"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
"Tiba tiba bangat, ada masalah apa?"tanya Zahra bingung
"Intinya kita berangkat aja yah dek,"pinta Xavier
"Ya udah iya deh."pasrah Zahra. Sangat jelas Zahra melihat raut wajah gelisah suaminya.
Singkat cerita, mereka sudah berada di bandara. Xavier tampak mengurus beberapa berkas penerbangan. Sudah sejak semalam Zahra mendapati wajah gelisah dari Xavier.
***
***
Zahra juga sedari tadi tidak membuka suara. Bahkan saat ia sudah duduk di salah satu kursi pesawat. Ia tidak membuka suara, sebab gadis itu menunggu sampai Xavier membuka suara.
Sudah sangat lama, Zahra sama sekali tidak mendapati suaminya berbicara. Dengan pelan Zahra menggapai tangan suaminya dan berkata,
"Apapun masalahnya, aku do'ain semua segera berakhir baik."Ujar Zahra pelan membuat Xavier menoleh.
Pemuda itu tersenyum manis dan mencium tangan istrinya pelan. Ia tak bisa menjelaskan apapun pada istrinya. Sebab ia takut, kelak Zahra akan sakit saat tau apa masalahnya.
***
***
Keesokan harinya..
Di rumah sakit, terlihat Zayn berdiri menatap seorang Miska yang sudah membuka matanya.
"Apa yang buat kamu ingin meminjam ponsel?"tanya Zayn
"Aku mau telfon Xavier."balas gadis itu pelan
"Miska, kamu udah tau kalau Xavier udah nikah?"tanya Zayn
"..."Miska terdiam mendengar kalimat Zayn
"Kamu pasti udah tau kan, jadi saya minta sama kamu buat stop ber-ketegantungan sama dia. Karna mas Avi udah punya istri."ujar Zayn
Tiba tiba Miska menintikkan air matanya, hanya membutuhkan beberapa detik gadis itu mulai menangis keras.
"Fuhh, saya bakalan ambilin kamu air putih."ujar Zayn keluar dari kamar rawat Miska. Tidak mungkin ia akan berusaha menenangkan gadis itu agar berhenti menangis.
Menyentuhnya saja tidak bisa, jadi lebih baik ia keluar dari sana membiarkan gadis itu menangis.
***
***
Kembali ke Zahra dan Xavier. Dua pasangan suami istri itu tampak sudah kembali masuk kedalam rumah mereka.
Zahra yang saat itu baru saja keluar dari kamar mandi, ia tergagap saat mendapati Xavier yang terlihat bersiap siap kembali keluar.
"Mamas, kamu mau kemana?"tanya Zahra kebingungan sembari terus berusaha mengeringkan rambutnya.
"Mas keluar bentar yah,"ujar Xavier menggapai tangan Zahra untuk bersalaman dengan sang istri.
"Tapi kam baru sampe, emang kamu gak capek?"tanya Zahra lagi tampak merengek.
"Masalahnya penting bangat dek, maaf yah. Mas pamit dulu. Assalamualaikum"ujar Xavier keluar dari kamar meninggalkan Zahra yang tampak terdiam
Zahra hendak duduk di salah satu sofa yang tersedia di kamarnya. Namun, ia sedikit terkejut saat mendapati ponsel Xavier di sampingnya.
Segera Zahra berdiri dan hendak mengejar suaminya namun ternyata Xavier sudah meninggalkan garasi rumah.
Tiba tiba sebuah keinginan muncul di fikiran Zahra. Ia ingin tau apa yang terjadi, mengapa suaminya se tiba tiba itu ingin pergi.
Dengan kesadaran penuh Zahra mulai membuka ponsel suaminya dan melihat riwayat panggilan serta chat yang masuk kedalam ponsel suaminya.
"Bukan maksud aku gak jaga privat kamu mas. Tapi, aku cuman kepengen tau sebenarnya apa yang terjadi. Hal penting apa yang bikin kamu setakut dan se gelisah itu." gumam Zahra mulai mengotak atik ponsel suaminya.
Ia mendapati beberapa riwayat panggilan wanita yang saat itu menelfonnya di mekah. Bukan lain adalah Celly ibu dari Miska.
Panggilan terakhir dan chat terakhir yang masuk adalah nomor Zayn. Hal itu sontak membuat Zahra semakin penasaran, ia mulai membuka obrolan suaminya dan Zayn.
Ia terdiam saat mendapati Zayn mengirimi lokasi sebuah rumah sakit.
"Rumah sakit, siapa yang ada di rumah sakit sekarang. Dan bukankah ini, rumah sakit kepemilikan ayah Sage?"bingung Zahra.
Ia berjalan naik ke kamar nya dan mengambil tas. Segera ia menahan Taxi yang ada di depan rumah. Dan menyuruhnya mengikuti lokasi yang di berikan oleh Zayn.
Sampai pun Zahra kerumah sakit itu, Zahra bisa melihat Xavier masuk kedalam sana dengan terburu buru.
Kondisi Zahra yang saat itu sedang dalam keadaan hamil tidak bisa berjalan terlalu cepat. Namun, dengan usahanya ia mencari kemana pemuda itu pergi.
Zahra terdiam di depan sebuah pintu kamar rawat yang tertutup namun ia bisa melihat dengan jelas lewat kaca yang menghubungkan ruangan itu.
Zahra tersenyum tipis, saat mengingat kelak dia akan merasakan hal yang sama. Melalui masa persalinan bersama suaminya adalag hal yang benar benar sangat Zahra impikan.
Cukup lama Zahra berdiri di sana. Ia segera tersadar akan apa tujuannya datang kesini.
Zahra kembali melangkah mencari keberadaan Xavier. Sampai pada saatnya ia terhenti saat di mana Zahra berdiri di depan sebuah pintu ruangan yang sedang terbuka.
Seketika air matanya meluncur begitu saja saat mendapati sosok yang ada di dalam sana sedang dalam keadaan berpelukan.
...ΩΩΩΩΩΩ...