupkan kedua tangannya
“Kau berani menipuku? Satu sayatan di tubuhmu akan membuat kita impas”
Gio memberi kode pada pengawalnya yang langsung mengeluarkan pisau dan menyabetkannya pada dahi lelaki itu membuatnya terkapar sambil mengaduh.
“Jangan berani menipuku lagi aku bisa melakukan jauh lebih buruk”
Gio berjalan meninggalkan pabriknya. Semua orang di sana tidak berani melihat kejadian tadi dan hanya fokus bekerja. Gio naik ke mobilnya dan duduk di bangku belakang “Bagaimana perkembangan mencari wanita itu?”
“Kami masih dalam pencarian. Aku sudah menyebar orang di sekitar tempat Tuan melihatnya” Jawab Fransesco
Mobil berjalan menyusuri jalanan yang sepi dan 6 orang mencegat mobil dengan membawa pedang ataupun samurai. “Tunggu disini Tuan saya akan bereskan” Kata Fransesco.
Bukan Gionardo Alano jika mundur dari medan perang. “Kenapa mereka datang di waktu yang tepat ? Aku sangat butuh pelampiasan” Gio turun dari mobil dengan santai seolah ajal tak dapat menjemputnya.
“Serahkan Gionando pada kami” Teriak salah satu dari mereka.
“Ada perlu apa mencariku?” Katanya dengan senyum memikat yang sangat mudah membuat para wanita jatuh hati.
“Ajalmu sudah tiba kau akan mati di tangan kami” Mereka berlari menyerang Gio dari beberapa arah. Gio menghindar dan menendang mereka, merampas pedang juga menangkis pedang yang mengarah padanya. Gio menusuk pedang ke salah seorang di antara mereka. Menyayat leher. Sementara Fransesco masih sibuk menghindari pedang dan mengurus dua orang yang menyerangnya. Gio membanting dengan mudah orang yang mau menyerangnya dan menodongkan pedang kearahnya, tapi karena dia tidak ingin berbelas kasih pada orang yang mencari masalah Gio mengayun pedangnya dan mematikan pergerakan orang itu. Sekarang semua orang tadi terkapar di tanah dengan darah yang menggenang.
“Siapa mereka?”
Fransesco sedang menggeledah tubuh mereka berusaha menemukan petunjuk tentang orang yang menyerang mereka. Fransesco menemukan koin emas bergambar kambing dan memperlihatkannya pada Gio. “Saya menemukan ini”
Gio memandang koin itu mencoba mengingat dimana dia pernah melihat logo yang sama dengan koin itu. Matanya membulat dan tersenyum “Kylian…”
Fransesco ingat nama itu. Kylian adalah orang yang membenci Gionando, karena Gio telah menyingkirkan kakak Kylian yang berkhianat terhadapnya.
“Lelaki bodoh. Dia pikir bisa melawanku” Kata Gio tenang.
Gio memandang lelaki yang terkapar memikirkan betapa bodohnya mereka ingin melawan seorang Gionando Alano. Apa mereka tidak pernah mendengar tentang kehebatannya? Gio adalah seorang mafia yang berkuasa di kota Roma.
“Mereka rela mati untuk Kylian. Jika begitu penggal dan kirim kepala mereka ke markasnya” Titah Gio.
Fransesco segera menyuruh anak buahnya yang datang terlambat untuk mengikuti permintaan Gio. Gio naik ke mobil dia menghadapi 3 orang bersenjata tanpa luka sedikitpun “Kau baik - baik saja?” Tanya Fransesco.
“Jika bawahanmu tidak berguna singkirkan mereka”
“Maaf, mereka terhalang sesuatu saat berjalan di belakang kita” Fransesco memang terlalu baik paa anak buahnya.
“Jadi, Kylian ingin membalas dendamnya padaku? Hahahahah. Aku sungguh akan membuat dia membayar mahal perbuatannya hari ini”
Gio dilahirkan hebat. Dia tidak mudah dijatuhkan dan dia bisa menghadapi apa saja yang mengancamnya.
“Apa kau mau kita menyerang langsung markasnya?” tawar Fransesco.
“Tidak. Aku ingin menangkapa dan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Pasti ada mata - mata yang menginfokan lokasi dan kegiatan kita. Orang itu harus disingkirkan”
Gio yakin sekali jika Kylian memasukan mata - mata, jika tidak dari mana lelaki itu tau mengenai tempatnya berada. Fransesco mengerti maksud Gio dan dia akan memastikan menemukan orang yang berkhianat dan membahayakan tuannya.
***
Gio merendam badannya di dalam bath up dengan air panas dan sabun wangi perpaduan kayu manis dan cengkeh kesukaannya. Di sampingnya dia menyalakan lilin aroma terapi yang membuat mandinya makin nikmat.
“Tuan” Gio mendongak dan memandang Elena yang ada di depannya.
“Kau gila? Apa yang kau lakukan?” Kata Gio sambil memandang Elena tak suka.
“Aku hanya ingin memastikan jika Tuan membutuhkanku” Elena terbayang - bayang memori bersama Gio yang membuat perasaanya sangat tidak menentu. Dia jadi merasa candu dengan sentuhan lelaki itu sampai hilang akal dan harga diri.
“Pergilah Elena. Jika membutuhkanmu aku pasti memanggilmu”
Elena sama sekali tidak ingin pergi. Dia menikmati pemandang mengagumkan di depannya. Bukannya pergi Elena malah memberanikan diri berjongkok di sambil bath up dan menyetuh tangan Gio
“PERGILAH” Suara Gio meninggi membuat Elena kaget dia segera berdiri.
“Aku sudah mengatakannya satu kali. Menikmatimu bukan berarti kau menjadi miliku. Kau hanya pilihan di saat aku tidak punya pilihan. Jangan pikir kau secantik itu. Kau sama sekali bukan apa - apa”
Elena segera berlari meninggalkan Gio dimana urat malunya dia memberanikan diri menggoda lelaki itu. Padahal Elena tahu jika dia bukan apa - apa dibandingkan wanita - wanita yang Gio bawa pulang.
Gio membaringkan tubuhnya ke dalam air. Wanita menyebalkan itu benar - benar mengganggunya.
“Aku akan membawamu kesini dan kita akan bersenang - senang setiap hari” Pikirannya melayang mengingat momen pertama kali dia melihat wanita secantik itu. Gio sungguh - sungguh, wanita yang dia lihat seratus persen tipenya. Dia sama sekali tidak sabar untuk melihat wanita itu di rumahnya. Dia terlihat cantik, anggun, dan Gio yakin uangnya akan membuat kecantikan wanita itu naik berkali - kali lipat. Saat ini tidak ada hal yang paling dia inginkan selain melihat wajah cantik dan tubuh indah itu dari dekat.
“Mereka bukan apa - apa dibanding dirimu”
Km jg semangattt