Yasmin Ningrum, gadis cantik berjilbab 22 tahun harus hidup tanpa kasih dari kedua orang tuanya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kini Yasmin tinggal bersama paman dan bibinya yang perhitungan sekali kepadanya.
Bahkan untuk biaya hidupnya Yasmin harus mencari sendiri dengan bekerja sebagai penjaga toko bunga.
Kehidupan Yasmin berubah, saat dirinya di pertemukan dengan sahabat lamanya waktu SMA. namun sayang, sikap sahabat laki-lakinya itu sedikit berbeda dari biasanya.
Namun takdir berkata lain, Yasmin di pertemukan sahabatnya dengan cara yang tidak terduga.
Dirinya digerebek warga saat sedang sama-sama berteduh dari hujan, di sebuah gubuk.
Pada hari itu juga, status Yasmin berubah menjadi istri sahabatnya.
Apakah pernikahan mereka akan bertahan layaknya pasangan yang saling mencintai?
Dan apa penyebab berubahnya sikap sahabatnya itu?
Ikuti kisahnya dalam cerita mereka, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak, like, komentar dan follow. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Yasmin, menghentikan tangisnya dan melerai pelukannya. dia pun menatap lekat wajah alvino, yang sangat dekat dengannya.
"Untuk saat ini, aku tidak bisa menceritakan semuanya, Al. Hati ku selalu takut, jika harus membayangkan masa lalu ku, yang kelam. Namun aku dapat pastikan, jika hal itu tidak benar-benar terjadi." ujar Yasmin, mengungkapkan kesedihannya.
Alvino yang paham akan kondisi Yasmin, saat ini mencoba mengerti. dia tidak akan memaksa Yasmin untuk mengatakan hal, yang akan membuat mentalnya terganggu.
"Aku tidak, akan memaksa mu untuk mengatakan semuanya. Kalau begitu, tidurlah lagi." Alvino menjauhkan diri, dari Yasmin. dia tidak ingin membuat Yasmin, semakin ketakutan.
Yasmin mengangguk pelan, kemudian membaringkan kembali tubuhnya yang tidak lagi bergetar.
Malam itu pun, menjadi hari di mana alvino semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, pada Yasmin. dia pun memutuskan, untuk mencari tahu tentang semuanya.
***
Hari ini, Yasmin seperti biasa berangkat kerja bersama alvino. namun hari ini dia bekerja sendirian, karena asri akan mengadakan acara lamaran.
"Yas, kamu mau pergi ke acara lamaran mbak asri?" Seorang office boy baru bernama malik, menghampiri Yasmin yang sedang bekerja.
"Kak malik, sedang apa di sini? Bukannya kakak harus, pergi ke toko kemarin." Bukannya menjawab, Yasmin malah balik bertanya. sebab dia heran, ketika melihat malik menghampirinya.
Malik tersenyum malu. "Enggak apa-apa kali, Yas. Aku hanya mau tanya saja, sekalian lewat." ujarnya menjelaskan.
Yasmin menggelengkan kepala, melihat sikap malik. dia pun memilih melanjutkan pekerjaannya tanpa memberikan jawaban pada malik.
"Yas, serius deh. Kamu mau, ke rumah mbak asri enggak? Kalau kamu mau ke sana, kita perginya sama-sama. Bagaimana?" Malik tidak menyerah mengajak bicara Yasmin, yang terlihat acuh. bagaimana pun caranya, malik ingin pergi ber sama-sama dengan Yasmin.
Sebelum Yasmin menjawab, tiba-tiba saja terdengar suara seseorang dari arah belakang mereka. malik melihat ke arah suara, seketika dia membulatkan mata saat ternyata alvino sedang menatap tajam ke arahnya.
"Tu-tuan Alvino!" pekik malik terkejut.
"Kamu sedang apa di sini? Ini waktunya kerja!" Alvino menatap tajam malik, yang terlihat ketakutan.
"Saya mau pergi ke toko, tuan. Kalau begitu, saya permisi dulu!" Malik segera pergi dari sana, sebelum dia mendapatkan masalah. sebab yang dia tahu, jika Alvino merupakan atasan yang terkenal sadis.
Yasmin tersenyum tipis, melihat malik yang sangat ketakutan. dia pun tetap melanjutkan pekerjaannya, tanpa memperdulikan kehadiran Alvino di sana.
"Apa yang sedang dia lakukan, di sini?" Alvino menatap kepergian malik, yang sudah menjauh.
"Dia hanya mengajak ku pergi, ke acara lamaran kak asri. Tapi aku belum memberikannya, jawaban." jawab Yasmin jujur.
"Tidak boleh! Kamu tidak boleh pergi ke sana, bersama dia! Kecuali...?" Alvino menggantungkan ucapannya, yang membuat Yasmin penasaran.
"Kecuali apa, Al?" tanya Yasmin, membalikkan tubuhnya menghadap alvino.
Alvino melirik sekilas, pada Yasmin. "Kecuali, kamu pergi bersama ku. Ingat, di kota kamu tidak bisa percaya pada orang begitu saja. Jadi kalau mau pergi, aku akan mengantar, mu." jawabnya tegas.
Yasmin tersenyum tipis, mendengar jawaban dari alvino. dia senang, karena dapat pergi ke acaranya asri dengan suaminya sendiri.
"Baiklah Al, aku akan datang ke acara kak asri, itu pun jika kamu mau pergi bersama, ku. Dan aku tidak akan memaksa, jika memang kamu tidak mengizinkan, ku." ujar Yasmin lembut, membuat alvino merasa senang. sebab Yasmin sangat menghormatinya, sebagai suaminya.
