NovelToon NovelToon
Sinar Rembulan

Sinar Rembulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:245.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa icha

"Neng, mau ya nikah sama anaknya Pak Atmadja.? Bapak sudah terlanjur janji mau jodohkan kamu sama Erik."

Tatapan memelas Pak Abdul tak mampu membuat Bulan menolak, gadis 25 tahun itu tak tega melihat gurat penuh harap dari wajah pria baruh baya yang mulai keriput.

Bulan mengangguk lemah, dia terpaksa.

Jaman sudah modern, tapi masih saja ada orang tua yang berfikiran menjodohkan anak mereka.
Yang berpacaran lama saja bisa cerai di tengah jalan, apa lagi dengan Bulan dan Erik yang tak saling kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Jam menunjukkan pukul setengah 6 sore ketika mobil yang dikemudikan Pak Andra berhenti di depan rumah Mas Erik. Aku merapikan barang bawaan sebelum turun dari mobil. Pak Andra juga ikut turun dan membuka pintu belakang. Dia mengambil 2 paper bag berisi oleh-oleh makanan khas kota Bogor dan diberikan padaku.

Saat di toko oleh-oleh, aku sudah menolak agar Pak Andra tidak perlu repot-repot membelikan oleh-oleh untukku. Tapi Pak Andra memaksa dan tidak membiarkan aku menolak pemberiannya. Makanan yang aku ambil bahkan berniat di bayar juga oleh Pak Andra, tapi aku mengancam akan pulang menggunakan taksi jika Pak Andra tetap memaksa membayar belanjaan ku.

"Terimakasih banyak Pak Andra."

Pak Andra mengangguk. "Jangn sungkan, nanti kita jadi canggung. Saya pulang dulu."

Aku melempar tersenyum tipis. "Hati-hati di jalan Pak."

Pria tinggi itu mengangguk sekali lagi dan ikut melempar senyum sebelum masuk ke dalam mobilnya. Aku bergegas membuka gerbang dan masuk ke dalam rumah setelah mobil Pak Andra menjauh.

Aku melihat mobil yang biasa di pakai Mas Erik sudah terparkir di garasi. Rasanya sedikit aneh melihat sore-sore begini Mas Erik sudah ada di rumah. Biasanya paling cepat Mas Erik pulang pukul 8 malam. Entah memang dari perusahaannya pulang malam, atau dia pergi dulu menemui kekasihnya.

Pintu utama sudah terbuka sejak tadi, aku masuk dan langsung menutup pintu karna hari semakin gelap. Apalagi cuacanya mendung. Langit menjadi lebih gelap dari biasanya.

"Kamu hanya janji-janji saja tapi sampai sekarang belum ada usaha untuk menceraikan istri mu itu!"

Aku menghentikan langkah begitu mendengar suara yang sedang merajuk. Aku tidak asing dengan suara itu karna 2 kali pernah mendengarnya. Siapa lagi kalau bukan suara Celine, kekasih Mas Erik.

"Sayang, tidak semudah itu aku menceriakan Bulan. Kami belum genap 3 bulan menikah, keluarga ku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Suara Mas Erik yang sedang membujuk kekasihnya dengan suara lembut membuatku ingin muntah mendengarnya.

"Lalu sampai kapan? Kamu pikir aku tidak cemburu kamu tinggal satu rumah dengan wanita lain. Setiap hari aku selalu overthinking, aku takut kamu jatuh cinta dengan wanita itu dan berubah pikiran. Aku rela menunggu kamu, tapi apa ada jaminan pada akhirnya aku akan diperjuangkan? Bagaimana jika kamu tiba-tiba mempertahankan wanita itu dan memutuskan hubungan kita?"

Suara Celine bergetar, aku bisa merasakan dia menahan tangis dan merasa terluka. Kami sama-sama perempuan, aku bisa membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi Celine. Tapi jika aku menjadi Celine, aku pasti sudah lama mengakhiri hubungan tanpa arah tujuan itu. Walaupun awalnya mungkin sakit dan berat, tapi bertahan tanpa kepastian jauh lebih menyakitkan.

"Tunggu 2 bulan lagi, aku janji akan mengakhiri semuanya dan kita bisa menikah. Percaya pada ku hmm?" Bujuk Mas Erik dengan janjinya.

"Kamu tidak boleh bohong, aku akan menagih janji kamu 2 bulan lagi!" Tegas Celine.

