Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Ayah dan Bunda Weni saat ini sedang berada di perjalana menuju ke alamat yang di berikan oleh Weni.
Sore kemarin mereka terbang ke Negara yang sedang di tempati oleh Weni.
"Kenapa rasa nya jauh sekali ya" gerutu Bunda Kirana
"Ini karena kita sudah lama tidak berpergian gini, sayang" ucap Ayah Cokro dengan terkekeh
"Apa iya ya" gumam Bunda Kirana dengan bingung.
Obrolan mereka terhenti saat sampai di tempat yang mereka tuju. Ayah serta Istri nya pun keluar dari mobil tersebut.
"Ayah, Bundaa" panggil Weni yang sudah menunggu disana
"Hai anak nakal" omel Bunda dengan wajah berbinar.
Weni hanya terkekeh dan langsung saja masuk ke dalam pelukan Bunda nya. Ia bahagia sekali bertemu dengan Bunda dan Ayah nya.
"Ayahh" panggil Weni dengan masuk ke pelukan sang Ayah.
"Bagaimana kabarmu, Nak?" tanya Ayah Cokro lembut.
"Aku baik-baik saja Ayah, bagaimana dengan kalian?" tanya Weni balik.
"Kami juga baik-baik saja, Nak" jawab Ayah yang di angguki oleh Bunda nya.
"Ayo masuk" ajak Weni dengan tersenyum.
Ayah dan Bunda nya menganggukan kepala dan mengikuti langkah sang Putri. Setelah itu mereka langsung duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
Weni langsung saja ke dapur untuk mengambilkan minuman dan makanan untuk kedua Orangtua nya.
"Ayah, Bunda , silahkan minum dulu" ucap Weni lembut.
"Terimakasih, Nak" balas Bunda Kirana tersenyum
"Ayah" panggil Weni dengan tatapan yang sulit di mengerti.
"Sebentar ya, Ayah masih lelah dan jetlag" jawab Ayah Cokro memelas.
"Ishh kebiasaan sekali" gerutu Weni.
Sedangkan sang Bunda hanya terkekeh melihat kelakuan Putri dan Suami nya tersebut.
"Ohh iyah, Ayah dan Bunda langsung Istirahat saja ya. Aku akan berangkat kerja sebentar lagi" ucap Weni.
"Loh kamu kerja, Nak?" tanya Bunda kaget.
"Iya Bun, aku kerja di Butik yang ada di pertigaan depan" jawab Weni lembut
"Tapi, Nak" ucap Bunda tergantung saat melihat Suami nya yang menggelengkan kepala.
"Bun, aku bekerja juga untuk mencari pengalaman dan aku juga tidak merasa lelah" ucap Weni menenangkan sang Bunda.
"Yasudah, tapi kamu harus jaga pola makan kamu ya" balas Bunda pasrah.
Weni menganggukan kepala nya dan ia langsung saja ke kamar nya untuk bersiap.
"Biarkan saja, Bun. Dia akan baik-baik saja kok" ucap Ayah lembut.
"Hahhhhh, yaudah deh" balas Bunda pasrah.
Lalu Weni keluar dengan setelan kerja nya, ia terlihat sangat cantik dan juga elegant
"Ini bagaimana cerita nya ya, kamu kuliah di jurusan bisnis tetapi kerja di Butik?" tanya Ayah dengan tawa renyah nya.
"Aku juga bingung Ayah, tapi aku kerja sebagai kasir saja kok disana, hehe" jawab Weni cengengesan.
"Ada-ada saja kamu ini, Nak. Hati-hati ya" ucap Bunda saat Weni menyalami nya.
Weni menganggukan kepala nya, lalu ia mengecup pipi Ayah dan Bunda nya bergantian.
Dia memang bekerja bagian pagi sampai jam 02 siang, lalu jam 03 sore nya Weni akan kuliah sampai jam 09 malam.
Untung saja tempat kerja nya tidak jauh dari Rumah, jadi ia bisa istirahat terlebih dulu.
Setelah kepergian Weni, Ayah dan Bunda nya langsung pergi ke kamar yang sudah Weni tunjukan.
***
Weni langsung saja duduk di tempat kerja nya, ia langsung menyalakan laptop nya.
"Wen, kamu besok jadi izin?" tanya Qia teman Weni disana.
