Menjadi sasaran cinta seorang gangster?
Gaby harus melewati cobaan yang lebih besar lagi ketika seorang gangster tertarik kepadanya. Namun dibalik ketertarikan Jax, si gangster kejam dan berpengalaman itu ternyata memiliki alasan lain, yaitu menuntaskan pekerjaannya dengan membawa Gaby ke pemimpin mafia bernama Salvatore Conti atas pengkhianatan yang ayah Gaby lakukan.
Jax yang diperintahkan untuk membunuh Gaby dengan diberi hadiah setimpal. Pria itu justru terjebak dalam cintanya sendiri sehingga membuat nya harus lari sejauh mungkin bersama Gaby untuk menghindari kejaran Salvatore dan anak buahnya. Dan melindungi wanita itu dari maut meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDK — BAB 34
TENTANG PUSHKIN DAN PULAU LOTRE
Chitttt!!! Bruak!! Mobil anak buah Salvatore lepas kendali hingga terbalik dan hampir mengenai mobil yang Hattie kendarai.
“Oh, shit!” umpat Hattie yang langsung menginjak gas saat peluang ada di depan mata.
Ia melaju dengan cepat hingga berhasil kabur dari kejaran anak buah Salvatore. Hampir saja dia tertangkap, jika sampai tertangkap maka tamatlah riwayatnya.
.
.
.
“DASAR BODOH!!” sentak Salvatore meninju wajah salah satu anak buahnya yang menjadi kapten pengejaran tadi.
Tentu saja mereka hanya diam dengan kepala tertunduk. Sementara Salvatore yang saat ini nampak sangat kesal, dia mulai gelisah jika memang wanita tadi adalah anak buah Jax.
“Sialan!” umpatnya benar-benar tak tahu lagi harus berbuat apa.
Di sisi lain. Pushkin sendiri sedang sibuk membaca beberapa berita-berita tertutup tentang Martinez hingga keturunan Martinez.
“Aku tidak menyangka kau menyembunyikan putramu. Dan sekarang aku semakin yakin bahwa kau sudah merencanakan semua ini sejak awal Martinez.” Gumam pria tua bermata biru terang itu.
...***...
Malam yang mencengangkan di New York, ketika Jax yang berdiri menatap keluar jendela dengan sangat serius dan tatapan tajam. Pria itu tak memutuskan untuk istirahat, semenjak dia mengetahui bahwa ayahnya adalah Martinez, tentu saja dia ingin menelusuri lebih dalam tentang ayahnya.
“Tuan Jax!” panggil Jacob hingga Jax faham dan segera mengikuti langkah pria itu menuju ke gudang halaman luar Mansion.
Sebuah gudang gelap dengan beberapa kotak-kotak kayu di sana. Jangan tanyakan lagi kegunaan gudang itu untuk apa. Yang pasti kini Jax mendatangi tempat itu dan melihat keberadaan seorang pensiunan polisi yang dulunya bergerak bersama Vegas.
Pria itu terlihat kebingungan dan ketakutan saat melihat Jax dan anak buahnya yang lain.
“Siapa kau? Dan apa mau mu?” tanya pria tua bernama Nick.
Jax menatapnya lekat dan tajam, memegang punggung kursi kayu yang saat ini diduduki oleh Nick dalam keadaan terikat.
“Aku hanya ingin tahu sesuatu soal rencana detektif Vegas Bon sebelum dia meninggal. Aku harap kita bisa bernegosiasi dengan baik jika kau tidak ingin ada kekerasan.” Ujar Jax dengan sangat serius.
Pria tua itu menatapnya tajam dan sedikit membuka lebar matanya saat mendengarnya.
Jax berdiri tegak, memberikan kode kepada Jacob untuk pergi meninggalkannya bersama Nick seorang.
“Ayo!” pinta Jacob kepada anak buah Jax yang lain sehingga kini di ruangan gelap yang minim cahaya itu, hanya ada Jax dan Nick saja.
Jax duduk di kursi kayu yang sudah disiapkan oleh Jacob sebelumnya, sehingga kini dia saling berhadapan dengan mantan polisi tadi.
“Kau bisa mengatakannya sekarang.” Pinta Jax yang masih terdengar santai.
“Aku tidak tahu apapun. Dan untuk apa aku harus mengatakannya kepadamu? Siapa kau?” gertak polisi tadi sangat berani.
Jax menyeringai kecil 3 detik, lalu kembali menatapnya tajam. “Kau punya keluarga?”
“To-tolong jangan lakukan itu. Tanyakan apa yang ingin kau tanyakan. Aku akan menjawabnya!” ucap takut pria bernama Nick itu.
Jax mengangguk-anggukkan kepalanya kecil. “Aku ingin tahu soal pulau Lotre. Aku yakin kalian para polisi pasti tahu detail tempat itu.” Ujar Jax.
