Hai Nama ku Azkia Andita besasal dari kampung datang ke kota untuk merubah nasib ku dan keluarga ku, Simak yuk kisah ku.
Kia.... teriak tuan muda anak majikan ku di dalam kamar nya karena aq bekerja di rumah keluarga Darren Anderson menjadi maid pribadi tuan muda di keluarga Anderson, aq menghampiri tuan muda dengan berlari secepat mungkin.
Iya tuan saya di sini, Kia masih mengatur nafasnya kala sampai di hadapan tuan muda Adrian Anderson.
Ck.. lama sekali kamu, carikan dasi yang lain, yang ini aku gak suka, sambil di lempar nya dasi itu ke arah Azkia.
"Baik tuan" Azkia pun mencari dasi lain yang cocok buat tuannya.
➖
➖
Adrian yang gelisah di ruangan tempat dia menunggu acara yg akan di selenggarakan dalam beberapa jam mendatang.
Bian apa kau sudah menemukan Siska?
Belum tuan anak buah ku sedang berpencar mencari Nona Siska.
*****
Nah loh apa yang terjadi 🤭
Yuk simak kelanjutan ceritanya 😅
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan siang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
💝.....
💝.....
💝.....
Keesokan harinya, Kia sudah membaik dari demam dan Kia pun beraktifitas seperti biasa meskipun nyonya Andini menyuruhnya untuk istirahat.
Beberapa hari berlalu Azkia pun berlangsur sehat, kemarin Azkia sakit disebabkan perubahan cuaca yang tak menentu.
Tiga hari berlalu Rama dan anak buahnya sedikit demi sedikit berhasil mengumpulkan data tentang Siska pacar anak sang tuan, Rama dan anak buahnya terus menggali fakta tentang Siska.
Setelah terkumpul semua data, Rama pun menghubungi tuan Darren.
Saat sambungan telepon terhubung dering pertama belum terangkat kedua pun sama dering ketiga baru di angkat.
"Halo Rama bagaimana, sudah lengkap data yang saya pinta?" tanya tuan Darren tanpa basa basi saat mengangkat telpon dari Rama karena dia tau pasti asistennya itu membawa berita tentang Siska.
"Sudah tuan, saya akan segera ke rumah anda untuk menyerahkan data yang saya dan anak buah saya temukan." sahut Rama.
"Bagus, kalau begitu saya tunggu kamu." sahut tuan Darren lalu mematikan panggilannya.
Empat puluh lima menit perjalanan yang di tempuh Rama dari kantor menuju kediaman Anderson akhirnya sampai juga, Rama pun keluar dari mobil yang dikendarai nya.
Sesampainya di depan pintu utama Rama pun bergegas memencet bel Mansion, cukup 1 kali memencet belum, tak butuh waktu lama Mira yang membuka pintu.
"Tuan Rama sudah datang, silahkan masuk tuan besar sudah menunggu anda di ruang kerja, dan berpesan agar anda langsung menemui beliau! tuan mau minum apa?" sambut Mira ramah, karena Mira sudah di kasih tau oleh Bi Inah kalau tuan Rama datang suruh langsung masuk ruangan tuan besarnya.
"Terimakasih!"
"Mira panggil Mira saja tuan," sahut Mira yang tau kalau dia mengisyaratkan menanyakan nama dirinya.
"Oke terimakasih Mira, saya minuman apa saja? tapi.. kalau ada kopi hitam pekat gula setengah sendok." sahut Rama datar tanpa dosa sambil melangkah menjauh dari Mira yang masih berdiri di pintu utama menuju ruangan kerja tuan Darren.
Mira pun hanya melihat Rama berbicara sambil meninggalkan dirinya, lalu Mira pun menutup pintu dan bergegas menuju dapur.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk" sahut tuan Darren.
Ceklek.. Rama pun masuk dengan langkah besarnya menuju meja kebesaran tuan Darren.
"Selamat siang tuan,"
"Siang Rama, bagaimana sudah semua data terkumpul?" tanya tuan Darren.
"Sudah tuan, maaf sedikit terlambat, ini semua data di sini." sahut Rama sambil memberikan tablet yang sudah berisi data lengkap Siska.
Belum satu menit tuan Darren membuka file di dalam tablet yang tadi Rama berikan, pintu di ketuk kembali pertanda ada yang datang.
"Siapa?"
"Mira tuan, saya mengantarkan minuman dan cemilan,"
"Masuk"
Ceklek.. Mira pun masuk dengan nampan di tangannya yang berisi 2 cankir kopi dan cemilan.
"Taruh di meja sofa saja Mira, kalau sudah kamu boleh keluar."
