NovelToon NovelToon
Cinta Di Lapangan Hijau

Cinta Di Lapangan Hijau

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:535
Nilai: 5
Nama Author: Anjelyy_

Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kompetisi kecil

Coach Andi memberikan bola khusus untuk latihan tendangan bebas. "Coba tendangan dengan teknik yang berbeda-beda. Ingat, kontrol dan akurasi sangat penting."

Caka mengangguk, memahami instruksi pelatih. Dia mulai berlatih tendangan bebas dengan fokus dan tekun.

Nino memperhatikan Caka yang sedang berlatih tendangan bebas dengan serius. Dia merasa sedikit iri karena coach Andi lebih memperhatikan Caka.

"Nino, kamu juga bisa berlatih bersama Caka," kata coach Andi, menyadari ekspresi Nino. "Kita bisa membuat kompetisi kecil untuk meningkatkan kemampuan kalian berdua."

Nino tersenyum, menerima tantangan tersebut. "Siap, coach! Aku akan mengalahkan Caka!" katanya dengan sombong

Caka menoleh, tersenyum percaya diri. "Mari kita lihat siapa yang terbaik!"

Coach Andi mengangguk. "Baik, kita mulai. Tendangan bebas dari jarak 20 meter. Yang berhasil masuk 5 kali berturut-turut, dialah pemenangnya!"

Nino dan Caka saling menatap dengan semangat. "Aku akan menang!" seru Nino.

Caka tersenyum tenang. "Kita lihat saja!"

Pemain lain mulai berkumpul, menonton kompetisi antara Nino dan Caka dengan antusias. Sebagian besar tim bersorak nama Nino, hanya Riko dan Fahri bersorak mengunakan nama Caka.

Coach Andi mempersiapkan lapangan dan membagikan bola untuk tendangan bebas. "Baik, kalian berdua siap? Tendangan pertama, Nino!"

Nino mengambil posisi, memandang gawang dengan fokus. Dia menarik napas dalam-dalam dan menendang bola dengan kuat.

Bola meluncur menuju gawang, tapi sedikit meleset dari sasaran. "Wah, sayang!" seru Riko.

Coach Andi memberikan umpan balik, "Nino, kamu harus lebih akurat. Coba lagi!"

Giliran Caka. "Aku akan menunjukkan teknik sempurna!" katanya percaya diri.

Caka mengambil posisi, memandang gawang dengan tenang. Dia menarik napas dalam-dalam, memfokuskan energi, dan menendang bola dengan presisi.

Bola meluncur lurus, menghantam gawang dengan tepat! "Gol!" seru Fahri dan Riko bersamaan.

Coach Andi tersenyum. "Bagus, Caka! Teknik yang baik!"

Nino mengangguk. "Aku tidak menyerah. Giliran kedua!"

Nino kembali mengambil posisi, matanya bersinar dengan determinasi. Dia menarik napas dalam-dalam dan menendang bola dengan kuat dan tepat.

Bola meluncur lurus, menghantam gawang dengan presisi! "Gol!" seru pemain-pemain lain.

Coach Andi mengangguk. "Bagus, Nino! Kamu bangkit!"

Skor sekarang 1-1. Caka dan Nino saling menatap dengan semangat. "Siapa yang akan unggul?" tanya Coach Andi.

Permainan terus berlangsung sampai skor akhirnya 4-4! Caka dan Nino sama-sama menunjukkan kemampuan terbaiknya. Coach Andi tersenyum bangga.

"Kalian berdua sangat mengagumkan! Seri 4-4, pertandingan yang sangat sengit!"

Riko dan Fahri bersorak, "Main lagi! Main lagi!"

Coach Andi mengangguk, "Baik, kita akan adakan perpanjangan waktu. Gol emas menentukan!"

Nino mencoba mengganggu konsentrasi Caka dengan kata-kata ejekan, "Kamu tidak bisa menang, Caka! Aku yang terbaik!"

Caka tetap tenang, mempertahankan fokus. "Aku tidak terganggu, Nino. Aku siap menghadapi tendanganmu!"

Coach Andi memperingatkan, "Nino, jaga etika permainan. Fokus pada permainan, bukan ejekan!"

Nino hanya terdiam karna kesal coach Andi selalu membela Caka.

Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, membuat lapangan menjadi licin dan sulit dimainkan. Coach Andi segera menghentikan permainan.

"Baik, anak-anak! Hujan terlalu deras. Kita harus berhenti sejenak!"

Pemain-pemain berlari mencari tempat berlindung, sambil bersorak dan tertawa. "Hujan! Hujan! Kenapa harus turun sih!"

***

Bulan tersenyum sambil mengatur tampilan kue di etalase toko. "Hari ini cuacanya tidak mendukung ya?" katanya pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, pintu toko terbuka. Bulan menoleh, Bulan langsung mengubah ekspresi wajahnya, menjadi dingin dan tidak ramah.

"Ngapain kamu kesini ?" tanya Bulan singkat dan tegas.

Rendi terkejut dengan reaksi Bulan, tapi dia mencoba tetap tenang. "Cuma ingin ngobrol, karna kamu mengabaikan pesanku."

Bulan acuh seperti tidak melihat keberadaan Rendi di sana.

"Bulan aku minta maaf, dia bukan pacar kamu kan?"

Bulan tetap diam, tidak merespons permintaan maaf Rendi. Dia memandang ke bawah, mengatur kue-kue di etalase.

Rendi melangkah lebih dekat, suaranya lembut. "Bulan, aku tahu aku salah. Aku tidak seharusnya berbicara kasar padamu. Aku benar-benar minta maaf."

Bulan menatap Rendi dengan mata tajam. "Cukup, Ren! Aku tidak ingin mendengar permintaan maafmu. Kalau sudah selesai silakan keluar!"

Rendi terkejut, wajahnya merah. "Bulan, tolong dengarkan aku..."

Bulan mengangkat tangan, menunjuk pintu. "Keluar! Sekarang juga!"

Rendi menghela napas, lalu berjalan perlahan menuju pintu. Sebelum keluar, dia menatap Bulan dengan sedih. "Aku masih cinta kamu, Bulan."

Pintu tertutup, Bulan memejamkan mata, menahan rasa kesal.

"Dasar brengsek!!" gumam Bulan.

1
Senja25
bagus tor, semangat semangat /Drool/
Ayu Anjeli: thanks🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!