"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34. GOLDEN TIKET.
"Betul kata Tania Nyonya, lain kali Nyonya pasti yang keluar sebagai juaranya.Tinggal menunggu
waktu saja kok," Diana memeluk pundak Nadia.
"Iya, Aku tahu tapi, Teden......," Nadia
mengeluarkan sebuah tiket berwarna Gold bertuliskan Anda lolos ke babak berikutnya kepada mereka bertiga.
Seketika itu juga Tania, Dewi dan Diana melompat kegirangan.
"Hore...kita lolos,".
"Sudahi dulu lompat-lompat! yuk, kita cari makan. Tenagaku sudah habis terkuras setelah selesai melalui babak pertama tadi," ajak Nadia
padaketiga sahabatnya.
"Yuk, biar kami bertiga yang meneraktir Nyonya kali ini" sambung Tania dan dianggukkan oleh
Dewi dan Diana.
"Baiklah kalau kalian bertiga memaksa. Ayo kita cari tempat makan di sekitaran sini," Nadia
melangkah keluar dari aula dan masuk kedalam mall diikuti oleh Tania, Dewi dan Diana.
Setelah menemukan restaurant yang mereka anggap cocok, keempatnya pun masuk dan.memilih meja kosong yang paling pojok.
"Nyonya mau makan apa biar saya yang pesan buat Anda!," Dewi yang saat itu sedang melihat buku menu diatas meja.
"Samakan saja dengan pesanan kalian," balas Nadia.
"Baiklah kalau begitu," Diana lalu menulis di secari kertas lalu kemudian memanggil seorang
pelayang yang berdiri tak jauh dari mereka duduk.
"Mba, tolong bawakan kami semua makanan dan minuman yang tertulis di kertas ini ," Diana menyerahkan secarik kertas pada pelayan tersebut.
"Baik Nona, apa masih ada lagi?," tanya pelayan restaurant itu sebelum dia pergi.
"Kami rasa sudah cukup," balas Diana.
"Kalau begitu mohon tunggu sebentar kami akan segera menyediakan sesuai dengan pesanan Anda," ucap pelayan restauran tersebut dan
berbalik meninggalkan mereka.
"Aku permisi ke toilet sebentar ," Nadia bangkit dari tempat duduknya.
"Iya Nyonya tapi jangan lama-lama soalnya babak kedua sebentar lagi akan dimulai," balas Tania.
"Iya cuman sebentar doang kok," Nadia melangkah menuju kearah toilet.
Belum juga beberapa kali dia mengayun langkahnya tiba- tiba dia melihat sosok Rudy dan Yunita dari
kejauhan sedang menyuapi Mawar secara bergantian.
"Mereka benar-benar sudah melupakanku!, tapi biarlah mau tidak mau Aku juga harus melupakan mereka," Nadia melanjutkan langkah
kakinya menuju kearah toilet.
Butuh waktu lima menit saja Nadia berada di kamar kecil itu hingga dia sudah kembali dan duduk
di tempatnya semula.
Tidak berselang lama kedatangan Nadia, Pesanan mereka pun tiba. Mereka berempat.menyatap hidangan mereka tanpa bersuara
hingga akhirnya mereka selesai juga
menghabiskan makanan yang tersaji diatas meja.
Setelah selesai membayar makanan dan minuman yang tadi mereka pesan pada kasir, ke empatnya segera keluar dari dalam restaurant dan kembali ke aula untuk mengikuti
babak berikutnya.
Belum juga mereka memasuki aula tiba-tiba Mawar datang dan menghampiri Nadia.
"Kenapa kamu dan teman-temanmu masih datang kemari. Apa kamu tidak melihat tulisan.yang menempel di pintu Aula. Selain peserta
dan penata riasnya yang lain dilarang masuk kedalam," Mawar yang belum mengetahui kalau Nadia juga lolos ke babak berikutnya.
"Kamu kira, kamu saja yang lolos ke babak selanjutnya. Aku juga lolos dan mendapat nilai.paling tinggi. Tania, keluarkan golden tiket yang
tadi aku berikan padamu biar orang ini bisa melihat dan tidak lagi mengganggu perjalanan kita,".
