NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:879
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Ana masuk ke kamar Angga. Sudah biasa Ana masuk ke kamar sahabatnya itu. Dulu saat SD orang tuanya sering menitipkan Ana di rumah Angga, ia selalu tidur siang bareng dengan Angga. Kebiasaan itu hilang sejak SMP. Jika Ana tidur di kamar Angga maka Angga akan tidur di ruang keluarga, mereka juga tidak pernah menutup pintu saat berada di dalam kamar, agar tidak mengundang fitnah.

Angga memberikan kaos dan celana milik Ana yang memang sengaja di taruh di rumahnya. Ini bukan pertama kali orang tua Ana tidak ada di rumah ketika Ana pulang sekolah, karena itu Rita menyuruh Ana menaruh beberapa pakaian di rumahnya. Gadis itu lalu pergi ke kamar mandi untuk berganti baju.

Angga mengambil kaos dan celana santai selutut lalu keluar dari kamar. Ia akan berganti pakaian di kamar mandi dapur. Ana keluar dari kamar mandi, ia tak mendapati Angga di kamar. Ana bergegas turun ke ruang makan.

Angga sudah duduk di sana dengan pakaian santai.

“Mama, mana?” tanya Ana.

“Di kamar,” jawab Angga.

“Oh, ayo, kita makan," ucap Ana bersemangat.

Angga tersenyum melihat Ana yang semangat ingin makan, seperti orang kelaparan saja.

“Selamat makan, jangan lupa baca doa dulu!” ucap Angga.

“Iya," sahut Ana.

Ana mengambil nasi juga beberapa lauk pauk. Jangan harap ia akan mengambilkan makan untuk Angga, lelaki itu bisa mengambilnya sendiri. Ana membaca doa lalu mulai menyantap hidangan buatan Rita.

“Hm, enak banget. Masakan nyokap lo, emang the best!” puji Ana. Ia memang selalu menyukai masakan Rita, makanan restoran mah lewat, tidak ada yang bisa mengalahkan masakan mama Angga.

“Kalau enak, makannya abisin! Nyokap sengaja masak buat lo!” Angga senang melihat Ana makan begitu lahap.

“Nanti aku bawa pulang, boleh?” tanya Ana sambil terus mengunyah. Ia tak mungkin menghabiskan semua dalam satu kali santap.

“Bawa sono!” ucap Angga terkekeh. Mereka lalu fokus menikmati makanan yang lebih enak dari restoran itu menurut Ana.

Selesai makan, Ana membereskan meja. Ia tahu diri sebagai orang yang numpang makan, ia mencuci semua peralatan makan bekas ia dan Angga makan.

“Lo, ngapain? Nggak usah dicuci, ada Bibi yang nyuci nanti.” Angga melarang Ana.

“Nggak apa-apa, cuma cuci piring doang. Sebentar juga beres. Kalau bisa gue kerjain kenapa harus nunggu Bibi?” Ana tetap mencuci piring. Angga akhirnya membantu Ana mencuci piring.

“Lo mau ngapain? Udah sana! Cuci sedikit doang pakai dibantuin," hardik Ana.

“Biar cepat!” Angga membilas piring yang sudah disabuni oleh Ana.

Ia melirik gadis di sampingnya yang fokus pada gelas yang sedang disabuninya. Angga tersenyum miring, terbersit ide untuk menjahili Ana. Ia lalu menyipratkan air ke wajah Ana. Sontak Ana berteriak kaget.

“Angga! Awas ya!” Ana melindungi wajahnya dengan mengangkat lengannya menutupi wajah, tetapi ia mencolek wajah Angga dengan jari tangan yang penuh busa sabun cuci piring. Angga terus menyipratkan air ke wajah Ana sambil tertawa tak peduli di wajahnya juga ada busa.

“Angga! Basah, ih!” Ana akhirnya juga membalas Angga dengan menyipratkan air ke wajah Angga. Ia tidak mau basah sendirian. Rita yang baru saja menuruni tangga mendengar suara ribut dari dapur. Ia melangkahkan kakinya ke dapur.

“Ana, Angga! Kalian sedang apa? Lihat jadi becek begini!” Suara teriakan Rita menghentikan kegiatan Ana dan Angga. Kedua insan manusia itu menoleh pada Rita dengan wajah takut karena tahu mereka telah berbuat salah. Rita menggelengkan kepala.

“Kalian, seperti anak kecil. Cepat bereskan semuanya, terus ganti baju lagi!” wanita paruh baya itu lalu pergi ke ruang keluarga meninggalkan Ana dan Angga yang sekarang sedang saling lirik kemudian tersenyum lalu tertawa.

