NovelToon NovelToon
Istriku Percayalah Cintaku Hanyalah Untukmu

Istriku Percayalah Cintaku Hanyalah Untukmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: A-yen94

Raka Chandra Wijaya, merasa bersalah dengan apa yang saat ini dia lakukan terhadap istrinya. Dia memiliki anak dengan wanita lain, karena kesalahan satu malam yang dilakukannya. Seharusnya, dia jujur dari awal pada Yuna Dafhina Aryadi agar wanita yang sangat dicintainya itu tidak pergi. Sayangnya, Raka terlambat mengatakan kebenarannya pada sang istri. Alhasil, Yuna pergi meninggalkan dirinya sembari meninggalkan surat perceraian mereka. Tapi, Raka tidak menyerah dia ingin kembali pada sang istri apapun yang terjadi. Apakah Raka berhasil mendapatkan cinta Yuna kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

~29~

"Sial, jadi anak itu akrab dengan Yuna? Bagaimana ini bisa terjadi? Pantas saja Raka tidak mau bertemu denganku lagi. Jadi, Yudha mengkhianatiku ya, anak sialan!"Jerit Livia sembari memukul stir mobilnya— "sialan, sialan!"sambungnya.

Dilihatnya Yudha dan Yuna sedang bergandengan tangan, untuk menyebrangi jalan. Mereka menunggu lampu merah berhenti, Livia yang saat ini sedang dikuasai oleh hawa nafsunya benar-benar marah dengan apa yang saat ini dilihatnya.

"Ini balasan untuk anak tidak tahu diri. Yudha, jangan salahkan Mama karenanya!" ucapnya.

Livia melihat lampu merah berhenti, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dan, sengaja menabrak Yudha dan juga Yuna. Setelahnya, dia meninggalkan tempat itu sembari mempercepat laju mobilnya.

"Hahahaha, Aku berhasil. Raka, tidak ada alasan lagi sekarang untuk menolakku. Karena sekarang, Yuna sudah mati!" bisiknya.

Sementara itu, di jalan mawar dekat toko eskrim Yuna menangis menatap Yudha yang berceceran darah. Dia menghubungi Raka suaminya agar segera datang ke toko ini. Begitu selesai, dia memeluk tubuh Yudha yang saat ini tidak sadarkan diri.

"Yudha, Mama mohon kamu sadar. Jangan menakutkan Mama. Tolong jangan seperti ini, kenapa tadi kamu mendorong Mama? Kenapa Hah?"

"Yuna!"

Yuna melirik saat ada seseorang memanggil namanya.

"Kak Darren, tolong bawa Yudha ke rumah sakit. Menunggu ambulance akan sangat lama. Sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang!"

Yuna menggendong tubuh anak itu, tapi Darren mengambil alih Yudha dari tangannya. Dia meminta supirnya untuk menyiapkan mobil agar bisa mengantar Yudha tepat waktu.

"Cepat jangan diam saja! Jangan tunggu Raka, kantornya jauh. Yuna kamu ikut aku!"Kata Darren panik, dan tanpa sadar membentak Yuna.

Yuna yang sedari tadi melamun karena rasa bersalahnya, dia akhirnya tersadar dan naik di bangku sebelah supir. Sebab, di belakang sudah terisi oleh Darren.

"Sebegitu sayangkah kamu padaku Yudha? Sampai-sampai kamu menyelamatkan aku seperti itu barusan? Kenapa kamu tidak membiarkan saja wanita ini yang tertabrak, kenapa kamu bodoh sekali?" batin Yuna.

Air matanya jatuh tanpa kompromi, Yuna menangis sembari menatap nanar wajah Yudha. Dia ingin sekali memeluk anak itu, kondisi Yudha kini kian kritis. Dan mereka harus segera pergi ke rumah sakit.

"Bu, Pak kita sudah sampai!"

Tidak perlu waktu yang lama, Yuna membuka pintu mobilnya. Dia segera membantu Darren membukakan pintu mobil. Darren berlari menuju ruang pendaftaran, dan setelah itu para perawat membawanya ke ruang gawat darurat.

"Pasien kekurangan banyak darah, diantara anda sekalian adakah yang golongan darahnya A?"

Deg...

"S-saya Dok, tolong ambil darah saya!" Kata Yuna sedikit canggung.

"Baik, mari kita lakukan pengambilan darah!"

Beberapa saat kemudian, Yuna keluar. Dia menangis memohon agar darahnya diambil. Sayangnya perawat tersebut tidak mau.

"Bu, anda sedang hamil. Jangan mengada-ngada. Sebaiknya mencari donor yang tepat untuk putra Ibu!"

Yuna terpaku, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Sampai-sampai dirinya duduk terjatuh di lantai. Dia bersimpuh di kaki perawat tersebut, dan memohon pada wanita itu agar bisa mencarikan donor darah dengan cepat untuk putra sambungnya tersebut

"Bu, jangan seperti ini. Kami akan berusaha semaksimal mungkin, percayalah pada kami!"

Yuna menangis ketakutan, dia takut Yudha kenapa-kenapa ini semua karena kelalaiannya. Kalau saja dia lebih hati-hati lagi, Yudha pasti tidak akan seperti ini.

"Yuna, jangan begitu. Bangunlah princess ayo lantai ini kotor."

Yuna menggeleng. "Enggak, ini semua karena aku. Kalau saja aku tidak membawa Yudha ke toko es krim pasti tidak akan seperti ini. Aku salah Kak, aku bodoh aku bukan ibu sambung yang baik!"