"Jadi, Qi. Besok kamu gantiin aku dulu ya" jawab Weni tersenyum.
"Yaudah, kalau gitu aku pulang dulu ya" pamit Qia yang memang waktu nya pulang
"Oke, hati-hati" balas Weni melambaikan tangannya.
Hingga tak lama kemudian, para pengunjung ataupun pelanggan Butik tersebut datang berhamburan.
Disana ada salah seorang pengunjung yany terus saja memperhatikan Weni, bahkan ia terus saja menatap nya dengan tersenyum tipis.
"Tuan Muda" panggil Asisten Pribadi nya.
"Hmmmm, cari tahu" ucap Tuan Muda dengan sorot mata nya yang terus menatap ke arah Weni.
Sang Asisten menganggukan kepala dengan patuh, setelah itu ia mengetikan sesuatu pada anak buah nya.
"Mari Tuan" ajak Asistennya.
Sang Tuan Muda tidak menjawab tetapi ia langsung mengambil pakaian yang ia pesan disana.
Lalu langkah mereka tertuju ke arah Weni, awalnya sang Asisten yang akan membayar nya tetapi Tuan Muda nya dengan cepat mengambil barang.
Weni mengambil pesanan tersebut dan menghitungnya, setelah itu baru ia berikan pada Tuan Muda dengan bill nya.
"Ini, pin nya ini" ucap Tuan Muda dengan menyodorkan black card nya
"Sebentar, Tuan" balas Weni dengan tersenyum lembut.
Lalu Weni, melakukan transaksi pembayarannya baru setelah itu mengembalikan kembali kartu nya.
"Terimakasih atas kepercayaan nya, Tuan" ucap Weni dengan sopan.
Tuan Muda tersebut menganggukan kepala nya, lalu mereka pergi dari sana.
Weni kembali duduk dan mengerjakan kembali pekerjaannya.
"Dia itu siapa ya, kok dingin sekali" gumam Weni dengan bergidik ngeri.
Sedangkan sang Tuan Muda, ia terus saja tersenyum tipis saat mengingat wajah Weni.
"Apa sudah di laksanakan?" tanya Tuan Muda
"Sudah ,Tuan. Nanti siang akan sampai di meja kerja anda" jawab Asistennya
Setelah itu, ia kembali lagi fokus pada laptop yang ada di pangkuannya.
***
Hari semakin siang, Weni membereskan pekerjaannya dan ia bersiap akan pulang.
Hari ini Weni akan langsung ke kampus, karena hari ini akan pelajaran yang penting.
"Aku pulang dulu, mbak" pamit Weni pada rekannya.
"Oke, hati-hati" balas rekan kerja Weni.
Weni langsung saja menaiki taxi yang sudah dia pesan, ia langsung menuju ke kampus ahar tidak terlambat.
Sesampai nya di kampus, Weni langsung masuk ke dalam kelas nya. Lalu ia mengeluarkan buku nya.
"Huh untung besok jadwal kuliah ku kosong" gumam Weni menghela nafas.
Hingga tak lama kemudian, banyak teman-temannya yang datang, dan di susul oleh Dosen killer tersebut.
Weni dengan seksama mendengarkan dan menatap sang Dosen yang sedang mengajar.
Sebenar nya Weni sering merasa lelah, tetapi ia tidak ingin membuat Ayah dan Bunda nya kesusahan ataupun cemas akan kondisi nya.
-Perusahaan TR
Sedangkan di perusahaan terbesar , bahkan anak cabang nya ada di mana-mana.
Sang Tuan Muda dengan perangan sikap dingin dan datar nya. Bahkan ia tidak akan segan-segan berlaku kejam pada siapapun yang berbuat curang ataupun licik.
Saat ini suasana hati nya sedang baik , sehingga ia masih bisa mengampuni kesalahan karyawan nya yang teledor.
"Kembali bekerja, kamu beruntung karena Tuan Muda sedang baik dan mood nya bagus. Lain kali lebih hati-hati dalam bekerja" tegur Asistennya dengan datar.
"Baik Tuan, sekali lagi maafkan saya" balas karyawan yang sudah menumpahkan kopi di jas sang Tuan Muda.
"Hmmmm" ucap Asisten tersebut.
Lalu ia pergi dari sana karena sang Tuan Muda sudah berlalu sejak tadi.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat