“Gue ngerasa gila jauh dari lo.”
Kaisar, lelaki muda tampan, mapan dan bergairah. Kai lelaki bebas yang biasa meniduri setiap wanita yang ia temui di dalam Black Devil, klub malam kesukaannya.
Di usia yang hampir menginjak 35 tahun, Kai di paksa oleh sang Ibu untuk bertunangan dengan seorang gadis cantik anak dari salah satu pengusaha Department Store terbesar di Indonesia.
Airin, model sekaligus artis papan atas yang namanya kini sedang menjadi sorotan di kalangan publik. Namanya semakin melejit semenjak berita pertunangannya dengan Kai diumumkan. Namun siapa sangka, adik Airin yang bernama Krystal, mampu mencuri perhatian seorang Kaisar.
Bagaimana rasanya memiliki skandal dengan adik dari tunanganmu?
Don't tell anyone, or you'll feel a burst of passion!
©copyright by Anna, 20 Januari 2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesuai Permintaan
Sudah sebulan semenjak perbincangan pertama Kai dan Krystal di coffee shop waktu itu. Kai masih belum juga berhasil meniduri Krystal. Cowok itu benar-benar tidak mengerti dengan dirinya sendiri, mengapa banyak sekali gangguan yang datang saat mereka hampir melakukan seks.
Pernah satu malam mereka hampir melakukan itu, Kai yang sedang digulung oleh gairah bersiap meloloskan celana dalam Krystal, tapi begitu sentakan hampir terjadi, tiba-tiba perut Krystal berbunyi. Gadis itu kelaparan karena belum makan dari siang.
Dan Kai bukan cowok yang tega memaksa Krystal untuk berhubungan badan sementara gadis itu sedang menahan lapar. Akhirnya ia mengalah untuk menunda itu.
Bukan hanya itu, Kai juga pernah dibuat jengkel oleh Krystal. Bayangkan saja ketika mereka sudah bersepakat untuk melakukan seks, dan Kai telah bersiap-siap membersihkan tubuhnya. Lalu saat ia keluar dari kamar mandi, Kai mendapati Krystal yang tertidur di atas ranjang sambil meringkuk seperti bayi.
Mana tega ia menyetubuhi seorang gadis di saat sedang tertidur.
Kai memang sial. Itulah yang kedua temannya katakan. Hanya meniduri gadis polos saja ia kesulitan. Dimana harga dirinya sebagai pemain wanita? Bukankah itu yang selalu ia banggakan di depan kedua temannya.
"Iya.. ini lagi jalan mau ke apartemen Airin." Kai mendengkus pada Morena yang sedang berbicara dengannya lewat sambungan telepon.
"Bawel ih, mah." Balas Kai lagi sambil menekan tombol lift. "Iya, udah ah aku tutup... Bye, mah."
Kai tidak pernah merasa semenjengkelkan hari ini. Tadi siang, sebelum ia pulang kerja. Morena meminta Kai untuk mengantarkan kue yang ia buat untuk Airin. Kata Morena, ia mau menjadi ibu mertua yang baik, lalu Kai meralat dengan menekankan kata calon pada Morena.
"Nyuruh supir kan bisa, emang seneng banget nyusahin anak!" Gerutu Kai sambil mengangkat kotak kue yang berada di tangannya.
Tentu saja awalnya Kai menolak, namun Morena selalu punya seribu satu cara untuk membuat anak laki-laki semata wayang itu menuruti permintaannya.
Dengan langkah malas dan decakan lelah, Kai keluar dari lift dan melangkah menuju apartemen Airin. Tapi, saat kakinya baru keluar, Kai dikejutkan dengan pemandangan di depannya itu.
Airin dan cowok yang ia tahu bernama Rendi sedang bercumbu di depan pintu apartemen cewek itu.
Kai hanya memandang datar adegan itu, ia tersenyum sarkas sambil menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan dua orang di depan sana. Seperti tidak ada tempat lain untuk mereka melakukannya.
Sesaat Kai berniat untuk mengejutkan Airin, namun pada langkah keduanya, ia melihat sesosok gadis yang sedang bersembunyi di balik tembok dekat lift sambil menahan isak tangisnya keluar.
Kai tidak perlu berpikir lama untuk tahu jika gadis itu juga melihat adegan di depan sana. Jelas air mata yang menetes menjadi bukti bahwa ia merasa sakit melihat itu.
Lantas yang Kai lakukan selanjutnya adalah menghampiri gadis itu, menarik tangannya dan membawa Krystal menjauh dari pemandangan buruk di depan sana.
"Ikut gue!" Ujarnya dingin sambil menyeret Krystal masuk ke dalam lift.
Barulah di dalam lift Kai dapat mendengar suara tangisan gadis itu.
"Udah berapa lama lo disana?" Kai menoleh menatap Krystal, dan mendapati pipi gadis itu penuh dengan lelehan air mata.
Krystal hanya mampu menunduk sambil terus menangis. Sesekali ia sesegukan karena sempat menahan isakan yang keluar.
"Kenapa gak pergi aja tadi! Harusnya lo pulang dan bukan sembunyi di sana!"
Kenapa Kai harus semarah ini? Kenapa juga ia harus menyeret Krystal dari tempat itu hanya karena tidak terima Krystal melihat Airin dan Rendi disana.
Kai menarik nafas dalam-dalam, lalu memejamkan mata sebentar sebelum kembali membawa Krystal keluar dari lift. Kai menyeret langkah gadis itu sampai berhenti tepat di samping mobilnya.