Aku kembali melanjutkan langkah. Sudah kepalang tanggung, apalagi tidak ada jalan lain untuk menuju ke tangga lantai 2. Mau tidak mau, aku harus melewati ruang keluarga di mana Mas Erik dan Celine sedang duduk dengan posisi Celine memeluk Mas Erik.

"Begini lebih baik, jangan cemberut seperti tadi." Ujar Mas Erik.

"Permisi, maaf mengganggu." Aku melirik mereka sekilas sembari melewati ruang keluarga.

"Hei tunggu dulu! Aku ingin bicara" Seru Celine.

Aku menoleh dan pura-pura menunjuk diri sendiri. "Memanggilku?"

Raut wajah Celine semakin masam, tapi tangannya terlihat semakin erat memeluk tubuh Mas Erik dari samping.

"Memangnya ada orang lagi selain kamu?!" Sahutnya kesal.

"Tapi aku tidak punya waktu, sebentar lagi maghrib, aku mau mandi dan sholat. Kalau memang ada hal penting, bicarakan saja pada orang di sebelahmu, nanti biar dia menyampaikan padaku. Permisi." Aku melenggang dan tidak berniat lama-lama berada di sana. Bukan karna cemburu, tapi takut saja dosa Mas Erik mengalir pada ku jika aku tidak menegurnya.

"Sayang, dia berani mengabaikan ku!" Aku masih bisa mendengar rengekan Celine.

"Celine, kamu cukup percaya padaku dan aku berusaha melakukan yang terbaik untuk hubungan kita."

Aku benar-benar tidak tahan mendengar ucapan Mas Erik yang menggelikan. Aku setengah berkali menaiki tangga karna malas mendengar obrolan mereka.

...*****...

Pukul setengah 7, aku turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam dan menyimpan oleh-oleh di lemari pendingin karna tadi tidak sempat membawanya ke dapur. Kondisi rumah sudah sepi, aku tidak melihat Mas Erik dan kekasihnya. Hanya ada Bik Asih yang sedang menyiapkan makan malam di dapur.

"Neng Bulan kapan pulang?" Tanya Bik Asih. Raut wajahnya terlihat khawatir.

"1 jam yang lalu Bik." Aku meletakkan 2 box kue di atas meja makan untuk di makan bersama dan menyimpan makanan yang lain di lemari pendingin.

"Berarti neng Bulan liat pacarnya Mas Erik?" Lirih Bika Asih. Nada bicaranya terdengar ragu, dia mungkin takut membuatku tersinggung dengan pertanyaannya.

"Lihat Bik, mereka serasi ya." Jawabku sambil terkekeh.

Aku melihat Bik Asih memasang wajah sedih. "Bibi malah sakit hati liat Pak Erik berduaan sama pacarnya, neng Bulan kenapa masih bisa bercanda." Lirihnya sendu.

Aku menoleh menatap Bik Asih. "Aku tidak memiliki perasaan apapun pada Mas Erik Bik, jadi mana mungkin aku sakit hati. Seandainya bisa, aku malah ingin membantu mereka agar cepat-cepat menikah."

Bik Asih menatapku sendu. "Neng Bulan tidak mau berusaha mendapatkan perhatian dan cinta dari Pak Erik? Bibi yakin Pak Erik akan meninggalkan pacarnya jika sudah jatuh cinta dengan neng Bulan."

Aku menggeleng cepat. Untuk apa aku memperjuangkan orang yang jelas-jelas sudah menolak ku. Dia tidak mau tidur dengan ku, bukankah sama saja harga diriku sebagai istri sudah di injak-injak.

"Aku bukan orang yang suka mengemis perhatian Bik. Lagipula hidup sendiri juga tidak buruk, asal kita bahagia." Sahutku tegas.

"Ayo makan Bik. Ini cobain kuenya, di kemari pendingin juga masih banyak, Bibi ambil saja kalau mau." Aku menyodorkan box kue pada Bik Asih.

"Makasih neng. Bibi belum 3 bulan kenal neng Bulan, tapi Bibi bisa menilai neng Bulan wanita baik-baik, sholehah. Semoga Neng bulan selalu bahagia."

"Aamiin, makasih do'a baiknya Bik. Semoga Bibi juga bahagia dan selalu sehat."

"Eh, Pak Erik." Bik Asih langsung berdiri dari duduknya dan terlihat sungkan karna tadi bergabung dimeja makan.

"Makan malamnya sudah siap Pak. Saya permisi. Neng Bulan, makasih kuenya." Bik Asih pergi ke belakang sembari membawa kue yang belum sempat dia habiskan karna tiba-tiba Mas Erik muncul.

Aku hanya melirik Mas Erik sekilas dan menyendok nasi ke dalam piringku.

