NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:45.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 35

"Dys, kamu tadi beli jualan aku untuk siapa sih? Kok sampai terburu-buru gitu?" cecar Shenina pada Gladys yang baru saja kembali setelah menyerahkan bakso krispi kepada Rainero.

Sopirnya ikut menemani, tapi karena ia baru dipekerjakan dan belum pernah ditugaskan mencari Shenina jadi ia tidak tahu kalau perempuan hamil penjual bakso krispi itu merupakan perempuan yang tengah dicari atasannya.

Gladys tersenyum lebar sambil mengacungkan lembaran merah sebanyak sepuluh lembar ke hadapan Shenina dan Adisti yang baru muncul.

"Wah, lagi banyak duit tuh! Bisalah ditraktir malam nanti," celetuk Adisti yang langsung duduk di salah satu kursi khusus pembeli jualan Shenina.

"Gampang! Sebutin aja entar mau makan dimana, pasti aku traktir. Mumpung aku lagi dapet rejeki nomplok." Gladys tertawa bahagia. Apalagi saat mengingat ekspresi warga yang melongo saat melihatnya mendapatkan uang senilai satu juta hanya dengan membelikan bakso krispi jualan Shenina.

"Ck ... jawab dulu pertanyaan aku tadi!" protes Shenina membuat Gladys terkekeh.

"Emang ada apa sih?" Adisti ikut penasaran.

"Tadi itu, di jalan sebelah sana, ada bule yang liat anak kecil makan bakso krispi jualan kamu ini. Dia pingin, jadi dia panggil tuh anak kecil mau tanya beli dimana. Bukannya dibantuin, tau nggak, bule itu malah diteriakin penculik. Jadi warga berbondong-bondong maksa di keluar dari dalam mobil sambil pukul-pukul mobilnya sampai kacanya pecah. Nyaris aja si bule ganteng celaka. Untung aja ada polisi lewat jadi mereka dihentikan deh. Yang lebih bikin aku terkejut, ternyata dia pingin banget itu karena pengaruh kehamilan simpatik alias sindrom cauvade. Pasti dia cinta banget sama istrinya sampai-sampai yang ngidam bukannya istrinya, tapi suaminya. Uh, mana ganteng banget," papar Gladys dengan wajah berbinar-binar.

"Terus-terus?" Merasa cerita Gladys belum lengkap, Adisti meminta Gladys terus bercerita.

"Oh, iya, terus nih pas dia mau dibawa ke kantor polisi, aku samperin deh terus nawarin beliin dia bakso krispi kepinginannya itu terus aku dikasi duit deh sebagai ucapan terima kasihnya." Gladys berseru girang setelah menyelesaikan ceritanya.

"Uh, kamu beruntung banget bisa ketemu bule ganteng itu. Udah ganteng, nggak pelit juga," puji Adisti.

"Apa orang-orang yang sibuk larian ke jalan sana tadi itu mau massa'in bule yang dikira penculik itu ya?" tanya Shenina penasaran.

"Hmmm ... uh serem deh tadi. Kalau polisi datangnya telat sedikit aja, mungkin itu bule udah habis diamuk warga. Warga sih main hakim sendiri. Seharusnya cari tahu kebenarannya dulu. Minimal laporin ke pihak berwajib biar pihak berwajib yang mencari tahu kebenarannya, bukannya main hakim sendiri. Kalau terjadi korban nyawa gimana? Mereka sendiri entar yang nyesel."

"Kamu benar, Dys. Tapi sayangnya masih banyak warga yang Judah diprovokasi kayak gitu. Nggak nyalahin anak kecil itu sih. Artinya dia hati-hati, nggak mudah didekati orang asing. Tapi sebagai orang dewasa, kita harus bijak, bukan main hakim sampai nyaris menghilangkan nyawa kayak gitu," timpal Adisti.

"Eh tadi banyak yang videoin si bule. Coba liat di FB ah, siapa tahu ada yang viralin."

Gladys dan Adisti lantas mulai membuka akun sosial media berwarna biru. Dan benar saja, pemberitaan mengenai bule yang dikira penculik telah berseliweran di jagad sosial media.

Seorang bule diduga penculik diamuk massa.

Aksi anarkis warga menangkap tersangka sindikat penculikan.

Seorang warga negara asing diserang warga karena disangka penculik.

Berbagai berita berseliweran mengenai Rainero yang diduga sebagai seorang penculik. Awalnya Shenina tidak mau begitu menggubris, tapi saat Gladys menyodorkan ponselnya, ia pun terpaksa menerima. Seketika mata Shenina terbelalak saat melihat sosok yang mati-matian dihindarinya itu telah berada di negara dan kota yang sama dengan dirinya.

"Ja-jadi dia orang yang dikira penculik itu?" tanya Shenina gelagapan.

Gladys mengangguk.

"Kan udah jelas tulisannya, Mbak Bule ini gimana sih?"