Masa bodo dengan kue yang akan ia berikan pada Airin. Ibunya pun tidak akan tahu Airin sudah menerimanya atau belum.
"Masuk! Gue anter lo pulang." Perintah Kai.
"Aku pulang sendiri aja."
"Dengan keadaan lo yang kaya gini?" Kai menggeram, membuka lebar-lebar pintu penumpang. "Masuk!"
"Gak mau!" Balas Krystal menantang.
Kai menarik nafas frustasi. Ia sudah berusaha berbuat baik pada Krystal, tapi gadis itu malah memancing emosinya.
"Gue bilang masuk!" Bentak Kai keras hingga membuat tubuh Krystal berjengit. Kaget sekaligus takut.
Krystal melirik wajah Kai perlahan. Ia menghapus air matanya dengan kasar lalu masuk ke dalam mobil. Batin Krystal sedikit kesal. Kenapa ia selalu tidak punya keberanian setiap kali Kai membentaknya seperti itu.
Selama perjalanan baik Kai maupun Krystal tidak ada yang berbicara. Mereka sama-sama terdiam dengan emosi yang berbeda. Krystal masih memikirkan adegan yang tadi ia lihat, sedangkan Kai tidak mengerti jenis emosi seperti apa yang ia rasakan saat ini.
Krystal tidak pernah menyangka jika Airin masih berhubungan dengan Rendi. Rasanya sangat sakit begitu mengingat pengkhianatan itu. Rendi adalah cowok pertama yang memperlakukannya dengan baik.
Saat SMP dulu, Krystal selalu menjadi bulan-bulanan anak nakal di sekolahnya. Ia sering dibully, diperlakukan tidak adil. Hingga kemudian, Rendi yang berseragam SMA datang membantunya lepas dari anak-anak nakal itu.
Krystal menyukai Rendi sejak saat itu, apapun yang Rendi lakukan semua terasa indah di matanya. Krystal menjadi gadis periang dan mudah tersenyum. Rendi sering bermain bersama dirinya dan Airin. Krystal juga pernah bilang pada Rendi jika ia hanya ingin menikah dengan dirinya, dan Rendi menanggapi itu seperti sebuah lelucon.
"Jahat!" Gumam Krystal pelan.
Mengingat semua perlakuan Rendi padanya dulu, membuat Krystal merasakan sakit lebih dalam. Apalagi saat ingatannya jatuh pada hari dimana ia melihat Rendi tanpa busana di dalam kamar Airin. Krystal benar-benar tidak menyangka jika Rendi bisa berbuat seperti itu.
"Ayo turun."
Krystal mengerjap, saking terlalu lama memikirkan Rendi, sampai ia tidak menyadari jika mobil Kai sudah terpakir di dalam basement apartemen cowok itu.
Tunggu!
"Kok ke apartemen kamu?" Tanya Krystal bingung.
"Tadi gue tanya mau ke apartemen gue apa apartemen lo, tapi elonya malah bengong. Yaudah gue bawa kesini."
Krystal menatap Kai tidak suka. "Tau gitu aku pulang sendiri aja tadi!"
"Udah sampe sini, mau gimana lagi." Balas Kai acuh sambil membuka seatbeltnya.
Seperti tidak peduli dengan kekesalan Krystal, Kai lantas membuka pintu mobil dan keluar dengan santai. Sementara gadis itu masih duduk di dalam dengan tangan terlipat di dada dan wajah merengut kesal.
"Lo gak mau turun?" Kai melongok dari pintu mobil. "Yaudah gue kunciin di mobil ya."
"Anterin aku pulang!"
"Ini pulang." Balas Kai yang membuat Krystal makin kesal.
"Ini apartemen kamu."
"Yaa artinya pulang kan?"
"Kakkkk!" Krystal memggeram lagi, menoleh menatap Kai yang menatapnya dengan santai. "Kamu gak ngertiin perasaan aku banget sih!!"
"Ini karena gue ngertiin perasaan lo. Kalo gue gak peduli, lo udah gue tinggal di apartemen Airin tadi sambil nangisin mereka disana."
Gadis itu kembali bungkam sembari mengalihkan wajahnya ke depan. Masa bodo, ia tidak peduli. Krystal hanya ingin pulang ke apartemennya.
"Lo mau turun sendiri apa gue gendong?" Kai merasa kesabarannya sudah mulai habis. Memang seperti itu, jika bersama Krystal ia selalu merasa kesabarannya seperti sedang diuji.
"Aku mau pulang!" Balas Krystal tetap pada keinginannya.
"Oh oke.. lo minta gue gendong." Kai menutup pintu mobilnya cepat, lalu berputar ke sisi penumpang dan membuka pintu itu cepat.
Krystal membelalak, tidak menyangka jika Kai benar-benar akan menggendongnya. "Tunggu-tunggu, k-kamu beneran mau gendong aku?"
"Sesuai permintaan."
"Aku gak minta- KAK... ya ampun!"
Lantas Kai membuka seatbelt di tubuh Krystal, menyelipkan tangannya di kaki dan pundak gadis itu lalu mengangkatnya dan menutup pintu mobil dengan kaki.
Seharusnya sejak awal Krystal tidak perlu melawan cowok itu jika akhirnya ia akan menjadi pusat perhatian seluruh penghuni di dalam gedung ini.
Sungguh memalukan.
***
Berikan cinta kalian untuk penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar. ❤❤❤❤
februari 2025 😁
gk pernah bosen baca cerita krystal sama kai 🥰 luph byk" ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