NovelToon NovelToon
Transmigrasi Gadis Pengacara

Transmigrasi Gadis Pengacara

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Cinta Beda Dunia / Iblis / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Nara Stephana, pengacara cemerlang yang muak pada dunia nyata. Perjodohan yang memenjarakan kebebasannya hanya menambah luka di hatinya. Dia melarikan diri pada sebuah rumah tua—dan takdirnya berubah saat ia menemukan lemari antik yang menyimpan gaun bak milik seorang ratu.

Saat gaun itu membalut tubuhnya, dunia seakan berhenti bernafas, menyeretnya ke kerajaan bayangan yang berdiri di atas pijakan rahasia dan intrik. Sebagai penasihat, Nara tak gentar melawan hukum-hukum kuno yang bagaikan rantai berkarat mengekang rakyatnya. Namun, di tengah pertempuran logika, ia terseret dalam pusaran persaingan dua pangeran. Salah satu dari mereka, dengan identitas yang tersembunyi di balik topeng, menyalakan bara di hatinya yang dingin.

Di antara bayangan yang membisikkan keabadian dan cahaya yang menawarkan kebebasan, Nara harus memilih. Apakah ia akan kembali ke dunia nyata yang mengiris jiwanya, atau berjuang untuk cinta dan takhta yang menjadikannya utuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Eksekusi

Edisi lupa taro foto ilustrasi jalan menuju dataran yang dimaksud penyusup di bab sebelumnya hehe. Bukan apa-apa, soalnya aku taruh gambar tersebut karena emang bagian pemecahannya. Pertama penjara bawah tanah, yang kedua itu yang ini.

Maap ya.

Jalan menuju daratan antara lembah hitam dan hutan larangan.

...****...

Arven berdiri di depan kuil setelah puas menyambangi isinya. Pilar-pilar tinggi berlapis emas dan ukiran kuno memantulkan kilau samar di bawah sinar rembulan yang menembus dedaunan. Namun, keindahan kuil itu tidak cukup untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa bosan yang mulai menyeruak.

Di sampingnya, penyusup yang terbelenggu diam tak bersuara, hanya menundukkan kepala seolah tahu posisinya tidak memungkinkan untuk berbuat banyak. Arven melirik jam pasir kecil yang ia bawa, lalu menghela napas panjang.

"Berapa lama wanita menghabiskan waktu untuk buang air?" gumamnya pelan. Ia tidak ingin meneriaki Nara, tetapi rasa jengkel mulai menggelayut. Arven tidak sesabar Uto, karena dalam diri Arven ada sisi putih dan juga gelap.

Tepat ketika ia hendak melangkah lebih jauh ke arah jalan pulang, suara langkah cepat terdengar dari balik pepohonan. Arven menoleh, waspada, sebelum akhirnya melihat Nara muncul tergopoh-gopoh. Wajah perempuan itu merah, entah karena lelah atau sesuatu yang lain, tapi jelas ada senyum cengar-cengir menghiasi bibirnya.

"Pangeran, apakah aku lama?"

"Tidak terlalu lama," komentar Arven singkat, menatap Nara dengan alis sedikit terangkat. "Aku pikir dirimu di serang Dewa Iblis. Jika itu benar, maka habislah kau dimakan olehnya." Arven menakut-nakuti.

"Enggak, enggak! Aku baik-baik saja. Aku tidak pergi jauh-jauh dari sini." Sahut Nara sambil berusaha menormalkan napasnya. Wajahnya tetap berbinar dengan tangannya sesekali menyentuh bagian depan gaunnya, memastikan benda kecil yang ia sembunyikan di balik kain tidak terlihat.

Arven sempat memperhatikan sikap Nara yang terlihat aneh, tapi ia memilih untuk tidak memusingkannya. "Ayo cepat kita kembali ke Istana. Kita sudah terlalu lama di sini."

"Jalan kaki?"

"Maunya?"

"Terbang. Aku lihat kamu terbang saat mengejar pria ini, jadi..... bisakah Pangeran bawa aku terbang juga?"

"Lain kali aku akan membawamu terbang, tapi tidak untuk sekarang." Arven berkata begitu sambil menyeringai. "Sekarang kau pejamkanlah mata, dan pegang tanganku."

Nara mengangguk cepat, mengikuti langkah Arven yang memberi aba-aba. Dalam hati, ia hampir tidak bisa menahan rasa gembira. Di balik gaunnya, bunga bercahaya yang baru saja ia temukan memancarkan kehangatan lembut.

"Lepas!" Seru Arven.

"Apanya?"

"Tanganku."

"Tadi katanya suruh pegang?!" Nara masih memejamkan mata.

"Buka matamu, lalu lepas tanganku."

Saat Nara membuka matanya, sontak ia terkejut ternyata sudah ada di Istana. Cepat sekali berpindahnya, hanya dalam sekejap mata.

...****...

Pengadilan telah dimulai dengan ketegangan yang semakin memuncak. Baily duduk di kursi terdakwa, wajahnya tetap tenang meski sesekali tampak ketegangan yang terpancar. Raze berada di sampingnya, terlihat lebih cemas dari biasanya. Semua mata tertuju pada saksi pertama yang dibawa oleh pihak penuntut, seorang penyusup yang ditangkap oleh Arven.

