bagaimana jika anak kembar di perlakukan berbeda? satu di sayang bagai ratu dan satu lagi di perlakukan layaknya babu.
perjuangan Alana di tengah keluarga yang sama sekali tak pernah menganggap nya ada, ingin pergi namun kakinya terlalu berat untuk melangkah. Alana yang teramat sangat menyayangi ayahnya yang begitu kejam dan tega padanya, mampukah Alana bertahan hingga akhir? akankah Alana mendapat imbalan dari sabar dan tabah dirinya sejauh ini?
cerita ini hanya fiktif belaka ya, kalo ada yang namanya sama atau tempat dan ceritanya itu hanya kebetulan, selamat membaca😊❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alana 7
kalau Jinan lolos dari gombalan maut Gilang karena ada Nata, beda lagi dengan Alana yang bukan tipe Gilang, Alana terlalu mandiri dan tidak pernah baper dengan semua gombalannya. tipe Gilang adalah cewek-cewek manja, yang bisa di ajaknya cupika cupiki, dan tidak galak seperti Jinan dan Alana.
"lahap banget makannya, kayak tikus kelaperan" celetuk Gilang
"habis ini lo yang gue telen mentah-mentah" sahut Alana. sejak semalam tenaganya habis, bahkan belum sarapan pagi ini, tentu Alana harus mengisi daya hidup nya walau sedikit brutal
"galak banget, biasanya kalo galak gak dapet pacar" ucap Gilang lagi
tapi Alana sibuk dengan makanannya, tak lagi mau menggubris Gilang yang terus bicara sejak tadi
"Lang, lo kan sekelas tuh sama Lingga, kira-kira si Aluna burik sering ke kelas lo buat nyari Lingga gak?" tanya Jinan sambil menyeruput mie Ayamnya
"sering, banget malahan tiap hari gue cuci mata, tapi bisa-bisanya lo bilang Aluna burik, dia bidadari sekolah loh.." jawab Gilang agak heran
"emang burik, cantikan juga jembut sapi engkong gue" ucap Jinan lagi
"Serah elu deh, tapi Btw tadi waktu jam istirahat lo ngapain adu mulut sama Abangnya Luna? gue tau sih lo hobby ceplas ceplos tapi ya gak Tuan Muda Seno juga sasaran lu Tai' "
brakk..
"aduhh!"
Gilang terjungkal setelah Nata menendang kursi tempatnya duduk, banyak sekali pasang mata melihat kelakuan konyol mereka
"lu apaan sih nyet!" gerutu Gilang
"calon bini gue lo bilang Tai' muka lu noh mirip sempak fir'aun!" semprot Nata balik
"bjirr.. salah satu kesalahan dunia ya ini, kebucinan seorang Natalio Kaius Dominic! bahkan seekor semut pun harus bilang WOW kalo inimah" cibir Gilang kesal
"gue gak ngapa-ngapain" jawab Jinan
mereka sudah selesai makan, Alana juga sudah kenyang. ini bukan kali pertama mereka di traktir seorang Gilang jadi mereka tidak malu untuk makan sepuasnya, sejak mereka awal masuk sekolah, Nata dan Gilang menjadi circle mereka, walau jarang ngumpul karena Gilang sibuk dengan dunianya dan Alana juga sibuk dengan kerjaan nya, namun mereka cukup dekat.
"thanks ya Lang" celetuk Lana
"Yoi" sahut Gilang mengedipkan mata pada Lana
"gue sih gak percaya lo gak ngapa-ngapain, Nan kita semua tau lo itu kek gimana.. tapi sumpah lo berani banget" lanjut Gilang
"dia ngancem gue, bakalan ngeluarin gue dari sekolah"
Alana, Gilang dan Nata kaget berjamaah mendengar ucapan Jinan, apa yang Jinan lakukan sampai harus di ancam dikeluarkan dari sekolah? Alana baru mencerna semua yang mereka bicarakan, Alana juga baru sadar dengan arah pembicaraan mereka, Jinan adu mulut dengan Seno? di jam istirahat siang tadi? astaga berapa banyak hal yang Alana lewatkan sejak pagi tadi!
"bentar, gue baru nyadar Nan, lo berantem sama Ab.. Tuan muda Seno? tapi kenapa?" tanya Alana kaget
"hah bejir! lo kemana aja sih Lan.. bisa-bisanya lo ketinggalan info!" heran Gilang
"kayaknya emang gue perlu cerita ke kalian sih" Alana menendang pelan kaki Jinan, Alana tidak ingin ada yang tau tentang problem nya. tapi seorang Jinan tidak akan berhenti jika belum mencapai keinginannya
"kita pulang aja yuk, udah sore nih" Alana berusaha menghalangi Jinan, Alana tidak terbayang reaksi mereka jika tau nanti, Alana tidak siap untuk itu
"kalian percaya kan sama gue?" tanya Jinan pada dua orang di depannya
"Nan! sumpah kita harus pulang udah hampir malam ini.. !!" paksa Alana, Gilang dan Nata di buat bingung dengan kepanikan Alana, apa perdebatan Jinan dan Seno ada kaitannya dengan Alana?