"Kok ekspresi kamu kayak gitu, Shen? Apa kamu mengenal dia?" Mata Gladys menyipit curiga.

"Apa? Tidak. Aku tidak mengenalnya," kilah Shenina berusaha untuk menenangkan debaran jantungnya.

"Eh, aku ingat, bule ini kan yang kita tonton waktu itu kan Mbak Bule. Yang pengusaha sukses itu. Wah, tau-tau udah di Indonesia aja nih Mas Bule," tukas Adisti kemudian ia mengajak Gladys bercerita mengenai Rainero yang ia tonton di layar televisi. Shenina berusaha menghindar. Ia pura-pura tak mau ikut membahas mengenai Rainero, padahal dalam hati ia sudah ketar-ketir. Jantungnya jumpalitan, bagaimana kalau mereka sampai bertemu lagi?

'Ah, mana mungkin kami bisa bertemu. Kami memang sekarang ada di satu kota yang sama, tapi bukan berarti kami bisa semudah itu bertemu.'

'Ah, apa tadi kata Gladys, dia tengah mengalami sindrom cauvade?' Shenina tertawa dalam hati. 'Katanya dia mandul, lalu bagaimana dia bisa mengalami sindrom kehamilan itu coba? Sudah pasti dia telah menghamili seseorang. Apa dia telah memiliki kekasih dan tengah hamil sekarang?'

Shenina sibuk menduga-duga dalam hatinya. Shenina marah. Dia kecewa. Ia kesal. Ia sakit hati. Shenina sampai tak sadar mencemplungkan adonan dalam bentuk yang tidak beraturan ke dalam penggorengan yang berisi minyak panas. Ada yang besar, ada yang kecil, bahkan ada yang lupa ia lumuri tepung.

"Shen, kamu kenapa?" tanya Gladys dan Adisti saat melihat raut masam Shenina pun bentuk bakso krispinya yang sangat aneh. Bukannya menjawab, Shenina justru membalikkan badannya, hendak berlalu dari dua orang itu.

"Disti, kamu udah nggak ada kerjaan kan? Aku titip jualan aku ya! Kepala aku mendadak pusing. Tolong ya!" teriak Shenina sambil melangkah panjang meninggalkan keduanya.

"Shenina kemana? Lho, kok dia pergi? Apa dia tahu aku ke sini terus mau menghindari aku?" Tiba-tiba Wayan muncul sambil menduga-duga sendiri.

"Cie, ge'er sih Mas Wayan. Mbak Bule sedang pusing katanya."

"Maklum, namanya juga ibu hamil, Biasa mood swing gitu," timpal Gladys. Wayan pun menganggukkan kepalanya.

"Eh, Mas Wayan bawa apaan tuh? Makanan ya? Bagi kita dong?" seru Adisti sambil melirik ke arah kantong putih yang Wayan bawa.

"Ck ... kamu itu hidungnya peka banget sih?"

Adisti nyengir kuda. Wayan yang memang membawakan gado-gado untuk Shenina lantas memberikan gado-gado itu pada Adisti daripada mubadzir.

Sementara itu, di salah satu kamar hotel, tampak seorang laki-laki muda, tampan, dan gagah, tapi penampilannya sedikit berantakan sedang duduk santai di sofa dengan kedua kaki berada di atas meja.

Sejak tadi mulutnya tak henti-hentinya mengunyah. Tentu saja yang dikunyahnya adalah bakso krispi yang membuatnya nyaris dibakar massa.

"Rain, kamu itu mau mati ya?" sentak Axton mulai jengah melihat sikap Rainero yang tampak santai saja.

Padahal tadi dia nyaris jantungan saat tahu Rainero diserang warga dan nyaris dibakar karena disangka penculik. Rainero berhasil menyelesaikan masalahnya di kantor polisi. Polisi dan warga yang salah menuduh meminta maaf pada Rainero. Tapi untuk memberikan efek jera pada warga yang suka bertindak seenaknya, mereka pun akan dimasukkan ke penjara selama satu Minggu. Rainero sebenarnya tidak menuntut mereka sama sekali, tapi polisi tidak ingin melepaskan mereka begitu saja. Berharap dengan hukuman ini dapat membuka pikiran mereka agar tidak berbuat semaunya lagi. Apalagi sampai main hakim sendiri.

"Tidak. Siapa juga yang mau mati. Jangan-jangan kau yang berharap aku mati supaya kau bisa mengambil Shenina dariku?" Mata Rainero memicing dengan mulut yang masih dipenuhi bakso krispi.

Axton berdecak, "kalau tak cari mati, jadi apa, hah? Hanya karena makanan seperti itu kau sampai rela diserang warga."

Entah sudah berapa bakso krispi yang ia makan, tapi sepertinya ia sangat menyukai makanan satu itu. Bila biasanya ia hanya bisa menyantap segala sesuatu yang berasal dari buah-buah, tapi kali ini ia bisa melahap makanan itu tanpa mual sama sekali.

