Selena diusir dari rumah karena dia lebih memilih menjadi penulis novel online daripada mengurus perusahaan keluarganya. Kedua orang tuanya tidak setuju dia menulis novel karena hampir seluruh novel yang dia tulis adalah novel dewasa.
Dia kira hidupnya akan tenang setelah menyewa apartemen sendiri tapi ternyata tidak. Dia justru diganggu oleh komentar negatif secara terus menerus. Merasa jengkel, Selena melacak keberadaan pemilik komentar negatif itu dan ternyata berada di sebuah perusahaan film.
Selena berpura-pura menjadi cleaning service dan bekerja di perusahaan itu. Dia curiga pada Regan, CEO di perusahaan itu. Berniat mengganggu Regan tapi dia justru yang merasa kesal dengan tingkah Regan yang sangat menyebalkan.
Apakah memang Regan yang menulis komentar negatif di novel Selena?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Setelah Selena keluar dari lift di lantai satu, dia berpapasan dengan Adi yang sedang berjalan sambil membawa alat kebersihannya.
"Selena, aku kira kamu tidak masuk," kata Adi sambil menghentikan langkahnya.
"Iya, aku hari ini izin tidak masuk, kebetulan ada keperluan lain sama Pak Regan," kata Selena sambil tersenyum kecil untuk menutupi kondisi yang sebenarnya.
"Sebentar, aku mau bicara sama kamu." Adi meletakkan peralatan kebersihannya di belakang.
Selena hanya mengangkat bahunya lalu duduk di kursi taman belakang. "Apa yang akan dibicarakan Adi?" Selena melipat kedua tangannya sambil menunggu Adi.
Beberapa saat kemudian, Adi berjalan mendekat dan duduk di sampingnya. "Aku tadi lihat Ivan buang sesuatu. Gerak-geriknya mencurigakan. Setelah aku buka ternyata tikus mati dengan mengenaskan. Apa terjadi sesuatu?"
Selena menautkan alisnya. Dugaan pertama pelakunya adalah Ivan tapi kini dia menjadi curiga juga dengan Adi karena sejak awal, Adi langsung mendekatinya. "Aku tidak tahu apa-apa. Mungkin ada tikus di perusahaan ini. Wah, ternyata bukan hanya tikus berdasi tapi juga tikus beneran."
Adi tersenyum mendengar perkataan Selena. "Sepertinya Pak Regan menaruh perhatian sama kamu."
Selena tertawa dan memukul lengan Adi. "Tidak mungkin. Aku hanya cleaning service, sangat tidak mungkin Pak Regan menaruh perhatian padaku. Yang kamu anggap perhatian itu, pasti Pak Regan sedang mencari cara membuatku terkena masalah. Dia si duda yang sangat menyebalkan." Kemudian Selena berdiri karena sepertinya Adi sedang mencari informasi darinya.
Adi tersenyum mendengar perkataan Selena. "Selena, kamu ada acara minggu ini?"
Selena menggeleng cepat. "Aku ada kerja sampingan." Selena berjalan meninggalkan Adi tanpa peduli lagi dengan perkataannya. Dia kini menaiki motornya dan memakai helm. "Aku tidak tahu apa niat Adi. Apa dia baik? Atau ada maunya?"
Kemudian dia melajukan motornya menuju jalan raya dan pulang ke apartemen.
...***...
Selena duduk di lantai sambil menatap layar laptopnya. Hari itu dia full menulis setelah pulang dari perusahaan. Sudah tidak ada komentar hujatan lagi, tapi Selena merasa si peneror itu sedang menyusun sebuah rencana.
"Entah apa yang direncanakannya, aku harus waspada." Satu tangan Selena mengambil makanan ringan yang ada di sebelahnya. Beberapa bungkus plastik sudah berserakan di lantai dan belum sempat dia bersihkan.
"Tiga jam lagi si duda udah jemput." Selena meregangkan otot-ototnya karena sudah terlalu lama duduk. Dia melihat ruangannya yang berantakan, rasanya malas sekali untuk membersihkan.
"Kalau kayak gini jadi kangen rumah. Biasanya tinggal suruh bibi saja." Selena membuka botol minumannya lalu meneguknya. Dia kembali fokus dengan ketikannya tapi bunyi bel pintunya membuyarkan fokusnya.
"Siapa yang datang?" Selena berdiri dan mengintip terlebih dahulu siapa yang datang. "Lah, si duda. Ini kan masih kurang tiga jam. Ngapain di buru-buru ke sini."
Selena masih saja berdiri di belakang pintu hingga belnya berbunyi lagi. Akhirnya Selena membuka pintu itu. Dia hanya membukanya setengah dan memperlihatkan dirinya saja. "Masih satu jam lagi, kenapa sudah datang?"
"Untuk memastikan kamu tidak tidur. Sekalian aku antar outfit kamu. Kamu siap-siap sendiri saja." Regan penasaran kenapa Selena menahan pintunya. Dia mendorongnya hingga pintu itu terbuka lalu dia masuk ke dalam unit apartemen Selena dan meletakkan dua paper bag besar yang dia bawa di sofa
"Pak Regan kenapa masuk?."
Namun Regan tak menggubris perkataan Selena. Dia tetap masuk dan melihat ruangan Selena yang berantakan. "Berantakan sekali. Kamu tidak pernah bersih-bersih."
"Tidak sempat." Selena kembali duduk di tempatnya dan melanjutkan menulis. "Aku mau lanjut mengetik, jangan ganggu."
Regan menghela napas panjang. Dia mengambil plastik sampah lalu memasukkan sampah yang bercecer. "Gimana dapat ide kalau jorok kayak gini."
Selena hanya memutar bola matanya sambil mencibir. "Dih, dasar om-om bawel," gumam Selena. Dia tidak peduli dengan apa yang dilakukan Regan. Dia fokus dengan layar laptopnya.
Regan membersihkan seluruh sampah, menyapu, dan mengepelnya. Dari ruang tamu sampai dapur semua dia bersihkan. "Kamu tidak punya makanan?" teriak Regan dari dapur.
Selena menghela napas panjang. "Mau apalagi si duda ini." Dia mengalihkan pandangannya dari layar laptop dan melihat ruangannya sudah bersih dan rapi.
"Kamu tidak ada bahan makanan di kulkas?" tanya Regan lagi.
"Ada telur, roti, sosis, susu. Bahan apalagi? Aku gak pernah masak. Kalau mau makan tinggal order, gak perlu repot." Selena kembali menatap layar laptopnya. Dia tidak peduli dengan apa yang dilakukan Regan. Sebenarnya dia juga masih tidak mengerti mengapa Regan tiba-tiba baik sekali padanya. Apa ada maunya?
Seketika jemari itu berhenti mengetik saat teringat sesuatu. Balas e-mail tim produksi dan segera selesaikan cerita kamu.
Mengingat hal itu, Selena berdiri dan berjalan cepat menuju dapur. "Apa maksud Pak Regan melakukan ini semua?" tanya Selena sambil duduk di dekat Regan yang sedang mengiris sosis.
"Aku hanya risih saja melihat ruangan yang berantakan. Aku buatin makanan untuk kamu agar kamu tidak kelaparan." Regan meletakkan teflon di atas kompor lalu menghidupkan api itu. Dia mengolesnya dengan margarin terlebih dahulu, setelah panas, dia masukkan potongan sosis lalu telur yang telah dikocok.
"Aku tahu, pasti Pak Regan ingin aku segera menerima tawaran kerjasama itu kan makanya baik begini."
Regan hanya tersenyum santai. Dia mengambil roti dan menumpuknya di atas telur yang telah bercampur sosis. "Iya, agar kamu cepat selesaikan sinopsis yang diminta."
"Cerita aku panjang sampai beberapa season."
"Tidak apa-apa. Kamu kirim saja sinopsis season satu dulu." Regan mengambil piring lalu meletakkan roti sandwich isi telur itu dan dia dekatkan di depan Selena. "Lain kali, kamu beli sayuran. Tidak bagus makan mie instant terus."
"Aku gak bisa masak. Lagian, aku sendirian, percuma juga masak." Selena mengambil roti sandwich itu dan menggigitnya. Ya, lumayan juga rasanya.
"Oke. Aku mengerti." Regan mengambil dua gelas lalu dia menuang susu dan dia letakkan di dekat Selena. Dia kini ikut duduk dan makan sandwich sederhana buatannya. "Apa peneror itu masih meninggalkan komentar buruk di novel kamu?"
Selena menggelengkan kepalanya. "Sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu. Aku harus waspada karena dia sudah tahu aku di dunia nyata."
"Dia sudah tahu apartemen kamu kan? Bagaimana kalau kamu tinggal di apartemenku saja agar aman."
Selena tertawa cukup keras. Kemudian dia menarik Regan agar berdiri. Dia terus menariknya hingga pintu keluar. "Jangan ada niat buruk sama aku. Dasar duda mesum!" Selena membuka pintu lalu mendorongnya keluar dengan keras.
Regan hanya menatap pintu yang telah tertutup rapat. "Mesum? Padahal fantasi dia sendiri yang terlalu liar." Kemudian Regan melihat lorong di apartemen itu. Hanya ada satu CCTV di lorong itu dan tidak menyorot ke semua pintu.
"Keamanan di apartemen ini kurang. Sepertinya aku juga harus menyewa satu unit di dekat Selena untuk memastikan keamanannya. Aku punya firasat buruk."
adududu sepeda baru....
waduh....ada yang cemburu....
wkwkwkwkwkwk....
mantap... Selena diperebutkan kakak beradik.... ahay.
gimana ya besok reaksi Selena ketika dia tau.... nggak sabar nungguin besok....