Tanpa menjawab lagi, alvino pun pergi dari sana. hal itu pun membuat Yasmin tersenyum sendiri, saat melihat alvino sedikit salah tingkah.
Sore hari , semua karyawan bersiap untuk pulang. begitu pun dengan Yasmin, yang terlihat sedang menunggu alvino di parkiran kantor.
"Yas, kamu sedang menunggu siapa? Aku antar kamu pulang, ya?" Malik yang sudah naik motor, menghampiri Yasmin dan mengajaknya pulang bersama.
Yasmin menggeleng pelan. "Tidak, terima kasih, kak malik. Aku, sedang menunggu teman ku." jawabnya menolak, secara halus.
"Memangnya, teman kamu sudah otw ke sini? Bagaimana, kalau dia tidak jadi menjemput, mu?" Malik berusaha meyakinkan Yasmin, agar mau pulang bersamanya. dia sangat ingin, melakukan pendekatan pada Yasmin yang selalu saja menghindarinya.
Yasmin tersenyum tipis, melihat sikap malik seperti itu. "Dia sebentar lagi ke sini, kak malik. Jadi, silahkan duluan saja."
Malik menghela nafas kasar, ajakannya pada Yasmin kali ini di tolak lagi. namun dia penasaran, dengan teman Yasmin. malik pun memutuskan, untuk menemani Yasmin sampai temannya itu benar-benar menjemputnya.
"Teman kamu, cewek atau cowok?" tanya malik, basa-basi.
Yasmin mengernyitkan dahi, melihat malik yang sangat ingin tahu tentang temannya. andai saja malik tahu, yang di maksud teman Yasmin adalah alvino.
"Dia...?" Yasmin menghentikan ucapannya, saat melihat alvino sedang berdiri di belakang malik. dia pun menatap tajam Yasmin, yang terlihat sedang berbincang dengan malik.
"Sedang apa, kalian di sini? Kenapa, kalian belum pulang?" tanya alvino dengan, memasang wajah datarnya.
Malik yang tersentak pun, langsung membalikkan badannya. Lagi-lagi dia terlihat ketakutan, saat alvino menatapnya tajam.
"Sa-saya mau pulang, tuan. Saya sedang menemani Yasmin, yang sedang menunggu temannya. Tadi saya sudah mengajaknya, untuk pulang bersama. Tapi Yasmin bilang, kalau dia sedang menunggu temannya. Jadi saya ingin memastikan, jika teman Yasmin benar-benar menjemputnya." jawab malik, menjelaskan dengan sedikit takut.
"Kamu bisa pergi sekarang. Biar Yasmin, pulang bersama saya!"
Malik terdiam tidak percaya, saat alvino bilang akan pulang bersama Yasmin. dia pun beralih menatap Yasmin, yang hanya terdiam.
"Kamu mau pulang bersama tuan alvino, atau menunggu teman mu datang, yas?" tanya malik meyakinkan.
Yasmin melihat sekilas, pada alvino yang menatapnya tajam. dia tahu, jika sekarang alvino sedang kesal karena melihat dirinya bersama malik. meskipun mereka tidak melakukan apapun, namun tetap saja alvino akan salah paham dengan melihat interaksi, dirinya dan malik.
"Sebaiknya, kamu pulang duluan saja, kak malik. Jika teman ku tidak datang, maka aku akan pulang bersama tuan alvino."
Malik yang kurang setuju pun, hanya mampu menghela nafas. dia berpikir, jika Yasmin malu pulang bersamanya yang hanya menggunakan motor.
"Ya sudah, kalau begitu aku pulang duluan. Hati-hati ya. Hubungi aku, jika ada yang berani macam-macam." Malik sekilas menatap ke arah alvino, yang menatapnya tajam. dia kesal, karena Yasmin memilih alvino di banding dirinya.
Malik pun segera pergi dari sana. meninggalkan Yasmin dan alvino, yang sama-sama terdiam.
"Siapa, teman yang kamu maksud?" tanya alvino dingin.
Yasmin tersenyum kikuk, mendengar pertanyaan alvino. kini dia pun harus siap menerima omelan, dari suaminya tentang hal ini.
"Maafkan aku, Al. Tadi kak malik, memaksa ku untuk pulang bersamanya. Dan aku terpaksa, beralasan sedang menunggu teman. Sekali lagi maafkan aku, ya?" ucap Yasmin, tersenyum tulus memohon.
Alvino memalingkan wajahnya, saat merasa gemas melihat ekspresi wajah Yasmin yang kelihatan imut. dia tidak menjawab ucapan Yasmin, dan memilih langsung masuk ke dalam mobilnya.
Yasmin yang sudah tahu pun, ikut masuk ke dalam mobil. dia harus berusaha meyakinkan alvino, jika dia dan malik tidak memiliki hubungan apapun.
***
Malam harinya...
Yasmin yang terlihat sudah siap, dengan memakai gaun syar'i berwarna hitam. dia terlihat cantik natural meskipun, tanpa polesan make up yang tebal. dia berangkat ke acara lamaran asri, bersama alvino.
Sesampainya di rumah asri, mereka pun langsung turun dari mobil. Yasmin terlihat ragu, untuk masuk ke dalam mobil.
"Yasmin." Terdengar suara seseorang, memanggil namanya. Yasmin pun menoleh ke arah suara.
"Arkana." sahutnya terkejut.