Clarissa Tamara, seorang wanita cantik dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pengusaha mapan, dan dia merupakan anak pertama dari keluarga itu.
Tapi kasih sayang ayah dan ibunya hanya tertuju kepada adiknya seorang, bahkan saat adiknya merebut tunangannya ayah dan ibunya malah membiarkannya dan mendukung hubungan mereka.
Rasa marah dan kecewa membuat Clarissa tak peduli lagi dengan keluarga, dia berusaha mati-matian mendirikan perusahaan miliknya untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh keluarga.
Dan untuk mengobati rasa sendiri nya, tak sengaja dia bertemu dengan seorang pria gelandang berwajah tampan.
Tanpa tahu indentitas aslinya, Clarissa membawa pria itu ke rumahnya dan menjadikannya pria penghangat ranjangnya.
Tapi bagaimana jika Clarissa mengetahui identitas pria itu, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 : Aku suka wanita cerdas.
"Apa maksud nya ini?" Tanya Clarissa sambil menatap sinis pelayan di hadapannya.
"Harusnya saya yang bertanya seperti itu, apa anda tak memiliki rasa kasihan. Para pelayan di depan kamar menunggu anda berjam-jam, dan anda malah mengabaikan panggilan mereka." Ucap Lesly.
"Menunggu saya? Tapi maaf, saya tidak tahu." Jawab Clarissa.
"Harusnya anda sebagai tamu sadar diri, jangan menjadikan diri anda sebagai majikan." Ucap Lesly.
Clarissa pun langsung terdiam, dia heran kepada pelayan di hadapannya itu. "Ah, iya. Aku hanya tamu, jadi tolong ambilkan handuk itu.." Ucap Clarissa.
Lesly pun mulai kesal wanita di hadapannya seperti menjadikan dirinya sendiri seperti ratu di rumah itu. "Bukan kah, anda memiliki tangan, kenapa tidak ambil sendiri." Jawab Lesly.
"Aku memang mempunyai tangan, tapi tak mungkin aku berdiri dan nanti tubuh t*lanjang ku akan di lihat oleh mu." Jawab Clarissa.
Lesly pun tak bisa menjawab dia segera mengambil handuk dan memberikannya kepada Clarissa, "Berbalik lah.." Ucap Clarissa.
Dengan malas Lesly langsung berbalik, kemudian Clarissa segera mengenakan handuk miliknya itu. Terlihat jelas tanda-tanda merah di leher dan juga dada milik Clarissa.
Clarissa langsung berjalan melewati Lesly, Lesly pun melihat tanda merah di area leher dan juga dada milik Clarissa. Seketika amarahnya seperti naik ke ubun-ubun, Lesly tak bisa membayangkan perempuan se hina Clarissa menghabiskan malam bersama dengan Brian.
"Ada apa?" Tanya Clarissa dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Aku tak habis pikir, bagaimana wanita rendahan seperti anda bisa di bawa masuk ke rumah ini." Ucap Lesly.
"Emm.. Mungkin karena aku lebih menarik dari pada diri mu." Jawab Clarissa tanpa rasa bersalah.
"Kau.." Tunjuk Lesly.
"Ah, sebaiknya kau layani aku. Ingat aku adalah tamu Tuan mu, aku bisa mengadukan mu kepada Brian.." Ucap Clarissa mengancam.
Lesly yang mendengar hal itu pun segera pergi meninggalkan Clarissa, demi apapun Lesly tak akan pernah melayani wanita rendahan seperti Clarissa.
"Kalian, layani tamu Tuan Brian.." Ucap Lesly kepada para pelayan.
Kemudian para pelayan pun segera masuk ke kamar Clarissa, mereka melihat Clarissa tengah mengenakan pakaian.
"Akhh..." Jerit Clarissa yang mengetahui ada orang yang masuk.
"Maafkan kami.." Ucap mereka sambil membalikkan tubuhnya.
Clarissa pun hanya bisa menghela nafas, kemudian dia langsung mengenakan pakaian milik nya.
"Kalian bisa berbalik." Ucap Clarissa.
Kemudian para pelayan pun langsung berbalik badan, "Jadi kalian ke sini ingin melayani ku?" Tanya Clarissa.