Nick mencoba mengingat akan pulau tersebut. Tak butuh waktu lama, dia mengingatnya dengan cepat, mungkin efek takut.
“Itu pusat perdagangan ilegal. Ada beberapa mafia yang berdagang di sana dengan jumlah yang sangat banyak. Tapi informasi sekarang mengatakan bahwa kini hanya tinggal tiga saja yang berkuasa di pulau itu.” Jelas Nick dengan suara cepat.
Jax mulai berkerut alis mendengar penjelasan itu.
“Lalu kenapa FBI tidak menangkapnya?” tanya Jax heran.
“Harus memiliki bukti yang sangat kuat dan perlawanan yang sangat ketat. Mereka tidak bisa disentuh dan salah satunya adalah Vladimir Pushkin.” Ucap Nick.
Ya! Mendengar nama Pushkin lagi-lagi Jax dibuat bingung oleh pria itu.
“Rencana Vegas yang saat itu ingin menangkap Pushkin dan Martinez karena kedua orang itulah yang paling berbahaya. Tapi sayangnya rencana itu digagalkan oleh mafia baru bernama Salvatore Conti. Lalu kabar kematian Martinez yang cukup mengejutkan kami.” Jelas Nick masih mengingat betul bagaimana dan apa yang terjadi saat itu.
Jax mengepalkan tangannya saat mendengarnya. Dia mencoba menahan emosinya.
“Itu sebabnya Vegas menyamar dan masuk ke komplotan Salvatore?”
“I-iya.” Balas Nick sedikit gugup.
Jax berdiri dari duduknya. Dia terdiam beberapa saat. Sebuah tebakan muncul di pikirannya mengenai rencana dan hubungan kerjasama antara Pushkin dan Salvatore. Dan kematian Martinez ayahnya yang dengan sengaja dilakukan.
Jax langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan keadaan Nick saat ini.
“HEY! LEPASKAN AKU!!!" sentak pria tua itu mencoba meronta.
Namun Jax masih mengabaikannya hingga dia keluar dari gudang dimana Jacob dan anak buahnya masih setia menunggu di sana.
“Temukan Salvatore, awasi pria itu dengan diam-diam dan kalian pergilah ke pulau Lotre. Cari tahu tentang apa yang terjadi di sana.” Pinta Jax kepada anak buahnya saat itu juga.
“Apa kita akan menyerang malam ini?” tanya Hattie yang baru saja tiba.
“Tidak. Bukan ini yang diinginkan oleh Martinez.” Ucap Jax dengan serius sehingga Jacob dan Hattie terlihat kaget mendengarnya.
“Apa maksud Anda Tuan?” tanya Jacob.
Ya! Perbincangan tadi membuat Jax langsung berpikir cepat, di tambah lagi dengan beberapa dokumen mik ayahnya yang dia baca diam-diam.
“Ayahku ingin mengakhiri bisnis Martinez, itu sebabnya dia mengirim ku pergi. Karena dia tahu Pushkin tidak akan terima dengan rencananya.” Jelas Jax.
“Jax!” tiba-tiba saja suara Gaby membuat amarah di wajahnya pudar saat dia menoleh menatap ke arah wanita cantik itu.
Jacob dan Hattie yang melihat keberadaan Gaby. Keduanya dengan sengaja memilih pergi karena ingin memberikan waktu berdua untuk bosnya.
Terlihat wajah serius Gaby membuat Jax heran.
“Ada apa? Kenapa kau belum tidur?” tanya Jax.
Gaby menatap pria itu, begitu lekat dan dalam. “Aku tidak bisa tidur. Aku melihatmu sibuk jadi aku— ” Gaby menghentikan ucapannya saat dia bingung harus mengatakannya.
“Why?” Jax menyentuh pipinya dan mengusapnya lembut dengan raut wajah penasaran.
“Soal ayahmu Martinez. Dia bekerjasama dengan Pushkin. Aku pernah melihat salinan copy berkas mereka berdua saat ayahku meletakkannya di sembarang tempat. Tapi kini berkas itu sudah tidak ada.” Jelas Gaby.
Jax terkejut mendengar Gaby menyebutkan nama Pushkin.
“Bagaimana kau tahu tentang Pushkin? Apa kau juga tahu soal pria itu?” tanya Jax.
Gaby menggeleng. “Aku tidak mengenalnya. Hanya saja... Nama pria itu yang disebut oleh ayahku saat dia membicarakan soal kematian Martinez malam itu. Dia yang melakukannya atas nama Salvatore, tapi aku kurang yakin.” Jelas Gaby mengatakannya seperti apa yang dia ingat.
Jax tersenyum tipis dan membuat wanita itu kembali tenang.
“Istirahatlah. Aku akan menemanimu nanti! Terima kasih!” ucap Jax.