Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 15
Oliv tidak menyangka jika Keen mengikuti dirinya sampai ke Apotik, padahal Oliv sudah mengatakan agar Keen menunggu saja di dalam mobil. “Tunggu saja di dalam mobil,” ucap Oliv kepada Keen yang sibuk menatap obat-obatan.
Pandangan mata Keen langsung ke arah Oliv. “Tidak aku ingin menemani dirimu, Sayang. Apa tidak boleh?” tanya Keen, ia malah semakin mendekatkan diri pada Oliv.
“Boleh kok boleh,” Oliv tidak mungkin menjawab kalau tidak boleh, bisa bisa Keen curiga nanti. Tapi, bagaimana cara mengatakan kepada penjaga apotik itu kalau Keen tetap di sampingnya.
Tiba-tiba saja ide brilian muncul di benak Oliv, sungguh saja ia bersyukur di keadaan genting begini muncul sebuah ide.
“Kak, lihat tuh.. Sepertinya ada sesuatu di mobil,” ucap Oliv sembari menunjuk kearah mobil.
“Ada apa?” Keen tidak melihat apapun disekitar mobil yang terparkir disana. Tapi, Oliv tetap mengatakan jika dirinya melihat sesuatu disana. “Tunggu disini, aku lihat dulu kearah sana..” Keen melangkah pergi menuju parkiran mobil.
Sungguh senang hati Oliv, ia langsung cepat-cepat menjalankan aksinya. “Mbak, saya beli pil KB sebanyaknya,” pinta Oliv yang diangguki oleh Mbak apotik itu.
Oliv lega sekali bahkan disaat Keen sudah berjalan kembali kearahnya. “Tidak ada apa-apa, sayang. Mungkin kau salah lihat,” ucap Keen yang mana kini menggandeng tangan Oliv erat.
“Ah iya mungkin aku salah lihat, Kak..” Oliv tersenyum manis kepada Keen agar pria itu tidak curiga. Kalau sempat Keen tahu apa yang Oliv beli maka sudah pasti akan marah besar.
“Ini Mbak pil_”
“Ah iya terimakasih, Kak bayar itu!” Oliv mengambil kantong plastik itu dari tangan Mbak Apotik lalu langsung pergi begitu saja meninggalkan Keen.
Keen tidak curiga sama sekali, ia membayar lalu menyusul Oliv yang masuk kedalam mobil. Tidak ada kejanggalan dihati Keen, ia terlihat santai dan percaya saja dengan semua yang dikatakan Oliv.
Didalam mobil Keen memasangkan seatbelt di bangku Oliv sambil sesekali mencium pipi chubby itu. “Wangi banget si..” Keen gemas sekali dengan Oliv yang memiliki aroma khusus itu.
Oliv hanya pasrah saja dengan semua hal yang dilakukan Keen padanya, toh kalau menghindar tidak akan bisa. Bahkan dirinya sekarang sudah selayaknya boneka yang terus dicium dan dipeluk Keen. Sambil mengemudi Keen terus mengecup tangan Oliv berulang-ulang kali.
“Kenapa si.. Suka banget berbuat sesukanya,” gumam Oliv didalam hati sambil melirik Keen yang tengah fokus menyetir.
•
Karena sudah tidak tinggal di Apartemen lagi membuat Oliv suka dengan kamar baru ini. Lebih luas dan terasa menyenangkan, setidaknya ia tidak melihat gedung tinggi terus-menerus. Oliv berbaring diranjang berukuran besar itu, ia terus berguling-guling sambil tertawa karna sangat bahagia hari ini. Bukan karena Keen melainkan karna sudah mendapat..
“Astaga!” Oliv langsung bangkit terduduk diatas ranjang, ia baru teringat jika Pil KB yang dibeli tadi tertinggal didalam mobil.
Oliv bangkit dari tempat tidur, disaat ingin membuka pintu kamar ia dikejutkan dengan Keen yang ternyata juga mau masuk kedalam kamar. “Kau mau kemana, Sayang?” tanya Keen dengan sangat serius.
“Mau… ah iya Vitamin tadi ketinggalan didalam mobil, aku mau_”
“Ini suda aku bawa sekalian tadi, memangnya pil apa si?” tanya Keen yang mana Oliv tidak menjawab apapun. Hanya diam menatap nanar pil yang dipegang Keen itu, bahkan pria itu membaca karna ingin tahu apa khasiat dari vitamin yang kata Oliv sangat penting itu.
“Aku belum pernah melihat Vitamin seperti ini? Aku tanya dokter pribadiku dulu,” Keen mengeluarkan ponsel dari kantong celana.
Oliv kebingungan bahkan tidak tahu harus berkata apa. “Itu vitamin untuk tenaga, Kak. Kalau aku tidak minum itu aku suka lemas karna mungkin Kakak selalu_”
“Pil KB? Jadi ini pil KB, Oliv?” tanya Keen dengan tatapan tajam ke arah Oliv.
Tatapan wanita itu sungguh terkejut, cepat sekali Keen mengetahui itu semua. Susah payah Oliv menyembunyikan nyatanya Keen tetap bisa mengetahuinya.
“Kau sangat tahukan apa yang sangat kuinginkan di pernikahan kita ini?” tanya Keen dengan suara yang lebih menahan amarah.
“Aku melakukan ini_”
“Aku tidak menanyakan kenapa kau meminum ini, Oliv!” bentak Keen membuat tubuh Oliv tersentak kaget bahkan sampai memejamkan mata. “Pasti jawabanmu kalau kau tidak ingin hamil anakku bukan? Hal bodoh seperti itu tidak akan ku pertanyakan!” bentak Keen lagi.
Tangan Oliv mengepal erat. “Kau kira aku tidak mau gila dengan semua hal yang kau lakukan ini? Kau membuatku seakan mau gila, Keen!” sentak Oliv balik.
“Kau menculikku hanya karna aku menghabiskan malam denganmu, tidak masuk akal!” sentak Oliv lagi, kali ini langsung membelakangi Keen.
“Aku selalu memikirkan nasibku sendiri selama ini, hubungan rahasia yang bahkan keluargamu tidak tahu aku. Bagaimana aku bisa mempercayai semua ini hingga mengambil jalan untuk hamil anakmu?” perjelas Oliv lebih terperinci lagi.
Kata-kata Oliv sungguh menyakiti hati Keen. “Pertanyaanku, kenapa kau membohongiku lalu malah tidak ingin hamil anakku? Kenapa?!” Suara Keen lantang menggelegar diseluruh kamar.
“Kau mengiyakan apa keinginan ku tadi bukan? Dengan senyuman manismu kau seolah setuju, Oliv.. Lalu apa semua ini, apa?!” Keen terus menyerang Oliv dengan pertanyaan mematikan dan terdengar menyakitkan sebenarnya.
Posisi Oliv masih membelakangi Keen, wanita itu tetap seperti itu tidak berbalik badan melihat Keen yang menangis. Pria itu tidak ada mengatakan apapun, bertanya atau bahkan mencari tahu hal apa dan apa penyebabnya hanya membuat hati Keen semakin sakit saja.
“Pikirkan kesalahanmu!” ucap Keen yang langsung melangkah pergi meninggalkan Oliv bahkan menutup pintu dengan sangat kencang.
Kepergian Keen membuat Oliv langsung terduduk lemas dilantai, ia memegang dadanya yang berdegup kencang dan hatinya yang seakan teriris. Ntah kenapa semua kata-kata Keen tadi sedikit menyakitkan bagi Oliv, seolah Keen sangat terluka dengan itu semua.
“Bodoamat deh! Dia yang nyulik seharusnya sadar bukan malah menyalahkan aku terus menerus,” ucap Oliv yang langsung bangkit untuk tidur. Memikirkan Keen hanya membuat sakit kepala dan tidak akan menemukan jawaban apapun.
Tapi, pada akhirnya Oliv memang tidak bisa tidur. Ia berposisi berbaring menyamping membayangkan seolah Keen ada di sampingnya. Biasanya pria itu akan berusaha menidurkan Oliv baru nanti akan ikut tidur. Oliv merindukan wajah tampan itu, tapi segera ia tepis agar Keen tidak semena-mena padanya lagi.