"Makanan seperti ini? Justru makanan ini yang bisa masuk ke perutku tanpa ada rasa mual. Kau bisa bicara seperti itu saat ini karena kau belum merasakannya, tapi lihat saja nanti, aku mendoakan kau akan mengalami hal yang lebih parah," ucap Rainero sungguh-sungguh membuat Axton berdecak.

"Kau selalu saja mendoakan ku yang buruk-buruk. Aku yakin, doa seorang pendosa sepertimu takkan pernah dikabulkan," sahut Axton yakin.

"Kita lihat saja nanti." Rainero menjawab acuh tak acuh dan terus melanjutkan kegiatan makannya.

"Seenak apa sih makanan itu sampai kau rela diserang warga seperti itu?" Melihat Rainero makan dengan nikmatnya tiba-tiba saja membuat Axton ikut menginginkannya.

"Stop! Jangan sentuh makananku!" Rainero menjauhkan bakso krispinya dari jangkauan Axton membuat Axton berdecak kesal.

"Cicip satu aja pelit banget sih."

"Bukannya kau sendiri yang tadi mengejekku?"

"Makanya aku mau cicip biar tahu makanan seperti apa yang membuatmu sampai kena timpukan telur."

"No. Kalau mau, beli saja sendiri."

"Astaga, Rain, dilarang pelit. Ingat, Shenina sedang hamil, apa kau mau anakmu jadi ikutan pelit seperti kamu," ucapnya asal. Memang apa hubungannya?

Rainero mendengkus, "nih, ambil satu saja. Ini aja masih kurang. Nggak cukup sampai malam."

Rainero menyodorkan kantong berisi bakso krispi itu ke arah Axton. Dengan wajah berbinar, Axton mengambil satu dan langsung saja dimasukkannya ke dalam mulut.

"Lumayan enak sih, tapi kan kamu udah biasa makan makanan yang lebih enak dari ini. Tapi kenapa ... "

"Mau berapa kali kau tanyakan? Makanya, sana hamilin perempuan biar kau tahu rasanya jadi aku," ketus Rainero sekenanya.

"Heh, kau pikir menghamili perempuan itu semudah ayam bertelur. Dasar gila!" protes Axton kesal.

"Makanya jangan nanya melulu. Buat kepalaku pusing saja," jawab Rainero sambil memejamkan mata. Tapi mulutnya tetap dengan kegiatan mengunyah.

"Woy, mandi dulu sana! Lupa kau tadi kena telur. Penampilanmu sudah seperti orang habis kerampokan."

"Nanti ajalah. Aku benar-benar lelah. Oh ya Ton, minta orang-orang kita di Singapore segera ke sini," ucapnya yang kini sudah membuka matanya.

"Untuk apa?" tanya Axton bingung.

"Aku yakin, Shenina ada di sini karena aku bisa merasakannya," ucapnya penuh keyakinan. Sebenarnya Axton ragu. Bisa saja Rainero salah melihat. Tapi ia tetap menuruti perintah Rainero.

Di saat yang sama, Shenina merasakan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang pun perutnya yang tiba-tiba mengencang.

"Sebenarnya aku kenapa?" gumamnya yang kini justru pikirannya tertuju pada sosok yang juga memikirkannya.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Atmita Gajiwi
/Smile//Determined//Kiss//Rose/
salmah asri
🤭🤭🤭
pipin bagendra
kalo orang kaya gabut nya beda ya 😁😁😁
salmah asri
luar biasa
Cindy Cindy
Luar biasa
salmah asri
🥳🥳🥳❤️❤️❤️
Wiwinsutarsih Winsu5282
kasian s Jesica SDH jatuh tertimpa tangga pula🤦
salmah asri
rain ngidam🤭
salmah asri
kasihan shenina😥
chan
Detektifnya abal2 sih.Harusnya dari awal pencarian,cari kesana juga.
chan
panggilannya ganti ke AX aja yah thor seperti awal baca, kalau TON itu bacanya kurang pas githu😁
Aisyah Isyah66
Luar biasa
Wiwinsutarsih Winsu5282
paling muak SMA cewe bermuka 2 kaya s Jesica 😏bpknya bodoh mau aja d bodohi SMA pembantu SMA anknya😏🤦
Sumiati 32
perusahaan Mark nih
Adisti mark
Sumiati 32
cleaning service , pasti Rose
Nur Rahmawati
kesian
Sri Astuti
keren Jen.. luarbiasa
Sri Astuti
okelah klo bgt
Sri Astuti
hahaha... naik trail otomatis membantu terbukanya jln lahir.. untung ga brojol di jln.. 🤣🤣🤣🤣
Sri Astuti
setidaknya Eve menyadari kesalahannya dan menrbus dgn memberi kehidupan pd anak semata wayangnya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!