"Tadi pulang sama siapa?"

"Apa?" aku reflek mendongak karena takut salah dengar.

"Tidak, lupakan saja." Ujarnya datar. Dia menarik kursi dan bergabung di meja makan.

"Mama menyuruh kita datang ke rumah, lusa."

"Hmm, aku sudah tau." Jawabku singkat. Tadi Siang Mama menelfon ku, aku belum memberikan jawaban karna tidak tau Mas Erik sibuk atau tidak.

1
Wiwie
erik apa" mnta upah 🤣🤣
ktagihan y 😄
*Septi*
modus uyyy ujung-ujungnya kan 🤣
Wiwik Emy
lanjut thor
ichcha
lanjut kak
Jovin Huang
modus byk bgt setelah dpt semua ya Erik bisa minta ini itu
Yuliana Tunru
ini indah x pengatin baru yg kemarin msh perkenalan..smoga segera hamill yaa bulan
Eka ELissa
modus Erik brhasil bulan kmu di ajk trbang ke lngit ke tuju pagi/Facepalm/
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
emak ternoda dah tau part ini lagi bikin anak.... hawa mendung angin semilir waduh bojo mana bojo.....
Kotin Rahman
oalaaahhh rik wong mau cerita wae kok yo pke syarat......Bulan mna mau nyium duluan yg ada maluu apa lgi dr awal klian tdk ada pndekatan.....sklinya satu rmh mlah trabaikn......mnding kmu mulai dluan aja nyosor bulan 😄😄😄😄
Euis Maryam
lanjuut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh pengantin lama rasa baru. 😂😂😂
Sugiharti Rusli
oh ternyata Erik pernah kuliah di luar negeri yah,,,
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
Erik mau upah di bayar duluan ya ... tetapi ya itu kegiatan suami isteri.. atas bawah bawah atas /Facepalm//Facepalm/
yuning
ambil paksa 😚
Aretha Parahita
gini kan enak bacanya nggk ada pelakor d pembinor jadi menikmati ceritanya
Opi Sofiyanti
bulan tuh jinak2 merpati.... 😂😂😂😂
Iin Yuliana
𝗍ᥙ kᥲᥒᥒᥒ ᥱrіᥴ 𝗍ᥙmᥲᥒ 🤣🤣🤣 ᥲᥣᥱsᥲᥒ mᥲᥙ ᥣіᥲ𝗍 𝗍rs mᥲᥙ ᥒg᥆ᑲᥲ𝗍іᥒ 𝗍⍴ ძі gᥲrᥲ⍴ ძᥣᥙ 😂😂m᥆ძᥙs, ᑲіsᥲ kᥙ ᑲᥲᥡᥲᥒgkᥲᥒ mᥲᥣᥙᥒᥡᥲ ᑲᥙᥣᥲᥒ 𝗍⍴ ᥲ⍴ᥲᥣᥲһ ძᥲᥡᥲ kі𝗍ᥲ ⍴ᥱrᥱm⍴ᥙᥲᥒ mᥲᥒᥲ ᑲᥱrძᥲᥡᥲ sᥲmᥲ ᥣᥱᥣᥲkі ᥲ⍴ᥲᥣgі mᥱrᥱkᥲ sᥱძᥲᥒg ᑲᥱrһᥲsrᥲ𝗍 ⍴s𝗍і kᥲᥣᥲһ 𝗍ᥱᥣᥲk... 𝗍ᥱᥒᥲgᥲ mᥱrᥱkᥲ ᥣgsg ᑲᥱrkᥲᥣі ᥣі⍴ᥲ𝗍 🤭🤭

gᥲ⍴ᥲ⍴ᥲ ᥣᥲᥒ mᥲkіᥒ һᥲrі mᥲkіᥒ ᥱᥒᥲk k᥆kk 😁🤭 ძ᥆ᥲkᥙ sᥱm᥆gᥲ kᥲᥣіᥲᥒ ᥴᥱ⍴ᥲ𝗍 ძі kᥲsіһ m᥆m᥆ᥒgᥲᥒ ᥡᥲ.. ᥲᥲmііᥒ
enur .⚘🍀
begitulah jika pria syudah merasakan nikmat ny menyatu ,, kegiatan itu tidak cukup satu x di lakukan ,rasa ny pen lagi dan lagi untuk nambah ronde 🤣
As Lamiah
semoga semakin membaik dan ada kabar baik untuk kedua ortu Erik dan bulan
Ayna Adam
Semoga Bulan lekas hamil anak kembar ya😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!