"Iya Nona. Karena ini adalah tugas yang di berikan oleh Tuan Brian.." Jawab salah satu dari pelayan.
"Baiklah, tapi aku memiliki satu pertanyaan untuk kalian." Ucap Clarissa.
"Apa itu Nona?" Tanya mereka.
"Apa sebenarnya pekerjaan atau indentitas asli tuan mu itu?" Tanya Clarissa.
Kemudian Maria pun tiba-tiba datang dan langsung menjawab pertanyaan Clarissa. "Maaf Nona pertanyaan itu hanya bisa di jawab oleh Tuan Brian sendiri." Jawab Maria sambil tersenyum.
"Siapa kamu?" Tanya Clarissa karena dia belum pernah melihat pelayan itu.
"Saya Maria salah satu pelayan di rumah ini." Jawab Maria.
"Maria? Baiklah, kenapa hanya Brian saja yang bisa menjawab. Apa dia memiliki latar yang tidak biasa?" Tanya Clarissa.
Maria pun tersenyum, dia sangat menyukai wanita cerdas di depannya itu. Dan Maria pun sadar jika pertanyaan ini adalah jebakan untuk nya. "Latar tidak biasa apa yang Nona maksud?" Tanya Maria.
Clarissa pun mulai menyipitkan matanya, rupanya dia telah salah menilai Maria. Wanita itu terlalu cerdik untuk pertanyaan jebakan yang dia lontarkan. "Emm... Mungkin seorang bangsawan, CEO.. atau yang lainnya." Ucap Clarissa.
"Apa nona bisa melihat rumah Tuan Brian, pelayanan yang kelas atas, masakan Koki nya yang seenak restoran mewah?" Tanya Maria.
"Iya, Lalu?" Tanya Clarissa.
"Mungkin setelah melihat semua itu, Nona pasti bisa menilai sendiri. Siapa Tuan Brian tanpa kami atau tuan Brian beritahu sekali pun, karena saya yakin CEO Caterpillar Group bukan orang bodoh." Jawab Maria sambil tersenyum.
"Kau menyelidiki latar belakang ku?" Tanya Clarissa sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Tentu, meski anda adalah tamu Tuan Brian. Menyelidiki latar belakang seseorang harus di lakukan agar kita tahu apakah dia kawan atau lawan atau dia orang yang berbahaya atau tidak." Jawab Maria.
"Good, I like you.. Aku sangat suka kepada orang yang waspada seperti mu, karena di dunia ini kita tak boleh percaya pada orang asing. Terutama dalam urusan bisnis." Ucap Clarissa sambil memberikan tepuk tangan.
"Terimakasih, Nona. Pujian anda merupakan suatu kehormatan untuk saya.." Jawab Maria.
"Aku yakin jika kau bukanlah orang dengan pendidikan rendah." Ucap Clarissa.
"Jika saya memiliki pendidikan tinggi kenapa saya harus menjadi seorang pelayan." Jawab Maria.
"Pekerjaan itu adalah pilihan hidup seseorang, jika seseorang merasa nyaman dengan pekerjaannya meski hanya sebatas pelayan tak akan menjadi penghalang dia akan memilih pekerjaan itu." Jawab Clarissa.
Maria pun tersenyum, wanita di hadapannya itu sangat pintar dalam merangkai kata-kata dan jika Maria tak pintar mungkin dia juga bisa terjebak dengan pertanyaan-pertanyaan atau kata-kata yang di lontarkan oleh Clarissa.
"Ah, karena hari sudah siang. Aku menginginkan pakaian formal wanita." Pinta Clarissa.
"Untuk apa Nona?" Tanya Maria.
"Aku memiliki beberapa urusan bisnis, jadi aku harus pergi." Jawab Clarissa.
"Tapi Tuan Brian tak mengizinkan anda pergi." Jawab Maria.
"Brian? Siapa dia? Apa dia kekasih ku? Suami ku? Atau kerabat ku? Apa hak nya menahan ku di sini?" Tanya Clarissa sambil tersenyum.
Maria pun hanya bisa tersenyum, kemudian dia menyuruh pelayan lain untuk menyiapkan pakaian formal untuk Clarissa.