"Baik Nyonya," Tania membuka tasnya dan.mengeluarkan selembar tiket berwarnah emas dari dalam sana.
"Ini Nyonya," Tania menyerahkan tiket itu pada Nadia.
"Apa kamu sudah melihat ini?.
Aku satu-satunya peserta yang memegang tiket semacam ini bukan?, itu berarti skill aku diatas peserta lain tentunya kamu juga ada diantara mereka," Nadia tersenyum menatap kearah Mawar sambil mengibas-ngibaskan tiket yang ada di tanganya.
Tiba-tiba wajah Mawar memerah bukan karena sedang jatuh cinta tapi lebih tepatnya malu karena Nadia lebih mengunggulinya.
"Tolong menyingkilah dari hadapan kami karena kami mau masuk,"
Seketika Mawar mundur ke kelakang untuk memberi jalan pada Nadia dan kawan-kawanya.
"Ini belum seberapa Mawar!, Akan kutunjukkan kepada kalian bertiga kalau aku bisa memenangkan kompetisi ini. Disini, di kompetisi
ini, Aku akan menghancurkanmu terkebih dulu lalu kemudian melanjutkan dengan kedua orang yang bersamamu tadi," ucap Nadia tepat di dekat ketelinga Mawar dan melanjutkan langkahnya memasuki gedung Aula di ikuti Tania, Dewi, dan Diana.
Sepeninggalan Nadia dan kawan-kawanya muncul Rudy dan Yuni dari arah toilet dan menghampiri Mawar yang masih terdiam di
tempatnya menatapi ke pergian Nadia dan kawan-kawanya.
"Mawar kenapa kamu masih disini!, dan kenapa pula wajamu sesedih ini," Rudy memegangi pundak Mawar.
"Ayah dan Ibu tahu tidak!, barusan Aku bertemu Nadia. Dia memperlihatkan sebuah golden tiket
padaku yang tadi dia dapatkan di babak pertunjukan bakat. Itu artinya dia lanjut kebabak kedua dengan nilai paling tinggi diantara para peserta lain," jawab Mawar menatap Rudy dan
Yunita saling bergantian.
"Nilai Nadia paling tinggi dan satu-satunya peserta yang mendapatkan golden tiket di babak
pertama?. Itu berarti dia bisa mempergunakan tiket itu untuk menyelamatkan dirinya jika
dia sampai tidak lolos di babak kedua. Seperti itu kan peraturan dalam lomba ini Mawar?," tanya
Yunita pada Mawar dengan raut wajah begitu serius.
"Kira-kira seperti itulah peraturan di babak pertama tadi, Peserta yang memiliki nilai paling.tinggi dan berhasil mendapat golden tiket, maka
dia akan mendapat perlakuan istimewa dari para dewan juri, itu artinya Nadia akan melenggang
mulus masuk grand final,".
"Apa?, ini tidak bisa di biarkan. Jika sampai Nadia yang keluar sebagai pemenangnya maka karirmu akan usai sama sampai disini. Semua
periklanan akan meliriknya dan kamu tidak akan mendapat apa-apa lagi. Mas, jangan hanya diam saja, Tolong lakukan sesuatu agar Mawar yang
keluar menjadi pemenangnya," Yunita
memegang lengan Rudy.
"Tenanglah semua sudah diatur, cepat kita masuk karena sebentar lagi babak kedua akan segera di mulai," Rudy melangkah menuju ke
gedung aula dengan raut wajah biasa-biasa saja seolah-olah tanpa beban sama sekali.
Melihat hal itu, Seketika senyum Mawar dan Yunita mengembang. Semua beban yang menyelimuti hati mereka berdua hilang begitu
saja. Mereka berdua yakin kalau Rudy sudah merencanakan sesuatu.
TERUS DUKUNG CEEITA INI DENGAN CARA LIKE, COMENT DAN VOTE. TERIMA KASIH.