Yuna menangis terguguk dipelukan Darren, pria itu mencoba menenangkan adik perempuannya.

"Sayang, ada apa ini?" Raka duduk menyamakan posisinya dengan sang istri dan juga Sahabat sekaligus Kakak iparnya.

"Ren ada apa ini?"tanya Raka.

Darren melirik sekilas, dia susah untuk menoleh. Sebab Yuna memeluknya begitu erat, seolah dia takut untuk melepaskannya.

"Princess, suamimu datang. Ayo sambut dia, dan katakan padanya. Kakak beli minuman dulu untuk kalian ya!" Bisik Darren pada telinga adiknya.

Yuna mengangguk, dia menolehkan kepalanya pada sang suami. Wanita itu memanyunkan bibirnya, Raka bergeming melihat wajah sang istri yang kini sedang menatapnya. Terlihat sekali Yuna baru saja menangis, dia mengusap air matanya dan memeluk tubuhnya.

"Mas, aku minta maaf. Y-Yudha kritis gara-gara kesalahanku."Ujar Yuna terbata-bata, dan sekali lagi dia menangis pilu.

"Yuna begitu panik saat ini karena di dalam sana anakku sedang berjuang antara hidup dan mati. Aku yakin, dia tidak sengaja dan Yuna bukanlah wanita pendendam dia tidak akan mungkin berbuat hina seperti itu!" batin Raka.

"Tidak apa-apa Sayang, tapi lukamu sudah diobati belum?"

"Aku enggak apa-apa Mas, jangan khawatir!"

"Ganti baju dulu ya, serahkan ini pada Darren dan Aryo. Kamu tenangkan diri kamu dulu Sayang!" bisik Raka.

Yuna mengangguk, lalu Raka menggendongnya ala bridal style dan membawanya pergi menjauh dari ruang gawat darurat.

"Yo, kamu jaga Yudha di sini ya. Aku mau membersihkan tubuh Ibu dulu, dan donor darahnya sudah ada tinggal tindakan medis saja. Bantu doakan Yudha ya!"

"Baik Pak," sahut Aryo.

Raka mengangguk, dia segera pergi.

"Tadi ada mobil melaju begitu kencang, Mas bantu selidiki dia. Sumpah aku enggak pernah niat buat celakain Yudha!"

Raka mengangguk, dia kemudian menyewa hotel di sebrang rumah sakit ini. Setelah check in Raka kemudian membawa istrinya ke kamar inap.

"Sayang, kamu mandi dulu. Mas mau beli pakaian dan juga obat luka untuk kamu. Setelah itu, kita kembali ke rumah sakit!"

Yuna mengangguk paham, dia kemudian segera ke kamar mandi.

"Kamu sudah siap, Sayang?"

Yuna mengangguk,

"Mas obati dulu, setelahnya kita ke rumah sakit lagi ya?"

"Iya Mas!"

Raka dengan telaten membersihkan luka istrinya dengan alkohol terlebih dahulu, kemudian obat luka cair dan setelahnya dia menempelkan plester pada lukanya. Lalu, dengan tanpa sadar dia meniupnya, membuat Yuna merinding dibuatnya.

"Mas sudah, ayo kembali ke rumah sakit!"

"Ayo Sayang."

Mereka berjalan bergandengan tangan, Yuna dan Raka berjalan secara perlahan. Sebab, Yuna merasa sakit pada pinggang dan beberapa bagian tubuhnya. Yuna sebelumnya sudah diperiksa, dan tidak ada masalah dengan kandungannya. Tapi yang Yuna khawatirkan bukan tentangnya, melainkan Yudha.

Suara tamparan terdengar begitu nyaring di telinga Raka. Dia refleks menggenggam tangan Livia, san menghempaskannya.

"Gara-gara kamu anakku masuk rumah sakit. Wanita sial!"

Yuna terdiam, dia tidak melawan sama sekali.

"Berisik! Ini rumah sakit Livia, Yudha juga sudah mengakhiri masa kritisnya. Dia sudah stabil," Kata Darren sembari menghampiri Livia.

"Alasan kamu tidak mau bertemu denganku adalah wanita pembawa sial ini kan?Raka, lihatlah dia ini wanita mandul, tidak akan bisa memiliki anak.

Plak...

"Diam!Keluar kamu dari sini, Aryo panggil Bagas dan Brian. Usir wanita ini dari sini."

"Raka, kamu akan menyesal telah mengusirku. Yudha pasti akan marah padamu!Arrrrgh, sialan jangan menarikku."

Yuna menatap nanar Livia, sekali lagi dia hanya bisa menangis mengingat akan kebaikan Yudha yang telah menyelamatkan dirinya dari kecelakaan barusan. Apakah benar yang dikatakan Livia kalau dia adalah wanita pembawa sial, berarti selama ini memang dia yang membawa Raka pada wanita lain. Karena dirinya adalah pembawa sial. Apakah benar kalau dia begitu?

Bersambung

1
Noer Mania
setia menunggu up
Realrf
coba tanya langsung sama neneknya, kalau tanya saya, jujur saya tidak tahu
Realrf
knok
knok
yuhu~~~~~~ iam here
A-yen94 (Ig: a_yen94): Makasih Kak 🫶💜😄
total 1 replies
NuLa
semangat thorrr
A-yen94 (Ig: a_yen94): Terima kasih, semangat juga ya buat kamu 🫶
total 1 replies
mama
semoga cpt ketemu thor
A-yen94 (Ig: a_yen94): Aamiin Yaa Rabbal'alamiin 🤲
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!