"lo kenapa panik sih Lan! lo tau sesuatu? atau apa? ada masalah apa sih sama majikan lo?" tanya Gilang penasaran
"Alana bukan pembantu mereka" celetuk Jinan
"hah???!" serempak Gilang dan Nata
"kalian gak nyadar apa? bahkan Lingga juga sama kayak kalian, buta! gak percaya lagi!" ucap Jinan sedikit kesal
"Nan... jangan di bocorin ya?" rengek Alana panik, panik karena jika Ayahnya tau entah musibah mana lagi yang akan Ayahnya berikan
"Alana sama Aluna kembar! dan parahnya lagi Alana gak di anggap sama mereka!" celetuk Jinan tak tahan, ingin sekali Jinan mengatakannya sambil teriak tapi dia sadar, Alana mungkin dalam bahaya jika ada lebih banyak orang yang tau
".. h.. hah?? kem.. gak, gak mungkin! ngawur lo Nan!" Gilang tak percaya, sama sekali tak percaya! rasanya cukup sulit untuk di percaya, Gilang tidak ingin percaya dan ingin menganggap Jinan bercanda tapi wajah serius Jinan dan paniknya Alana seperti tak dapat dia bantah
"kok bisa?" tanya Nata heran dan tak habis fikir
"gak usah percaya, Jinan cuman bercanda kok" celetuk Alana berusaha tertawa
"tawa lo di paksa banget Lan, gue sih gak mau percaya tapi hati kecil gue bilang kalo Jinan gak bohong, lo kok bisa diem aja gak cerita?" tanya Gilang yang mulai serius
"gue udah bilang! Alana itu gak di anggep sama mereka!" jawab Jinan kesal sekaligus marah
"alasannya?" tanya Nata lagi
"gak ada! Jinan bohong! kalian gak harus percaya.. Jinan cuman bercand.. "
"gue gak bercanda! udahlah Nan! mereka gak akan bocorin kok! mereka temen kita dan mereka harus tau! Gue gak tau alasan Lana gak di anggep mereka itu apa tapi yang jelas mereka itu Iblis! gue gak mau cerita disini, kita ke mobil aja" potong Jinan, rasanya Jinan cukup greget karena Alana yang tak ingin speak up
"jadi, lo beneran anak nya si KUNAN RYKER ARDINATA Lan? dan lo anak bungsunya? what?!!! kok lo diem aja di bilang anak pembantu? kok lo gak ngebantah sih?" Gilang benar-benar tak habis fikir, seorang Alana diam di perlakukan seenaknya oleh orang lain? Gilang yang mengenal Alana sebagai preman introvert itu heran mengapa Alana hanya diam selama ini
"gue.. "
"dan bahkan lo diem di perlakuin kayak babu sama Aluna? dia kakak lo kan? kakak kembar lo?" potong Nata juga
Alana diam, tidak tau harus mengatakan apa, part terbenci buat Alana adalah menjelaskan tentang kehidupan nya pada orang lain, karena dia tau dia tidak tau harus memulai dari mana dan apa mereka akan peduli? Alana meresa memendam nya sendiri adalah yang terbaik, tapi kali ini Alana di paksa untuk bicara, Alana bingung harus percaya pada mereka atau tidak, Jinan mungkin bisa di percayanya tapi dua orang itu? entahlah Alana butuh waktu sekarang
"gue tau lo butuh waktu, kita tungguin lo buat ngomong Lan, lo harus inget lo gak sendiri Lan, ada gue!" ucap Alana menggenggam tangan sahabatnya itu
"ada gue juga, jangan lupa" sahut Gilang, iya Alana butuh waktu tidak mungkin mereka memaksanya walau sebelumnya mereka sedikit memaksa untuk Alana menjelaskan
"gue gak akan ninggalin Lo, anggap aja kita saudara lo Lan, lo jangan pernah mendem hal apapun sendiri kita bisa jadi rumah buat lo" Nata ikut menimpali, dari mata Alana Nata tau jika gadis itu menyimpan seribu satu luka, entah apa yang sudah Alana lewati selama ini yang jelas Nata sudah menemukan jawaban dari sendunya tatapan Alana selama ini
"thanks ya, gue belum siap ngomong.. gue harap hal ini cuma kalian yang tau" ucap Alana memaksa untuk tersenyum
"lo gak usah hawatir.. gue dan yang lainnya bisa lo percaya Sayang" celetuk Gilang merangkul Alana
"Lang!!" teriak Jinan mendorong Gilang kebelakang
"kenapa sih Nan?" tanya Gilang heran
"punggung Alana.. luka, jangan sembarangan ngerangkul!!" jawab Jinan pelan, Alana mungkin tidak bilang aduh tapi Jinan tau Alana menahan sakitnya
"hah? luka?" serempak Nata dan Gilang