Mereka membereskan kekacauan di dapur. Ana menyelesaikan cuci piringnya sedangkan Angga mengepel lantai. Selesai membereskan semuanya mereka pergi ke kamar untuk berganti pakaian.

***

Kini Ana sudah berada di kamarnya, orang tua Ana sudah pulang saat sore hari. Ia sedang mengerjakan tugas. Terdengar suara lemparan batu mengenai jendela kaca kamarnya. Ana tahu itu ulah siapa. Si penghuni rumah sebelah yang balkon kamarnya berhadapan dengan balkon kamar Ana.

Ana membuka jendela kamar, angin dingin langsung menerpa kulitnya. Benar saja, Angga sedang tersenyum jahil berdiri di balkon kamar. “Apa sih? Nimpuk jendela orang sembarangan, ganggu orang lagi belajar, tahu nggak?” gerutu Ana kesal.

“Gue bosan di rumah, keluar, yuk! Kita beli martabak.” Angga yakin Ana tidak akan menolak kue kesukaannya itu.

“Tapi, gue belum selesai ngerjain PR,” ucap Ana.

“Alah, itu mah gampang, nanti gue bantuin," ucap Angga merayu Ana.

Ana berpikir sambil mengetuk dagu dengan telunjuknya. “Oke, deh! Tapi, lo yang izin sama Bunda, ya?” Jika Ana yang izin pasti Bunda melarang karena ini sudah malam.

“Sip, beres. Cepat, gue tunggu di bawah!" Angga segera menutup jendela kamarnya. Ana juga menutup jendela kamar lalu menguncinya. Ia memakai hoodie lalu bercermin sebentar kemudian keluar dari kamar.

Di bawah tepatnya di ruang keluarga sudah ada Angga sedang duduk santai bersama kedua orang tuanya. “Cepat banget, udah sampai sini aja, lari atau teleportasi tuh orang?” tanya Ana dalam hati.

“Tuh, Anaknya. Kalian jangan lama-lama, langsung pulang kalau udah beli martabak. Ingat besok sekolah!" ucap Arin, bundanya Ana mengingatkan.

“Iya, Bunda. Lagian kayak ke mana aja? Tempatnya kan dekat di depan kompleks,” protes Ana.

“Biarpun di depan kompleks, kalian itu kalau udah keluar rumah suka lupa waktu!” sindir sang bunda. Ayah Ana, Bayu yang duduk di samping Arin hanya fokus pada acara yang ditontonnya.

“Iya, Bunda, nanti Angga seret Ana pulang kalau dia masih mau main di luar,” ujar Angga.

Ana langsung melirik sinis pada Angga. Apa maksudnya? Kesannya ia yang mau main keluar padahal Angga yang mengajaknya, dasar sahabat laknat menjadikan dirinya tumbal!

“Eh, Ayah titip martabak coklat kacang, ya! Ini uangnya, pakai semua aja!” ucap Bayu.

Ana tersenyum lebar, ayahnya memang the best. Ia segera mengambil selembar uang berwarna merah dari tangan ayahnya sebelum sang ayah berubah pikiran. “Terima kasih, Ayah ganteng!” ucap Ana riang.

“Nggak usah muji-muji suami Bunda, ya. Udah sana pergi keburu malam!” Arin memeluk lengan Bayu.

“Dih, lebay! Ama anak sendiri cemburu, udah ah, kita pergi aja, bye, assalamualaikum!” teriak Ana sambil menyeret Angga keluar.

“Ayah, Bunda, Angga pergi dulu, Assalamualaikum!” teriak Angga yang diseret Ana. Ia tak enak jika pergi tanpa pamit.

Karena jarak penjual martabak dekat di depan kompleks mereka pergi dengan berjalan kaki. Sambil mengobrol di payungi langit malam yang bertabur bintang. “Ga, nanti jangan lama-lama, ya, gue belum ngerjain PR.” Ana benar-benar tidak tenang. Pasalnya guru pelajaran matematika sangat galak.

“Iya, kan gue udah bilang nanti gue bantuin,” ucap Angga menenangkan.

“Benar, lo, ya?” Awas kalau bohong!” Mata Ana melotot pada Angga.

“Iya, bestie. Kayak gue pernah bohong aja ama lo!” ucap Angga meyakinkan sahabatnya. Ana hanya nyengir kuda karena Angga memang tak pernah berbohong, selalu menepati janjinya pada Ana.

\*\*\*\*\*

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!