Mira pun mengangguk lalu menaruh 2 cangkir kopi dan cemilan di atas meja, setelah itu Mira pun pamit.
"Sudah tuan, saya permisi."
"Ya"
Tuan Darren pun meneruskan membaca file data diri Siska dengan serius, tak berapa lama nyonya Andini pun masuk tanpa mengetuk pintu.
Ceklek..
"Pah.. " panggil nyonya Andini dan menghampiri suaminya.
"Mamah.. " sejenak tuan Darren mengangkat kepalanya untuk melihat sang istri datang.
"Bagaimana Pah?"
"Papah masih membacanya belum ada yang aneh, kita duduk di sofa saja." ajak tuan Darren sambil berdiri dari kursi kebesarannya.
Mereka pun duduk di sofa, Rama yang duduk di sofa single sedangkan suami istri itu duduk di sofa double berdampingan, mereka berdua pun membaca file di dalam tablet bersama-sama.
Sesaat mereka terperangah saat membaca file tentang orang tua Siska, mereka pun saling pandang lalu membaca file selanjutnya.
File tentang Siska lumayan banyak sampai setengah jam berlalu baru selesai membaca, tak ada kata yang keluar dari suami istri itu, mereka cukup syok dengan kebenaran file itu.
"Rama.. apa ini sudah semuanya?"
"Sudah tuan, apa ada yang belum menurut tuan?"
"Ada satu masih mengganjal, apa benar tentang orang tua Siska?"
"Benar tuan, saya sudah survei dengan tetangga mereka, dan semua tetangga membenarkan fakta itu."
"Oke terimakasih Rama, saya ingin file ini di dokumenkan buat bukti suatu saat dalam situasi genting."
"Baik tuan, saya akan print semua file ini, kalau begitu saya pamit dulu,"
"Emm.. Rama tunggu, tolong perintahkan anak buah mu untuk mengikuti Siska kemanapun dia pergi, dan laporan kan setiap hari pada saya apa yang dia lakukan, apapun itu laporkan."
"Baik tuan nanti saya akan perintahkan anak buah saya satu orang untuk mengikuti dalam jarak aman, ada perintah lain tuan?"
"Itu saja dulu, eh minum lah dulu kopi nya Rama jangan langsung pergi, kasihan kopinya nganggur dari tadi."
"Iya Rama minumlah dulu," sahut nyonya Andini.
"Terimakasih tuan nyonya." sahut Rama lalu dia pun meminum kopi dan cemilan yang tersedia.
"Rama bagaimana dengan kabar istri dan anak mu?"
"Baik nyonya," sahutnya singkat.
"Syukur alhamdulillah kalau baik, kapan-kapan kita makan malam di sini ajak anak dan istimu, boleh kan Pah?" tanya nyonya Andini pada suaminya.
"Nah ide bagus Mah, gimana kalau besok malam?"
"Boleh nanti Mamah akan suruh Bi Inah belanja untuk besok malam, apa kesukaan anak-anak mu Rama?"
"Ah.. saya kurang mengerti nyonya, nanti saya tanya istri saya."
"Baiklah kabari saja secepatnya setelah kamu pulang nanti kamu harus tanyakan istri mu, dan kabari langsung pada saya."
"Baik nyonya, terimakasih atas undangannya."
"Iya sama-sama, kalau begitu Mamah mau ke dapur dulu Pah, mau bicara sama Bi Inah buat besok, saya tinggal dulu ya Rama!"
"Iya Mah"
"Silahkan nyonya."
Nyonya Andini pun keluar dari ruang kerja suaminya, dan menyisakan Rama dan tuan Darren.
Begitu sampai nyonya Andini mencari Bi Inah.
"Bi....."
"Saya nyonya,"
"Bi besok malam saya mau mengajak Rama asisten tuan makan malam di sini, Bibi besok belanja setelah sarapan pagi nanti daftar yang harus di beli dan uangnya besok saya kasih, karena ini belanja khusus buat besok malam jadi harus semua fresh."
"Baik nyonya saya akan kasih tau Kia nanti."
"Kia lagi di mana Bi?"
"Kia masih di tempat laundry nyonya, sebentar lagi juga selesai."
"Baik lah, tolong sampai kan saja sama Kia untuk masak yang enak ya Bi,"
"Baik nyonya,"
Setelah memberi tahu tentang rencananya besok malam, nyonya Andini pun berlalu ke kamarnya.
Di ruang kerja tuan Darren masih berbincang dengan Rama tentang kelangsungan perusahaan cabang yang Rama pegang, perkembangan nya lumayan pesat meskipun anak perusahaan, setelah selesai Rama pun pamit kembali ke kantor.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...