Penyusup itu ketika berbicara, suaranya terdengar rendah dan terkontrol. "Saya diperintah oleh Pelayan Ratu Baily untuk mengintai pihak yang melakukan penyelidikan terhadap Ratu Athera," katanya dengan tenang. "Ratu Athera sudah meninggal jauh sebelum kejadian yang diketahui banyak orang."

Keheningan menyelimuti ruangan pengadilan. Semua orang terkejut mendengar pernyataan tersebut. Masing-masing dari mereka ingin mengajukan pertanyaan, namun terbentur etika yang mengharuskan dengar dulu orang bicara sampai selesai.

Baily terlihat tak bergerak. Wajahnya tetap tegak meskipun hati siapa yang tahu. Sementara Raze yang berdiri di sampingnya tampak berusaha menahan napas.

Pihak pembela Baily berusaha menyanggah dengan mengajukan saksi lain, seorang penjaga yang pernah bertugas di istana. Namun, saksi ini hanya menambah beban pada pembelaan mereka. "Pada malam hilangnya Ratu, saya melihat Pelayan Ratu Baily keluar dari kamar Ratu Athera, matanya tampak penuh beban, dan langkahnya terburu-buru. Saya tidak tahu pasti apa yang terjadi, tapi saya merasakan ada yang tidak biasa."

Baily menundukkan kepala, menahan perasaan yang datang begitu mendalam. Semua bukti yang terkumpul mengarah padanya. Meski ia tidak bersuara, tubuhnya tampak sedikit lebih kaku. Jika saksi yang berduel dengan Raja saat perang menumpas bandit masih hidup, mungkin sudah dihadirkan di sana menambah tekanan terhadap Baily.

Salah satu dari para menteri memberi pernyataan Rasional. "Saksi yang dihadirkan ini bukan saksi yang kredibel. Semua yang dia katakan bisa jadi hanya kebohongan untuk mengalihkan perhatian," ujarnya dengan nada yakin. "Apakah ada bukti lain, yang bukan dari kesaksian lisan?"

"Bagaimana bisa kita percaya pada kebetulan yang begitu banyak? Pelayan Ratu Baily memberi perintah kepada penyusup untuk menguntit, dan saksi lainnya melihat gerak-gerik yang mencurigakan dari Ratu Baily. Semua petunjuk ini mengarah pada satu titik." Yang lainnya memberi tanggapan berbeda. Mereka saling mengutarakan pendapat ini dan itu yang saling bertabrakan, namun ketika sang Raja dan juga Arven bersuara tentang energi, juga tentang tempat peristirahatan Ratu Athera, semuanya langsung terdiam.

Beberapa orang menahan napas, dan yang lainnya membelalak, tak menyangka fakta sebesar ini terungkap langsung dari mulut Raja. Hukuman pun dijatuhkan persis apa yang dikatakan oleh Raja Veghour kepada Baily.

Sementara itu,

Nara duduk di kursinya dengan gelisah, matanya tak henti-hentinya mengamati setiap detail jalannya persidangan. Bukti yang mengarah terhadap Baily dan Raze terasa terlalu mulus, seperti ada sesuatu yang tersembunyi.

Ia sempat ingin mengangkat tangan, ingin menyuarakan apa yang dirasakannya, tetapi keraguan telah menahannya. Bagaimana jika ia salah? Bagaimana jika tindakannya malah membongkar rencana lain yang justru lebih besar risikonya? Dengan menghela napas berat, ia memutuskan untuk diam di sidang ini, meskipun Nara mendengar vonis yang menimpa Ratu Baily dan Pangeran Raze sangatlah berat.

.

.

Bersambung.

1
F.T Zira
kena sekarang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zenun: xixixixi
total 1 replies
F.T Zira
mau mancing lagi kyknya si Nara🤭
Zenun: iya emang
total 1 replies
RE💜
udah ngaku kirain mau ganti kata panggilan jadi saya kamu lagi eh msh lu gue/Facepalm/ dasar Arven
Dewi Payang
Ngaku, apa memang beneran ini?
Dewi Payang: Uto bisa seganteng ituhhhh😍😍
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 4 replies
F.T Zira
hayoloooo🤭🤭
F.T Zira
nah iya.. ini🤭
F.T Zira
😳😳😳 uto banget gak sih
F.T Zira
pancing aja biar jujur🤭🤭
Ikan
Wkwkwk
Zenun: xixixixi
total 1 replies
Ikan
Tidak sopan masuk-masuk ke kamar gadis 😡
Zenun: wkwkwk, disuruh mamake tu
total 1 replies
Dewi Payang
Ayo Arion, lo bakal terima apa kagak, Nara jadi dilema kalo lo bukan Arven
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Dewi Payang
Jebakan batman😁
Zenun: iyees
total 1 replies
RE💜
pdhl yg di video kan ada aktor Chinese nya dek 🤭
Zenun: Iya, video iklannya Chinese, visual karakternya cindo😄
total 1 replies
RE💜
nah loh😎
RE💜
kasih waktu dong beb/Facepalm/
F.T Zira
aku kangen utoooo
F.T Zira
oii oiii.. mau dibawa kemana tuh nara?/Facepalm/
Ikan
Deskripsi latarnya kece parahhh, wajib baca bintang seribu 👍👍
RE💜
maybe jiwa Arven blm dtg/Facepalm/ entahlah
Zenun: hahahahaha
total 1 replies
RE💜
pura pura nih, maybe Arion ada mimpi panjang wkkwk
Zenun: jangan-jangan Arven itu perwujudan Arion yang ngimpi 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!